Jemari Evan mengelus punggung telanjangku lembut, kami berdua masih dalam keadaan tanpa busana berada di dalam kamar hotel. Kepuasan yang aku capai tadi benar - benar luar biasa. Aku memainkan jemariku di dada Evan dan hanyut dalam pikiranku.
Hingga suara geraman Evan terdengar di telingaku, napasnya juga semakin berat, elusan tangan di punggungku berhenti. Aku berhenti memainkan jemariku dan mendongak menatap Evan.
Matanya terpejam, aku mengecup cepat bibirnya membuat kelopak matanya langsung terbuka lebar, aku terkekeh. Evan tanpa bicara langsung menahan kepalaku dengan lengannya yang di gunakan untuk merebahkan kepalaku. Dia mengecup bibirku beberapa kali sebelum melumat lembut, kami berdua saling memagut hingga aku menarik wajahku mengambil napas.
"Aku masih menginginkanmu"Kedua mata Evan melebar, mungkin karena aku belum pernah meminta sebelumnya. Sejak sadar dari koma secara pribadi aku merasa lebih agresif dari biasanya.
"Kamu baru sadar dari koma Angel, aku takut tubuh kamu masih belum sanggup menerima"
Aku kembali terkekeh dan menaikkan kedua bahuku "Entahlah, aku merasa sangat merindukanmu, dan rasa rindu ini membuatku ingin terus berada dekat denganmu. Perasaan ini seperti menemukanmu kembali setelah bertahun - tahun tidak bertemu"
Evan mengecup keningku "Apa yang menemani dunia bawah sadarmu selama terbaring koma?"
Aku menaikkan kedua bahuku "Aku seperti menonton sebuah film. Tapi di dalam film itu, aku yang menjadi pemeran utamanya."
Evan mengelus pipiku dan menyampirkan rambutku ke belakang telinga "Kamu masih ingat? Ingin menceritakannya?"
Aku menatap Evan lama kemudian mengangguk "Yang paling aku ingat adalah saat aku berada di jembatan bekerja sebagai penjual barang antik. Aku pernah mencari uang dengan cara itu saat Mama dan Papa meninggalkan aku sendiri. Di sana aku ingat ada seorang lelaki yang ingin bunuh diri tapi aku selalu mengganggunya membuat dia kewalahan dan tidak kembali lagi" tanpa sadar senyumanku mengembang membayangkan kejadian itu.
Aku menatap ke langit - langit kamar berpikir keras mencoba mengingat mimpi yang lainnya "Setelah itu aku ingat pernah menumpahkan kopi pada seorang lelaki tua saat ada dua orang lelaki yang membicarakan kerja sama. Alhasil karena insiden itu aku di pecat, tapi lelaki yang satu lagi memanggilku dan malah berterima kasih karena menyelamatkannya dari penipuan"
Aku kembali menatap Evan "Yang anehnya adalah setiap kali aku mengingat dua sosok itu aku membayangkan kamu, tatapan mata mereka sama sepertimu bahkan manik matanya. Kemudian aku juga bermimpi saat kamu melamarku, pernikahan kita yang hanya di hadiri Queen, Love dan Maya. Setelah terbangun aku merasa teramat merindukanmu. Aneh bukan?"
Evan termangu, aku melambaikan tanganku ke wajah Evan mengembalikan fokusnya dan berhasil. Evan langsung menarikku ke dekapannya, wajahku terbenam di dada bidangnya.
"Kenapa?" suaraku terbenam di dekapan hangatnya.
Dia menggelengkan kepala, bibirnya mengecup puncak kepalaku berkali - kali. Setelah itu dia mengucapkan terima kasih berkali - kali. Aku hanya bisa mengernyit tidak mengerti.
***
Aku berjalan mendahului Evan, tidak sabar bertemu dengan bayi kembarku.
"Cepat Van"Evan mendekatiku dengan santainya "Tadi siapa yang meminta berhenti, sampai tiga jam di hotel?"
Aku menggembungkan pipiku, dia malah menyeringai tanpa dosa. Kemudian menggenggam jemariku dan menuntun langkah kami masuk ke dalam rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Read Your Mind (End)
RomanceSpin-off dari Dengarkan Suaraku versi Indonesia Listen To My Voice versi English Baca dulu cerita Dengarkan Suaraku. Tokoh utama saling berkaitan. Setelah hampir empat tahun Angel King bersembunyi dari suaminya sendiri, Evan Black. Takdir mempertemu...