- 5 Years Later -
"Wonnie, cepat bangun!!" Soo Hyun menggedor pintu atas nama Nam Chaewon itu dengan keras. Ini sudah jam 09.34 tapi gadis itu belum turun juga. Apalagi kamarnya dikunci pula. "NAM CHAEWON, CEPAT BANGUN!!"
Setelahnya Soo Hyun terengah. Menatap kesal pada pintu yang belum juga terbuka tersebut. Kesabarannya sudah habis, ini tidak bisa dibiarkan lagi. Baru akan menggedor lagi, pintu itu terbuka, mnampilkan sosok gadis dengan muka kusut dan rambut acak-acakan, berjalan ogah-ogahan kembali ke atas ranjang sebelum Soo Hyun menariknya dan membawanya ke kamar mandi lalu membasuh wajah lusuh di depannya dengan sedikit kasar.
"Eonnie, dingin!", pekiknya spontan.
Soo Hyun tidak peduli. Semalam gadis itu sendiri yang memberitahu kalau kelasnya dimulai jam 10, yang artinya tinggal 20 menit lagi. 6 menit terbuang sudah hanya untuk menunggu gadis itu mau bangkit dari ranjang kebesarannya. Dan kalau terlambat, Soo Hyun juga yang disalahkan. Tahu begini, Soo Hyun memilih tidak punya adik, atau minimal menumpang tinggal bersama Haneul dan kakak iparnya saja. Atau tinggal sendiri juga tidak masalah.
"Cepat mandi! Waktumu hanya 15 menit sebelum kelas pertamamu dimulai!." cukup sampai di sana. Soo Hyun langsung menutup pintunya keras disusul erangan dari Chaewon.
"Kenapa Eonnie baru memberitahuku?! Sial!!"
"Aku pergi.", balas Soo Hyun.
Soo Hyun pun keluar dari kamar Chaewon, turun ke bawah, menemukan Dongwoo dengan segelas jus dingin. "Kaja!" ia melenggang begitu saja melewati Dongwoo.
Buru-buru, Dongwoo meneguk habis jus orange-nya dan bergegas menyusul Soo Hyun. Sepertinya, calon tunangan Kim Myungsoo itu sedang kesal. Di depan, Soo Hyun sudah duduk manis dalam mobilnya. Dongwoo yang melihatnya meringis dalam hati.
Di dalam mobil, Dongwoo tidak berani bicara. Begitupun Soo Hyun yang hanya diam tanpa sepata kata. Mereka akan kembali ke pameran lagi. Sebenarnya mereka sudah di sana sejak pagi tapi harus pulang sebentar hanya untuk membangunkan Tuan Putri Nam tersebut. Bukan tanpa sebab, Soo Hyun sudah meminta kepala pelayan untuk membangunkan Chaewon satu jam sebelumnya tapi gadis itu tidak ada tanda-tanda akan bangun. Jadi terpaksa Soo Hyun harus turun tangan sendiri dan meninggalkan pameran kekasihnya.
"Kau baik-baik saja, Soo?" akhirnya Dongwoo bertanya, sudah tidak tahan lagi dengan keheningan mereka.
Soo Hyun mengangguk, lalu diam. Tapi 5 detik berikutnya gadis itu meledak, menumpahkan segala kekesalannya kepada Dongwoo yang tidak salah apa-apa, tidak ada sangkut pautnya malah. Menceritakan seberapa kesal dirinya menghadapi Chaewon yang masih kekanakan sementara Ibu gadis itu sibuk bekerja, tentang kesibukan sang kekasih, dan lain sebagainya. Semuanya tumpah ruah menjadi satu dan yang bisa Dongwoo lakukan hanya meringis berulang kali dalam hati. Bahkan Dongwoo hanya bisa diam saja ketika telapak tangan Soo Hyun mengenai kepalanya, memukul dashbor dan benda di sekitarnya. Andaikan Dongwoo lupa ingatan, Ia yakin saat ini Soo Hyun pasti sudah terjengkang ke aspal. Sabar.
Lagi. Ini bukan pertama kali bagi Dongwoo. Namja itu, walaupun selalu meringis melihat luapan emosi Soo Hyun, Dongwoo tetap tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima. Selain karena Soo Hyun perempuan, gadis ini pulalah yang menjadi tempat pulang Dongwoo setelah kepergian Woohyun. Hari-hari setelah kepergian Woohyun sangatlah kacau. Chaewon ditemukan depresi, Joo Won meninggal, Saham SG menurun, Nyonya Kang sakit, intinya tidak ada kata baik-baik saja.
Nyonya Kang meninggal satu tahun lalu. Soo Hyun sendiri sudah tinggal di rumah utama lagi semenjak Chaewon depresi, menjadi satu dari 3 orang yang mampu Chaewon temui tanpa teriakan histeris.

KAMU SEDANG MEMBACA
THAT TIME
FanfictionWaktu adalah segalanya. Ibarat 2 sisi koin, waktu bisa menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan hati seseorang. Tapi Waktu juga bisa menjadi penyakit yang paling mematikan. Tergantung kepada siapa pemilik waktu tersebut. Bagaikan 2 sisi bilah pedang...