Love Scenario 6

221 51 1
                                    


Bagaimana jika sebuah perlakuan manis yang ia lakukan berhasil menyentuh hatimu? Kau tentu akan merasa sangat tersentuh dan akan menyimpan apa yang ia lakukan itu di dalam hatimu selama apapun yang kau bisa, bukan?

Ya, itulah yang ingin ia lakukan. Ia ingin melakukan hal-hal manis yang akan membuat gadis itu terus menyimpannya di hatinya. Entah, apa tujuannya ingin terus tinggal di hati gadis itu. Yang jelas, ia ingin melihat sendiri bagaimana tempat itu nantinya akan berdarah karena ulahnya.





...






Sohyun sudah lelah. Gadis itu bahkan tidak tahu sudah berapa wahana yang ia naiki selama ia berkeliling taman hiburan itu dengan Hanbin. Ia juga tidak tahu berapa banyak ia berteriak karena perasaan menggebu yang kembali ia rasakan. Ia juga tidak tahu berapa banyak ia tertawa dan menangis karena terlalu senang dengan apa yang ia lakukan sepanjang hari ini.

Ia tak tahu semuanya.

Tapi yang jelas dan ia tahu pasti, bahwa semua yang ia lakukan hari ini, mengantarkan satu perasaan hangat yang tiba-tiba menyelimuti hatinya. Perasaan ini sudah lama hilang dan ia tahu mengapa pemuda Kim yang sekarang menggenggam tangannya itu bisa menghadirkan perasaan itu dengan mudahnya.

Dan karena dilimpahi dengan perasaan itu, Sohyun sudah lelah. Ya. Dirinya sudah lelah untuk mencari perasaan lain yang nantinya akan menyiksanya lagi. Yang ia inginkan saat ini adalah, tetap diam dalam perasaan itu.

“Kau lelah?”

Sohyun tersentak kecil, lalu mendongak dan menatap Hanbin yang baru saja mengajukan pertanyaan tadi. Keduanya kini tengah berada di depan seorang penjual es krim. Hanbin baru saja memesan sebuah es krim untuknya.

“Ya. Rasanya semua tulang-tulangku mau patah. Tapi, aku tak mau berhenti di sini,” jawabnya dengan senyum merekah—yang sontak membuat Hanbin membalas senyumnya begitu saja.

Penjual es krim itu menyerahkan es krim yang sudah Hanbin bayar—membuat Sohyun menerimanya dengan senang. Keduanya lalu menunduk kecil di depan penjual itu sebelum berbalik dan kembali berjalan dengan tangan yang saling bergandengan.

“Kita harus berhenti,” Hanbin berucap saat Sohyun sudah mulai memakan es krimnya—membuat gadis itu menoleh dan menatapnya dengan tatapan tak paham. “Kau sudah lelah dan aku tak mau kau sakit. Jadi, kita berhenti di sini, ya? Lagi pula, kita sudah mencoba semua wahana yang ada di sini,” lanjutnya kemudian.

Sohyun tiba-tiba menghentikan langkahnya. Tangannya yang menggenggam es krim juga terlihat semakin erat menggenggam benda dingin itu. Beberapa detik kemudian, ia mendongak dan menemukan Hanbin yang juga tengah menatapnya dengan sebelah alis terangkat. Entah dari mana muncul perasaan ini, ia tiba-tiba merasa suhu di sekitarnya naik dengan darahnya yang mengalir dan seperti berkumpul pada kedua pipinya. Dan pada saat itu, semua makin tak karuan ketika pemuda Kim itu dengan tenang menyunggingkan sebuah senyum pada wajah tampannya.

“Kenapa?”

Sohyun mengerjab—lantas mengalihkan tatapannya dari pemuda Kim itu lalu melanjutkan acara makan es krimnya sambil menggeleng kecil, “tidak ada,” jawabnya di tengah acara makan es krimnya.

“Ada yang kau pikirkan?”

Pemuda Kim itu mengajukan pertanyaan lagi, membuat gadis Kim yang bersama dengannya itu sontak saja mendongak dan menatapnya lagi sambil menggeleng cepat.

“Tidak ada, kenapa?”

Hanbin lantas mengukir senyum saat gadis yang sudah kembali berjalan di sampingnya itu kembali menunduk dan menikmati es krimnya. Mereka kemudian berjalan berdampingan dalam diam, hingga salah satu dari mereka akhirnya menghentikan langkah di depan sebuah bangku yang ada di depan wahana komidi putar.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang