Di Sky High tengah terjadi perkelahian antara Lee Sungyeol dan Kim Myungsoo. Kedua namja pentolan kelas 3-2 itu saling bersitegang di lapangan dengan pakaian olahraga. Kali ini bola yang digunakan adalah bola basket. Sang guru membentuk 2 tim yang mana Sungyeol dan Myungsoo berada ditim yang sama. Entah ada apa dengan semua guru di sekolah ini. Tidak peduli itu apa, setiap ada tugas yang mengharuskan dikerjakan oleh lebih dari satu orang, maka semua guru kompak menjadikan Sungyeol dan Myungsoo satu kelompok dengan alasan satu bangku -alasan yang sebelumnya amat jarang digunakan dan hampir tidak pernah. Tapi semuanya mendadak berubah setelah Myungsoo masuk ke kelas 3-2 sebagai teman sebangku Sungyeol yang notabene anak pemilik sekolah dan kebetulan juga berstatus musuh Sungyeol semenjak Myungsoo menginjakkan kaki di Sky High. Bahkan tak peduli meski Sungyeol dan Myungsoo hampir adu jotos karena saling menyalahkan di lapangan sang guru tetap pada pendirian awalnya, yakni Myungsoo dan Sungyeol ialah satu Team. Dan menggunakan nilai sebagai alasan agar kedua namja itu berhenti bertengkar. Sedangkan para penonton yang didominasi kaum hawa itu hanya bersorak meneriakkan nama jagoan masing-masing sekalipun itu menjadi arena pertandingan tinju.
Kedudukan saat ini 15-8, unggul untuk tim lawan. Sementara sisa 3 pemain di tim A(Sungyeol) hanya berlarian ke sana kemari seperti orang bodoh karena baik Sungyeol maupun Myungsoo hanya fokus pada menambah angka untuk tim mereka atau lebih tepatnya untuk diri mereka sendiri, menunjukkan siapa yang paling banyak mencetak skor. Tidak ada umpan, oper, apalagi kerja sama tim. Yang ada hanyalah Sungyeol harus mencetak angka lebih banyak dari Myungsoo, begitu pun sebaliknya. Sehingga mempermudah lawan tuk merebut bola berkat kerja sama mereka yang kompak.
" Prriiittttttt.......!! "
Pluit telah ditiup, tanda permainan telah usai dengan skor masih sama di satu menit terakhir alias tidak berubah. Membuat Sungyeol yang memegang bola langsung membuang benda bundar tersebut dan menyalak kerah kaos Myungsoo yang berdiri di depannya. Sontak suasana menjadi tegang kembali.
Bugh!
Sedangkan, di rumah kediaman keluarga Lee seorang namja baru keluar dari kamar tepat di sebelah kamar Sungyeol. Dialah Nam Woohyun. Namja yang akan menginjak usia 18 tahun dibulan Februari nanti itu baru saja keluar dari tempat persembunyian pada pertengahan hari. Hanya memakai baju seadanya; celana pendek selutut bermotif bunga (yang bahkan bukan miliknya), namja berhidung prosotan itu menuruni tangga sambil menguap. Dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur, Woohyun menuju dapur tuk mendapatkan segelas air putih. Rumah atas nama keluarga Lee itu nampak sepi, baik Noh-Ahjumma maupun Yang-Ahjussi tidak terlihat di manapun. Selepas membasahi tenggorokannya, Woohyun membuka lemari makanan guna mengisi perutnya yang sudah keroncongan. Tapi seolah keberuntungan enggan menghampirinya, lemari itu kosong, tidak ada apapun kecuali ramen, yang sudah kadaluwarsa. Beralih ke lemari pendingin, Woohyun hanya menemukan telur dan acar, tidak ada yang lain lagi.
"Setelah menjadi gelandangan dan pencuri, apakah aku harus mengemis makanan juga?", tanyanya entah pada siapa seraya mengambil 3 butir telur.
Yah, Woohyun selama ini tinggal di rumah sepupunya tanpa ada satu orang pun yang tahu termasuk pemilik rumah beserta penghuni lainnya. Woohyun sengaja tidak menampakkan diri karena itu terlalu beresiko akan kelangsungan hidupnya di Korea. Karena sebetulnya ia tidak diberi izin tuk pulang oleh sang Eomma. Anggap saja Woohyun ke Korea itu sebagai penyelundup. Memang apalagi sebutan bagi seorang remaja yang kabur dari rumah untuk pergi ke rumah lainnya dan dikejar-kejar oleh polisi serta penjahat? Hidup namja bermarga Nam itu tidak seindah yang dipikirkan oleh orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAT TIME
FanfictionWaktu adalah segalanya. Ibarat 2 sisi koin, waktu bisa menjadi obat mujarab untuk menyembuhkan hati seseorang. Tapi Waktu juga bisa menjadi penyakit yang paling mematikan. Tergantung kepada siapa pemilik waktu tersebut. Bagaikan 2 sisi bilah pedang...