Chapter 4 : B'day

350 23 4
                                    

Sungyeol meninggalkan rumahnya yang kosong dengan perasaan aneh. Pagi ini ia terbangun dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ini bukan pertama kalinya Sungyeol sendirian di rumah besar itu, toh sampai kapanpun ia tidak mau meninggalkan rumah besar itu. Seperti kata pepatah, 'rumahku istanaku'. Tapi pagi ini mendadak Sungyeol merasa tidak tenang, ia merasa tidak sendirian di rumah. Memang dia tidak sendirian di sana, masih ada Noh Ahjumma dan Yang Ahjussi. Hanya saja Sungyeol merasa ada orang lain selain mereka. Semacam seseorang hidup bersama; makan, mandi, dan tidur diatap yang sama tapi tidak pernah bertemu dan bukan nyata. Dan meski jika memang ada orang lain, semestinya pekerja rumah Sungyeol pasti memberitahunya bukan!? Lalu, apakah Sungyeol berhalusinasi?

"Ahjumma, apakah ada orang yang datang semalam??", itu Sungyeol yang bertanya. Masih tak yakin dengan instingnya. Namja itu sedang sarapan seorang diri. Orang tua Sungyeol sedang berada di Shanghai dalam beberapa hari mengikuti seminar arsitek seluruh asia. Dan tentu si bungsu Lee tidak ketinggalan.

"Selain pengantar makanan tidak ada, Tuan muda. Apakah anda sedang menunggu seseorang??", Noh Ahjumma bertanya balik. Wanita 40 tahun itu sedang menuangkan air.

Sungyeol menggeleng. "Tidak ada. Aku pikir Dongwoo Hyung kemari semalam. Dia bilang bosan di rumah sendirian.", bohongnya. Lalu terdengar klakson dari luar.

"Tin... Tin... "

"Sepertinya itu Tuan Dongwoo.", sahut Noh Ahjumma.

Sungyeol langsung meneguk gelas yang telah diisi air oleh Noh Ahjumma sebelum bergegas pergi, membiarkan semua kancing seragamnya terbuka seraya mengucap salam perpisahan sementara.

"Pagi.", sapa Dongwoo.

"Kau terlambat, Hyung!", sahutnya kesal.

"Kalau begitu pegangan yang erat. Jangan sampai kau keluar tertiup angin, boy!", Dongwoo menyeringai sekaligus menancap gas. Tidak membiarkan Sungyeol memakai sabuk pengaman.

"JANG DONGWOO, AKU AKAN MEMBUNUHMU!!", teriak namja bermarga Lee itu sambil berpegangan erat pada kait sabuk pengaman. Sementara Dongwoo tampak asik menikmati hal tersebut dibalik kaca mata hitamnya, wajah biru dan mata berair Sungyeol.

Sementara dari lantai 2, tepatnya di kamar Sungyeol, seorang namja mengamati tingkah The Romeo's sambil geleng kepala. Wajahnya amat datar sehingga tidak jelas apakah ia sedang senang atau sebaliknya. "Kapan anak-anak itu akan dewasa?"

Mobil Dongwoo sampai di tempat tinggal Soo Hyun hanya dalam waktu 10 menit. Dan sesuai ucapannya, Sungyeol benar-benar akan membunuh Dongwoo jika tidak lekas melepaskan leher anak tunggal dari calon menteri negara ini. "Kau dinosaurus bodoh! Otak dangkal! Monster tawa! Apa kau ingin membunuhku, hah?!!", sungutnya dengan serentet julukan lawan. Sungyeol bahkan tak perlu repot melepaskan seatbelt untuk meraih leher Dongwoo yang masih terjebak dalam sabuk pengaman dengan Sungyeol di atas Dongwoo.

"Ehem! Ada yang bisa saya bantu, Tuan muda Sungyeol dan Tuan muda Dongwoo?"

Sontak saja kedua namja itu berhenti tanpa repot menoleh untuk mengetahui siapa pemilik suara tegas tersebut. "Eomma, aku berangkat dulu. Ingat kata Dokter, Eomma harus istirahat total. Tidak boleh bekerja!", pamit Soo Hyun yang tak lupa memperingati sang Eomma supaya istirahat.

Yah, wanita yang sedang berdiri di samping Soo Hyun itu adalah wanita yang sama yang menyebabkan Sungyeol berada di rumah sakit dalam waktu tidak sebentar. Yang mereka panggil dengan sebutan Ratu Narnia. Serta satu-satunya wanita yang sanggup menaklukkan The Romeo's. "Arasseo. Tapi, kapan kamu akan meninggalkan kedua namja ini? Eomma tidak bisa tenang jika kamu terus bersama mereka. Carilah teman yang lain.", pesannya menatap prihatin sang putri tunggal lalu ke arah The Romeo's.

THAT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang