Chapter 1 : Intro

662 39 20
                                    

- Busan -

Di rumah bercat putih itu seorang wanita tak hentinya bicara, menyuruh ini-itu kepada dua buah hatinya yang bukanlah anak kecil lagi sehingga harus semuanya diatur. Melainkan mereka berdua sudah besar. Menjadi sosok tampan yang digandrungi banyak yeoja.

"Myungie, tolong cepat sedikit. Jika tidak kita akan terlambat pesawat!", pintanya pada sosok namja yang tengah mengepak pakaiannya ke dalam koper.

Yah, namja bernama Kim Myungsoo itu merupakan si bungsu dari keluarga Kim. Memiliki mata tajam bak elang dan berlesung pipit, yang melakukan pekerjaannya saat ini dengan malas-malasan. Lalu, ada si Sulung Kim Sunggyu-Namja bermata segaris ini juga tak kalah tampan, yang saat ini malah asik menonton TV.

Wanita itu beralih masuk ke kamar sebelah. "Gyu-ya, apa yang sedang kamu lakukan? Appa-mu sebentar lagi akan menjemput kita. Cepat berkemas dan bantu adikmu!", cecarnya setengah berteriak sambil membuka koper dan memasukkan beberapa pakaian milik anak pertamanya itu. "Astaga! Jika kalian bersikap seperti ini terus, Eomma bisa cepat tua!", keluhnya kemudian beranjak pergi.

Sunggyu mengulum bibir, menahan tawa yang sudah diujung lidah. Yah, si sulung yang berusia 25 tahun itu bisa menjadi anak berumur 5 tahun jika sudah berada di rumah. Mungkin menghabiskan waktu 4 tahun di negeri orang membuat seorang Kim Sungyyu, seseorang dengan posisi leadership, menjadi anak yang manja di depan sang Eomma. Lagipula, namja yang dijuluki hamster oleh adiknya itu sedang berlibur dari pekerjaannya. Datang 2 hari lalu dari Seoul dan sekarang sudah harus kembali ke Seoul. Hanya saja sekarang ia akan membawa adik beserta Ibunya. Sunggyu adalah seorang Direktur eksekutif muda di sebuah perusahaan milik Appa-nya sendiri-Kim Corp.

Di tempat lain, tampak seorang murid perempuan duduk sendirian di pojok kantin. Bila murid lain asik bergosip atau sekedar bercanda ria, yeoja ini lebih memilih diam dalam dunianya sendiri. Sapaan dari kedua namja tampan yang tengah mendekat ke arahnya pun dihiraukan.

"Aku dengar dia akan pulang. Apakah itu benar?", tanya salah satunya sembari duduk di depan yeoja ber-nametag Soo Hyun tersebut.

Yeoja itu mengernyit. "Dari mana kau tahu??" Akhirnya ia kembali ke dunia nyata.

Namja lainnya mengambil duduk di sebelah kanan Soo Hyun, sontak mengambil perhatian yeoja bermarga Kang tersebut. "Kau tahu, dinding juga mempunyai telinga."

"Jadi itu benar!", namja ber-nametag Lee Sungyeol itu menatap sahabatnya dengan mata melebar, terkejut.

"Apakah Haneul-Hyung yang ditugaskan menjemputnya di bandara nanti?", tanya namja berambut kecokelatan yang bernama Jang Dongwoo.

"Apakah aku boleh ikut?", timpal Sungyeol bersemangat. "Sudah lama sekali aku tidak melihatnya. Kira-kira seperti apa dia sekarang?", tanyanya menerawang.

Soo Hyun tersenyum setengah menatap kedua manik Sungyeol. "Kalau kau bukan pengecut, tanyakan sendiri pada Harabeoji-mu!?", jawabnya menaikkan satu alis, menantang namja bermarga Lee itu.

Dan sebelum Sungyeol bisa membalas, Dongwoo bertanya lebih dulu. "Apakah di rumah utama baik-baik saja?" Sontak mengambil seluruh perhatian Soo Hyun. Suara Dongwoo lebih rendah dari yang dipikirkan Soo Hyun, tapi efeknya seolah Dongwoo mengatakannya menggunakan pengeras suara.

"Wae? Apa terjadi sesuatu??", tanya Sungyeol ikut terkejut. Nada suaranya terdengar serius, berbeda dari sebelumnya. Pertanda bahwa namja itu tidak lagi dalam mode chodding-nya.

"Soo, katakan apa yang sebenarnya terjadi. Demi tuhan! Aku akan pergi ke rumah utama saat ini juga jika kau tidak mau bicara! Aku akan mencakar wajah cantik penyihir itu agar dia tidak berani keluar dari rumah untuk beberapa waktu!!", sungut Sungyeol tak sabar. Dan yah, Sungyeol akan dengan senang hati melakukan ancamannya itu jika Soo Hyun memilih bungkam. Siapapun tahu bahwa Sungyeol memiliki dendam pribadi pada ibu dari sahabatnya itu yang sekaligus menjadi Imo-nya.

"Kami diperintahkan keluar dari rumah utama.", jawabnya enteng seolah itu bukan apa-apa.

Sungyeol mencebik. "Lalu? Biarkan saja dia berusaha. Selama ini dia tidak pernah berhasil. Selama Harabeoji~ "

"Komisaris yang menyuruh kami pergi."

Skakmat!

Baik Sungyeol maupun Dongwoo tidak berkomentar apa-apa. Oh, ayolah. Orang yang dipanggil Soo Hyun dengan sebutan Komisaris ini adalah seorang malaikat. Si penyihir alias Nyonya Nam yang selama ini berusaha mengeluarkan keluarga Soo Hyun dari rumah utama tidak pernah berhasil dikarenakan pak Komisaris tidak mengizinkannya. Lalu, tiba-tiba si pria tua itu mengusir Soo Hyun dan keluarganya? Pasti pria tua itu sudah pikun dengan ucapannya sendiri; "Sampai kapanpun Ketua pelayan Kang dan keluarganya tidak boleh meninggalkan rumah ini!"

Walaupun Soo Hyun adalah anak seorang pelayan, yeoja itu hidup bak Tuan putri. Semua kebutuhannya selalu terpenuhi tanpa harus meminta lebih dulu atau mengemis seperti anak seorang pelayan kebanyakan di luar sana. Hidupnya pun terjamin. Saat Soo Hyun dewasa nanti, sebuah pekerjaan sudah menantinya. Universitas manapun yang ia inginkan akan dengan senang hati menerimanya tanpa harus membayar sepeser pun. Dan dari semua itu, menjadi satu-satunya anggota wanita dalam The Romeo's adalah keberuntungan terindah menurut mereka, tapi merupakan kesialan terbesar bagi Soo Hyun.

"Komisaris bilang dia sudah membelikan kami rumah baru yang tak jauh dari sekolah. Beliau juga mengatakan bahwa sudah saatnya Eomma istirahat dan menghabiskan masa tuanya dengan baik." Soo Hyun mencoba tidak terdengar sedih tapi itu hanya terjadi di dalam kepalanya saja.

"Baguslah.", komentar Dongwoo setelah beberapa menit sunyi, terdengar senang. "Aku takut jika Eommoni lebih lama berada satu atap bersama si penyihir, maka penyihir itu pasti akan kalah sebentar lagi mengingat Komisaris saja tidak bisa menjinakkan Ratu Narnia kita. Kau ingat kan saat Sungyeol berkelahi, Eommoni tidak segan membuat lukanya lebih parah sehingga dia harus dirawat di rumah sakit. Sampai hari ini pun aku masih sering mengalami mimpi buruk karena kejadian itu."

Dongwoo bergidik ngeri. Dan celotehannya yang memang fakta itu mampu membuat Sungyeol dan Soo Hyun tertawa pelan. Bagaimana mereka lupa saat wanita berusia 53 tahun itu men-Smackdown Lee Sungyeol. Itu merupakan pemandangan mengerikan dalam 17 tahun perjalanan hidup mereka bertiga.

Soo Hyun berhenti tertawa dan memandang Sungyeol. "Sebenarnya, kau masih beruntung karena tidak ada tulang yang patah. Dan kau, ", Ia menunjuk Dongwoo. "Persiapkan tubuhmu saat Eomma-ku nanti tahu tentang sejarahmu. Aku tidak menjamin kau masih hidup setelah hari itu.", sambungnya kembali tertawa.

"Yeah. Dan kau orang pertama yang akan kami cari setelah itu.", balas Dongwoo menyeringai. Bukan seringaian mengerikan yang dimiliki para penjahat. Seringaian itu lebih terlihat seperti menggoda.

Sungyeol mengangguk memberi dukungan. Sedangkan Soo Hyun hanya mengedikkan bahu, sama sekali tidak takut dengan ancaman kedua namja tersebut. Yah, walaupun Soo Hyun menganggap kedekatannya dengan 2 namja primadona sekolah ini sebagai kesialan, tapi satu yang pasti, Soo Hyun sangat bersyukur memiliki mereka berdua di sisinya. Dan tambahan, dia yang sudah 6 tahun tidak pulang ke rumah.

***

THAT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang