Aku memejamkan mata menikmati rendaman air hangat sambil mendengar lagu Evanescence. Lima ronde, bayangkan lima. Dasar Evan tidak tahu yang namanya kira - kira, tubuhku rasanya lelah sekali. Setelah dia mencapai kepuasan yang kelima kalinya baru dia melepaskanku.
Itupun karena Jack menelepon mengingatkan rapat di kantor, jika tidak, maka aku tidak tahu lagi nasib tubuhku sekarang, mungkin remuk redam. Aku tertidur setelah pemanasan siang ala suami istri. Hampir tiga jam aku tertidur, setelah bangun aku melepaskan sprei yang ternoda dan membersihkannya, baru kemudian menikmati rendaman air hangat ini. Lumayan, untuk merilekskan kembali otot - otot tubuhku yang di paksa kerja keras tadi.
Perutku tiba - tiba keroncongan, aku baru sadar belum makan siang. Aku menghela napas, mengakhiri acara rendamku. Aku bangun membersihkan diri kemudian bersiap - siap untuk makan.....sore.
***
"Henny?" kepalaku melongok melihat ke dalam dapur mencari Henny, dia adalah pelayan seumuran Bree yang khusus menyiapkan makanan.
"Ya, Angel?" sepertinya Henny sedang sibuk menyiapkan makanan untuk menu besok, dia menghentikan gerakannya dan menoleh memandangku.
Aku melangkah mendekatinya, "Masih ada makanan? Aku lapar"
"Angel tadi siang tidak makan ya? Sebentar ya, saya masakkan sesuatu untukmu" Henny mengambil potongan ayam dan beberapa bahan masakan lain.
"Iya, tadi aku tertidur"aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal sambil tersenyum kaku.
Henny memandangku dan tersenyum. "Iya, saya mengerti. Tidak apa - apa, ini bukan masalah besar. Kamu tunggu saja di ruang makan, setelah siap saya akan antarkan ke meja makan"
Aku menggeleng "Tidak, aku lebih suka di sini dan aku ingin membantu menyiapkan masakan" aku meraih wortel dan pisau sayur.
"Jangan Angel. Nanti saya di marahi Tuan Evander" Henny bermaksud merebut kembali wortel di tanganku tapi aku menjauhkannya.
"Tidak akan. Nanti kalau kamu di marahi, beritahu saya biar saya yang marahi Evan lagi" aku mulai mengupas kulit wortel.
Henny menghela napas pelan dan menggelengkan kepalanya, "Kamu keras kepala seperti anak saya, Angel"
Aku terkekeh,
"Tapi sejak kamu kembali ke kediaman Black, Tuan Evander menjadi lebih ekspresif"
Aku menoleh menatap Henny yang menberi bumbu pada ayam.
"Saat kamu belum ada, Tuan Evander selalu memasang wajah datar. Untuk melihatnya tersenyum rasanya lebih susah daripada memasak Beef Wellington"
Aku menaikkan sebelah alisku sambil terus memotong wortel, "Beef Wellington by Gordon Ramsay? Aku dengar itu salah satu makanan yang paling sulit di masak" Henny mulai memasukkan bahan - bahan ke dalam panci.
"Ya, Tuan Evander hanya tersenyum jika berhadapan dengan klien yang di undang datang. Menurut saya itu hanya senyum bisnis"
Aku tertawa sambil menggelengkan kepalaku, aku menyerahkan potongan wortel yang kupotong dadu.
"Saya bekerja di sini sudah tiga tahun, saya tahu Tuan Evander sudah beristri. Dan istrinya itu sedang bepergian mencari obat, tapi ibu merasa aneh kenapa istrinya pergi sendiri."
Aku terdiam, mengingat kembali masa - masa itu. Aku memandangi Henny yang masih bercerita sambil memasak.
"Awalnya saya mengira dia mengatakan itu, agar menjauhkan Miss Gilbert saja. Tapi setelah kamu datang, saya sadar kenapa dia setia menunggumu" Henny memasukkan bumbu penyedap rasa kemudian mencicipinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Read Your Mind (End)
RomanceSpin-off dari Dengarkan Suaraku versi Indonesia Listen To My Voice versi English Baca dulu cerita Dengarkan Suaraku. Tokoh utama saling berkaitan. Setelah hampir empat tahun Angel King bersembunyi dari suaminya sendiri, Evan Black. Takdir mempertemu...