"Akhir pekan ini pulanglah. Okaasan merindukanmu."
"Em, aku mengerti. Akan aku usahakan. Selamat malam!" Woohyun mengakhiri panggilannya. Menaruh benda pipih itu ke atas nakas samping tempat tidurnya dan mematikan lampu.
Waktu masih menunjukkan pukul 09.13 menit dan Woohyun sudah bersiap untuk menyelam ke alam mimpi. Hari ini tenaganya terkuras habis hanya untuk bermain sepak bola sampai matahari terbenam. Beruntunglah Soo Hyun bersama mereka, yeoja itu bertugas mendisiplinkan waktu bagi ketiga sahabatnya. Soo Hyun bagaikan seorang Ibu yang mengurus ketiga anak lelaki nakalnya. Sungguh! Soo Hyun adalah orang pertama yang akan mengomel saat salah satu di antara Woohyun, Sungyeol, atau Dongwoo mengeluh lelah tapi tetap tidak mau berhenti bermain. Soo Hyun juga orang yang paling khawatir saat satu di antara mereka ada yang terluka, misalnya tadi Woohyun yang terjatuh. Soo Hyun pun menjadi yang pertama kali didatangi oleh mereka saat sedang kelelahan karena yeoja itu bertugas menyuplai energi mereka seperti memberi minuman dan menyiapkan handuk.
Seseorang membuka pintu kamar Woohyun. "Oppa, kau sudah tidur?" kepala Chaewon menyembul dari balik pintu.
Woohyun menyalakan lampu kamarnya kembali sambil berujar, "Masuklah."
Chaewon tersenyum lebar menampakkan deretan gigi putihnya. Merasa sedikit bersalah karena mengganggu tidur kakaknya. Selain para pelayan, hanya ada mereka berdua di rumah besar tersebut. Keadaan rumah kembali seperti semula, Nyonya Nam jarang pulang begitupun komisaris. Joo Won bahkan lebih parah karena sudah 2 hari ini pria tersebut tidak kelihatan batang hidungnya.
"Ada apa, Wonnie? Kamu membutuhkan sesuatu?"
Chaewon menggeleng sambil nyengir. "Aku pikir aku akan mati bosan di kamar sendirian. Jadi, "
"Kemarilah.", pintanya seraya menepuk sisi ranjang kosong di sampingnya yang disambut senyuman lebar Chaewon. Yeoja itu langsung naik ke atas kasur.
Kini keduanya duduk berdampingan menyandar pada kepala tempat tidur. Chaewon pun tak sungkan masuk ke dalam selimut yang dipakai Woohyun. "Apakah Oppa sakit? Tidak biasanya jam segini Oppa tidur?"
"Sama sepertimu. Aku pikir akan mati bosan berada di rumah sendirian. Biasanya kamu juga tidak ada di sini?", tanya Woohyun yang memang fakta. Selain Nyonya Nam dan komisaris, Chaewon juga jarang berada di rumah. Remaja perempuan satu ini lebih suka menghabiskan waktunya di luar, terserah ke manapun itu. Chaewon akan lebih memilih tidur di rumah temannya ketimbang di rumah.
Chaewon mengedikkan bahu acuh. "Aku sedang malas keluar. Bagaimana dengan Oppa? Kenapa tidak keluar bersama Sungyeol-Oppa dan Dongwoo-Oppa? Mereka berdua memiliki tempat-tempat terbaik untuk membunuh kesepian!"
Woohyun mengernyit. Dari mana adiknya itu tahu kebiasaan sepupu dan sahabatnya itu yang tidak bisa dikategorikan Baik. Kecuali, "Won-ah, " Chaewon mendongak. "Jangan bilang padaku kau pernah masuk ke dalam Club malam?"
Mata Chaewon membulat bersamaan tubuhnya menjauh. Lalu menggeleng sekuat tenaga "Tidak! Aku tidak pernah masuk ke tempat-tempat seperti itu!"
Woohyun tidak begitu saja percaya. Tatapan intimidasinya masih ia tunjukkan.
Melihat gelagat mencurigakan sang Oppa, Chaewon segera berdiri "Aku akan kembali ke kamar. Aku lupa mengerjakan PR-ku!", dan bergegas pergi sebelum Woohyun bertanya lebih.
"Yaa, Nam Chaewon! Jangan kabur! Aku tahu kau berbohong! Kembali ke sini!" Woohyun bergegas mengejar Chaewon.
Chaewon yang tertangkap basah segera masuk ke dalam kamar dan menguncinya. Sebagai anak yang lahir dari keluarga kaya, Chaewon selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan dengan mudah. Kurangnya perhatian dari orang tua membuat Chaewon diam-diam menjadi gadis yang liar akibat pergaulan bebas. Bersekolah di sekolah internasional yang tidak mewajibkan seragam dan juga bebas memilih kelas semakin memperluas area pertemanan Chaewon, dari yang seumuran hingga yang jauh diatasnya. Mungkin di rumah Chaewon akan bersikap layaknya anak kecil yang manja dan lemah, tapi di luar rumah Chaewon menjelma menjadi gadis nakal. Club malam sudah merupakan rumah kedua bagi Chaewon. Bahkan diusianya yang baru menginjak usia 14 Chaewon sudah mencicipi yang namanya minuman keras dan rokok. Chaewon memang bukan tipe pembuat masalah seperti Woohyun, tapi justru karena itulah tidak ada yang tahu sifat dan sikap Chaewon sebenarnya. Chaewon menggunakan kepolosannya sebagai topeng di depan keluarga dan kolega bisnis serta teman-temannya. Hanya ada segelintir orang yang mengenal baik seorang Nam Chaewon, Tuan putri dari Sky Group.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT TIME
FanficWaktu adalah segalanya. Ibarat 2 sisi koin, waktu bisa menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan hati seseorang. Tapi Waktu juga bisa menjadi penyakit yang paling mematikan. Tergantung kepada siapa pemilik waktu tersebut. Bagaikan 2 sisi bilah pedang...