27. Arjuna's POV : Dia Menghindar

161 27 9
                                    

7. Dia menghindar

-

Gue udah siapin mental buat minta maaf, malah yang keluar justru hembusan nafas lelah melihat Yuna sejak tadi diam saja. Sejak awal berangkat dan gue jemput dia bareng yang lain dan sejak awal dia udah kelihatan kucel dan nggak ada semangat sama sekali. Ditambah Arin yang ngotot mau duduk di depan samping gue, katanya kalau di belakang entar jadi obat nyamuk Rujin dan Yaya. Jino menepati janjinya buat nggak ikut. Padahal gue harap Jino berubah pikiran dan ngajak Arin kemana gitu biar nggak gangguin gue yang mau minta maaf ke Yuna. Apalagi kali ini kami gagal nonton karena panjangnya antrian. Dan berakhirlah kami di kafe dengan tanpa tujuan jelas.

Papa : jun liburan tiga hari minggu depan ke bogor yuk ke vila papa

Itulah pesan yang Papa kirimkan ditengah-tengah gue sedang bingung harus ngadepin Yuna yang jadi diam itu gimana. Kemudian terlintas dibenak gue sebuah ide cemerlang.

"Eh, minggu depan kan ada waktu libur tiga hari karena para guru harus workshop ke Cibubur, gue pengen ajakin kalian ke bogor," tanya gue pada mereka yang langsung menoleh antusias. Sip, semoga berhasil.

"Wah, ke villa bokap elo, Jun?" tanya Rujin. Gue segera menganguk,"iya."

"Jino ikut nggak?"

Yah dia malah nanyain Jino.

"Pasti ikutlah. Mana betah dia di rumah sendirian," jawab Yaya dengan nada mengejek. Gue manggut-manggut. Emang benar, Jino tipe yang nggak bisa sendirian apalagi kalau tau kita bakal liburan bareng.

"Gue ikut deh. Lagian gue nggak ada kegiatan," kata Arin. Gue manggut-manggut lagi. Makin banyak makin meriah nih. Papa paati juga bakal ngizinin.

"Lo gimana, Na?" tanya Yaya pada Yuna yang masih saja diam.

"Gue nanya mama dulu. Katanya mau ngajak ke rumah nenek. Tau tuh jadi apa nggak," jawabnya. Lah, dia bakal nggak ikut dong?

Dalam hati gue protes pengen maksa dia buat ikut. Tapi, sepertinya dia emang udah marah sama gue dan berencana menghindari gue. Apalah daya manusia bego ini hanya bisa diam tak banyak berceloteh lagi.

Udah pergi ke Bogor bareng papa, Yuna beneran nggak jadi ikut karena mau ke rumah Neneknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah pergi ke Bogor bareng papa, Yuna beneran nggak jadi ikut karena mau ke rumah Neneknya. Tapi, rencana indah itu gagal di depan mata. Papa mendapat pemberitauan kalau villa nya disewa pada tanggal kami kesana. Padahal Papa sudah menyangkal kalau bukan hari ini penyewaannya, tapi ternyata Papa salah. Di lembar penyewaan tertera jelas bahwa besok mulai mereka sewa. Alhasil, kami cuma menginap semalam dan hanya masak mie, karena emang rencana belanja buat bakaran itu besoknya. Eh, malah besoknya kami harus segera pergi. Papa berkali-kali minta maaf karena sudah membuat kami kecewa. Tapi, nggak masalah juga, kita bisa pulang lagi ke Bandung.

Tapi, papa yang merasa nggak enakan itu akhirnya ngajak kami mampir ke rumah nenek gue yang ada di Bogor. Dan elo tau apa yang terjadi? Nenek gue lagi liburan ke Jepang. Anjir, sejak kapan Nenek gue jadi gaul begitu. Gue aja meskipun anak papa, nggak pernah tuh liburan ke Jepang. Paling mentok ke Bali.

Bukan Panah ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang