Chapter 12

436 31 32
                                    

Sesuai kesepakatan, sekarang orang yang selama ini dicari komisaris Nam sejak lama telah duduk dihadapannya dengan senyum tipis menawan layaknya bangsawan. Di kursi lainnya, Nyonya Nam tidak berhenti tersenyum menatap putra kandungnya yang telah lama terpisah. Jung Joo Won—namanya— sosok pria tinggi gagah dengan rahang tegas, mata tajam, dan jelas pasti berpendidikan tinggi; seorang mahasiswa jurusan hukum yang kini bekerja sebagai Direktur utama Yang Real Estate, menggantikan sang Ayah yang sudah meninggal dunia beberapa tahun silam. Joo Won nampak manis dengan lesung pipitnya, tapi entah kenapa komisaris Nam tidak terlalu suka melihat senyum pria 28 tahun tersebut.

"Aku sering berpindah-pindah. Aku mudah bosan dengan satu tempat jika terlalu lama. Bisa dibilang aku adalah seorang traveler. Aku suka bepergian ke berbagai negara."

"Lalu di mana kamu tinggal sekarang?", tanya komisaris.

Joo Won melihat Ibunya sambil tersenyum. "Aku tinggal di Sky hotel."

"Dan dia akan segera tinggal dengan Ku di rumah utama!", tambah Nyonya Nam cepat. Ia tersenyum sekali lagi menatap putranya penuh damba.

Joo Won beralih menatap komisaris, "Tentu bila Komisaris tidak keberatan?"

"Tenang saja, Joo-ya. Harabeoji-mu tidak akan keberatan. Benar kan, Abeoji?!", Nyonya Nam tersenyum penuh kemenangan melihat komisaris yang hanya diam.

Komisaris tersenyum masam. "Seperti yang dikatakan ibumu, aku sama sekali tidak keberatan. Tapi, bagaimana dengan Woohyun dan Chaewon? Apakah mereka sudah tahu?"

Nyonya Nam kembali menatap putranya sambil menggenggam tangan putranya, "Ibu akan memberitahu mereka secepatnya. Mereka adalah anak yang baik, mereka pasti menerimamu, Joo-ya.", tuturnya lembut berusaha meyakinkan.

Sedangkan Joo Won hanya mengangguk sambil mengelus tangan Nyonya Nam yang meremas tangannya lembut. Keduanya masih larut menyalurkan rasa satu sama lain melalui tatapan dan genggaman tangan kala Sekretaris Yoon masuk dan berbisik kepada komisaris.

Joo Won melirik dari tempatnya, merasa penasaran dengan apa yang dikatakan sampai raut wajah komisaris Nam berubah drastis.

"Bagaimana keadaannya?", tanya komisaris menginterupsi acara melepas rindu antara anak dan ibu tersebut.

Sekretaris Yoon melirik ke arah Nyonya Nam dan Joo Won sebelum akhirnya menjawab terus terang. "Tuan muda baik-baik saja. Tidak ada yang perlu dicemaskan. Hanya saja Tuan muda Sungyeol bilang bahwa pihak korban bersikeras menuntut Tuan muda Woohyun."

Sontak saja mendengar nama putranya yang lain disebut Nyonya Nam bertanya, "Apa yang terjadi?"

"Woohyun dan Sungyeol berada di kantor polisi.", jawabnya acuh. "Suruh pengacara Byun ke sana sekarang!"

"Biar aku saja?", sahut Joo Won menawarkan diri sembari berdiri dari sofa. Mengambil atensi ketiga orang di sekitarnya. Joo Won tersenyum, "Dia akan menjadi adikku. Aku pikir ini waktu yang tepat untuk memperkenalkan diriku sebagai Hyung-nya!?"

"Ya, Joo Won benar!", timpal Nyonya Nam. "Serahkan saja semuanya pada Joo Won. Dulu Joo Won juga sempat menjadi pengacara. Aku percaya Joo Won bisa menyelesaikan masalah ini. Lagipula Woohyun harus tahu siapa Joo Won sebenarnya. Secepatnya. Bukankah begitu, Abeoji?", tanyanya menuntut jawaban.

Komisaris menatap Joo Won lama sebelum akhirnya mengangguk pasrah. "Pastikan masalah ini tidak akan panjang. Kau bisa pergi sekarang.", titahnya.

Sementara itu, Woohyun, Sungyeol, dan Myungsoo masih bersitegang di dalam kantor polisi. Myungsoo bersikeras memenjarakan Woohyun, sementara Sungyeol yang tidak terlibat dalam perkara ikut diseret Myungsoo karena Sungyeol pernah hampir mencelakainya, begitupun dengan Dongwoo. Hanya saja namja bermarga Jang itu nampak tidak peduli dengan perdebatan Myungsoo dan Sungyeol. Sedangkan Woohyun sendiri tidak mau masuk penjara dan memilih membayar denda. Sunggyu, yang paling dewasa serta waras di antara keempat namja belasan itu masih berbicara dengan pak polisi, memperjelas duduk permasalahannya ditengah adu mulut Myungsoo dan dua teman sekolahnya; Woohyun dan Sungyeol. Sebenarnya Sunggyu juga tidak sampai hati menjebloskan Woohyun ke penjara, tapi namja itu harus diberi pelajaran agar tidak mengemudi ugal-ugalan. Lalu, Soo Hyun menunggu di luar dengan tangan menggenggam ponsel tampak tidak tenang. Sedari tadi kaki dan tangan yeoja itu tidak berhenti bergerak menunggu pertolongan datang.

THAT TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang