- Nam's House -
Sebuah taksi berhenti di depan gerbang kediaman keluarga Nam. Joo Won keluar diikuti sopir taksi yang membuka bagasi guna mengeluarkan koper. "Terimakasih, Ahjussi.", ucapnya sebelum sang pengemudi masuk dan berlalu pergi.
Joo Won menatap heran rumah di hadapannya yang temaram. Rumah tampak gelap hampir seluruhnya kecuali beranda depan. Joo Won memang sengaja tidak memberitahu Nyonya Nam maupun komisaris perihal kepulangannya, tapi ia sudah mencoba menelepon orang rumah berkali-kali tapi tidak ada yang mengangkat. Memeriksa gerbang, ternyata pagar besi itu tidak terkunci. Sungguh ceroboh. "Di mana semua orang? Apakah tidak ada orang di rumah?", tanyanya lebih kepada dirinya sendiri.
Joo Won menyeret kopernya ke dalam. Waktu menunjukkan pukul 11.13 p.m. Melangkah masuk, Joo Won terkejut karena pintu depan rumah utama juga tidak dikunci. "Yeoboseyo. Ada orang di rumah?", serunya seraya berkeliling rumah. Tapi nihil. Tidak ada siapapun.
Merasa yakin kalau memang tidak ada orang, Joo Won menarik kopernya lagi ke kamarnya yang berada di atas, di sebelah kamar Chaewon. Tapi langkahnya terhenti ketika menemukan pintu kamar Woohyun sedikit terbuka dan lampu tidurnya juga menyala. Memberanikan diri mendorong pintu tersebut, Joo Won terkejut mendapati komisaris Nam di dalam sedang tertidur di atas ranjang Woohyun sembari memeluk sebuah bingkai foto.
Joo Won hendak mengambil bingkai tersebut ketika suara deru mesin mobil tertangkap indera pendengarannya. Kakinya dibawa menuju jendela guna melihat siapa yang datang. Woohyun.
Woohyun keluar bersamaan Yaze. "Sepertinya tidak ada orang di rumah. Kau yakin tidak mau tidur di hotel saja? Atau mungkin ke tempatku?", bujuk Yaze masih berusaha.
"Memang Hyung punya rumah di sini?", tanya Woohyun setengah mengejek.
"Tentu saja!", jawabnya sambil mendaratkan jitakan super pedas pada puncak kepala Woohyun sampai empu berjongkok meringis kesakitan. "Kau pikir aku di sini hanya jadi gelandangan!" Tangan Yaze sudah gatal sejak tadi ingin menjitak kepala adik kurang ajarnya itu. Tapi berhubung ada penggemar fanatik adiknya itu---Mina dan Ryosuke---Yaze tidak berani melakukannya.
Woohyun menggigit bibir bawahnya mati-matian, menahan sumpah serapah yang sudah berada diujung lidah. Mendongak ke atas, Woohyun memberikan mata pedangnya pada sang kakak. Jika tahu begini akhirnya, Woohyun pasti lebih memilih diantar pulang oleh Ryosuke. Karena bersama Yuichi adalah pilihan terburuk.
Dari keempat kakaknya, jika Woohyun disuruh memilih satu di antara mereka maka jawabannya adalah, Tidak ada. Tidak satu pun. Yuichi adalah yang terburuk dibanding yang lain. Pria mempesona itu selalu tahu cara membaca isi pikiran, bukan, tapi isi hati Woohyun. Dan Woohyun sangat amat membenci hal tersebut. Yuichi diberkati kemampuan spesial yang dapat melihat masa lalu atau masa depan. Hal itulah mengapa Yuichi sering kali dimintai bantuan oleh Junsu ketika kasusnya menemui titik buntu. Dan dalam kasus Woohyun, Yuichi bisa menebak dengan tepat isi pikiran Woohyun dan bagaimana perasaannya. Karena itulah Woohyun tidak mau dekat-dekat dengan Yuichi. Woohyun takut ketahuan.
Sementara Junsu Yamanaka, pria itu selalu mencurigai Woohyun dalam setiap hal. Bukan curiga seperti seorang detektif, tapi lebih kepada seorang kakak yang sudah sering, terlampau sering, dibodohi adiknya. Junsu adalah salah satu orang yang paling tidak percaya dengan ucapan Woohyun. Dulu Woohyun kerap berbohong demi bisa keluar dari rumah. Niat aslinya bisa lolos dari penjagaan para bodyguard. Jadi karena itulah Junsu selalu mengikuti Woohyun ke manapun bahkan toilet karena takut Woohyun akan kabur seperti dulu. Jatuhnya malah membuat Woohyun seperti tahanan dan juga risih. Woohyun tidak bisa bergerak bebas bila bersama Junsu. Pria itu terlalu posesif.
Lalu ada Yaze, si berandal dari kampung penipu---sebutannya. Woohyun memang bisa leluasa bila bersama Yaze. Tapi justru keleluasaan itulah yang sering kali membahayakan Woohyun. Jika salah bicara sedikit saja maka sebuah pitakan akan mendarat mulus dikepalanya. Sungguh malang nasibnya. Dan juga, Yaze tidak suka bila Woohyun terlalu sering bersamanya jika di luar rumah. Bukan apa, tapi Karena Yaze takut Woohyun dalam bahaya karena musuhnya ada di mana-mana. Berkecimpung di dunia hitam mengharuskan Yaze selalu waspada.
![](https://img.wattpad.com/cover/174820458-288-k484682.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT TIME
أدب الهواةWaktu adalah segalanya. Ibarat 2 sisi koin, waktu bisa menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan hati seseorang. Tapi Waktu juga bisa menjadi penyakit yang paling mematikan. Tergantung kepada siapa pemilik waktu tersebut. Bagaikan 2 sisi bilah pedang...