Setelah perdebatan yang amat menguras emosi itu reda, Woohyun tertidur dalam pelukan Nyonya Yamanaka sampai malam. Keduanya tidur dalam posisi berpelukan. Tidak ada yang berani membangunkan keduanya hingga pagi menjelang.
Paginya Nyonya Yamanaka terbangun karena pergerakan tak nyaman Woohyun dan juga namja itu meringis dalam tidurnya. Dan ternyata Woohyun demam.
Nyonya Yamanaka menyingkap setengah selimut yang menutupi tubuhnya, berlari cepat membuka pintu dan berteriak memanggil suaminya. Mengagetkan 2 pengawal yang menjaga di depan pintu kamarnya.
"Nyonya, ada apa? Tenanglah!", kata salah satunya.
"Kiyoshi! Di mana kiyoshi?", ulangnya bertanya dengan panik bercampur marah karena orang yang ia cari tak kunjung datang.
Tiba-tiba pintu kamar seberang terbuka, menampilkan sosok Tuan Yamanaka bersama Ryosuke. Kedua pria itu semalam diusir oleh Nyonya Yamanaka. Bahkan hingga detik ini Nyonya Yamanaka masih marah kepada Ryosuke karena sudah membuat Woohyun menangis semalaman.
Kiyoshi menyentak pundak istrinya supaya wanita itu tenang sembari mengucap beberapa kalimat penenang. "Tenanglah, Mina. Katakan pelan-pelan. Ada apa?"
"Routa demam. Cepat panggil Dokter! Putraku demam, Kiyoshi!!", teriaknya diakhir kalimat.
Ryosuke yang mendengar hal itu langsung bergerak maju tapi ditahan oleh Mina. "Jangan sentuh putraku!", ancamnya dengan nada tegas penuh kesungguhan. "Kau yang membuat putraku demam. Jika terjadi sesuatu pada putraku aku akan membunuhmu!" Ia beralih pada suaminya, menarik kerah baju sang pemimpin Klan dengan satu tangan sementara tangan lainnya menahan tangan Ryosuke agar tidak mendekati putranya. "Cepat panggil Dokter, Penjahat! Selamatkan putraku!! SELAMATKAN PUTRAKU!!"
"TENANGLAH, MINA!!", bentak Kiyoshi. Sungguh. Ia tidak pernah bermaksud membentak atau kasar pada istrinya yang tercengang dengan mata berkaca-kaca. "Kau harus tenang, Mina, oke?", ucapnya perlahan, mewanti-wanti bagaimana reaksi Mina selanjutnya— tidak ada. "Kau mau putra kita selamat, 'kan?" Mina mengangguk cepat. "Biarkan Ryosuke memeriksanya. Dia juga adalah dokter, ingat? Semakin cepat Routa mendapat penanganan, maka semakin baik pula bagi putra kita. Routa akan selamat. Ryosuke akan menyelematkan Routa. Jika kita memanggil dokter yang lain itu akan memerlukan waktu."
"Routa membutuhkan dokter secepatnya dan Ryosuke adalah seorang dokter. Ryosuke akan menyelamatkan putra kita." Kiyoshi terus mengulang kalimat tersebut di depan wajah istrinya yang mulai melunak. Secara perlahan. Dan tepat saat tangan Mina melepas tangan Ryosuke, pria itu langsung menyerbu masuk. Sementara Mina berakhir dipelukan suaminya.
"Tenanglah, Mina. Routa akan selamat. Putra kita akan baik-baik saja. Dia akan selamat!"
Saat mendengar kata demam, hal pertama yang ingin dilakukan Ryosuke adalah menerobos masuk ke dalam kamar Okaasan-nya untuk memeriksa keadaan Woohyun. Tapi alih-alih memaksa masuk, Ryosuke pun harus menenangkan Okaasan-nya terlebih dahulu. Jika tidak, maka pasien Ryosuke akan bertambah satu. Ryosuke tidak akan sanggup menangani Mina dan Woohyun sekaligus. Beruntunglah sang Otousan bersedia mengambil alih satu bebannya.
"Bagaimana keadaannya?", tanya Kiyoshi was-was, sambil masih memeluk Mina yang kemudian mendorongnya.
"Bagaimana keadaan putraku? Kau bisa menyembuhkannya kan?! Kau harus menyelamatkan putraku!!" nada suara Mina meninggi drastis.
"Itu bukan serangan.", jawabnya pada Kiyoshi lalu beralih menatap Mina yang terkurung dalam dekapan sang suami. "Okaasan tenanglah. Routa baik-baik saja. Dia hanya demam biasa. Dia akan segera sembuh!", jelasnya lembut. "Aku sudah memberinya suntikan dan dia akan segera sembuh.", imbuhnya disertai tersenyum tulus. Berharap Mina akan memaafkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT TIME
FanfictionWaktu adalah segalanya. Ibarat 2 sisi koin, waktu bisa menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan hati seseorang. Tapi Waktu juga bisa menjadi penyakit yang paling mematikan. Tergantung kepada siapa pemilik waktu tersebut. Bagaikan 2 sisi bilah pedang...