Hari demi hari berganti. Woohyun baru saja keluar dari Sky High. Niatnya bolos tadi pagi tidak bisa terlaksana dikarenakan Sunggyu yang memaksa mengantarnya. Jadi saat pelajaran berlangsung Woohyun pura-pura pingsan. Dan saat dibawa ke UKS, Ia langsung kabur begitu ada kesempatan. Jadi di sinilah ia berada, satu mobil dengan Yaze.
Yaze tidak pernah kehabisan akal ketika berhadapan dengan para gangster, tapi kenapa otaknya mendadak buntu ketika menghadapi Woohyun?! Entahlah. Bocah satu ini selalu membuat masalah selama beberapa hari terakhir. Woohyun selalu bolos sekolah. Kalau ditanya alasannya, jawabannya pasti "Memang apa yang salah dengan bolos sekolah beberapa hari? Itu hal yang wajar bagi pelajar sepertiku."
Sampai di tempat tujuan, Woohyun langsung masuk ke dalam rumah studio milik Yaze. Di sinilah Woohyun selama bolos sekolah, bermain PS atau hanya sekedar membaca komik sambil tiduran. Dan kalau sudah bosan Woohyun akan jalan-jalan di sekitar rumah, ada sebuah taman kanak-kanak tak jauh dari sana dan Woohyun selalu datang ke sana. Kalau tidak di rumah Yaze, Woohyun akan ikut ke manapun. Ternyata Yaze masih bekerja meski pria itu terlihat sangat santai, mengurus beberapa Bar miliknya yang ada di seoul dan sejenisnya. Meskipun Yaze sudah melarangnya secara keras, tapi Woohyun tidak berkutik. Woohyun terus mengikuti Yaze ke manapun layaknya anak ayam kepada induknya.
Memasukkan kode pintu, Woohyun terkejut saat sudah di dalam rumah ia melihat dua Kakaknya yang lain ada di sana, Ryosuke dan Kyosuke. Yaze yang baru masuk juga tampak terkejut walau hanya sepintas.
"Oniisan di sini, sejak kapan? Aku tidak melihat mobil kalian?!", tanya Yaze. Sedangkan Woohyun berdehem. Yaze tahu, namja itu pasti merasa tidak nyaman ditambah ia ketahuan bolos.
"Jun, tambah satu milkshake strawberry. Kita kedatangan tamu tak terduga." setelah itu menutup panggilan. Ryosuke menatap Yaze, "Mobilku diderek pihak kepolisian. Yuichi sedang mengurusnya di kantor polisi.", jawabnya terlampau datar.
Yaze meringis dalam hati merasa bersalah. Ingatkan Yaze nanti untuk menggusur toko swalayan di samping rumahnya untuk dijadikan lahan parkir pribadi. Jadi klaau sewaktu-waktu saudaranya ingin datang, mereka tidak perlu memarkir kendaraannya dijalanan.
"Kau tidak sekolah?", tanya Ryosuke beralih ke Woohyun yang hendak membuka pintu kamar Yaze. Niat namja itu ingin menghindar terancam gagal.
Woohyun memutar tubuhnya melihat Ryosuke. "Aku mau istirahat. Kepalaku pusing."
"Dasar anak bodoh. Benar-benar alasan yang bodoh!", maki Yaze dalam hati.
Dalam sekali kedipan mata, Ryosuke sudah di depan Woohyun. Mendorong pintu kamar Yaze yang sudah sedikit terbuka bersamaan tubuh Woohyun yang terhempas ke belakang sampai ke tempat tidur.
"Ryo-san, tunggu!" Woohyun meronta. "Aku berbohong. Kepalaku tidak pusing. Aku baik-baik saja. Aku hanya sedang malas sekolah dan tidak ingin Ryo-san menceramahiku." Ia berhenti sejenak sembari mengatur nafas sementara Ryosuke perlahan menarik tubuhnya menjauh. "Karena itulah aku berbohong. Aku sangat baik-baik saja. Sungguh! Hah... Hah.... Hahh...."
Woohyun melirik Ryosuke sekilas. Pria itu tidak berekspresi cemas, malah cenderung terlampau datar untuk ukuran orang yang baru saja dibohongi. "Bangun.", perintahnya.
Woohyun bangun seperti yang diminta, menatap kakaknya dengan pandangan bertanya. Di saat itulah suara Yuichi dan Junsu terdengar. "Di mana Ryo-san?"
Ryosuke berbalik keluar diikuti Woohyun. Di sana, Junsu sudah menggelar 2 kotak pizza berukuran besar dengan toping berbeda. Woohyun yang memang lapar karena sejak pagi belum makan langsung duduk di depan meja, menyantap pizza dengan toping daging yang menggoda selera makannya sejak pertama kali dibuka, mengabaikan kelima kakaknya yang Woohyun yakini sedang membicarakan dirinya lewat isyarat mata. Menyebalkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/174820458-288-k484682.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT TIME
FanfictionWaktu adalah segalanya. Ibarat 2 sisi koin, waktu bisa menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan hati seseorang. Tapi Waktu juga bisa menjadi penyakit yang paling mematikan. Tergantung kepada siapa pemilik waktu tersebut. Bagaikan 2 sisi bilah pedang...