Mobil mewah itu sudah terparkir di depan rumah Sohyun sejak sepuluh menit yang lalu. Sedang pemiliknya—tidak lain dan tidak bukan adalah Kim Hanbin—masih berada di dalam sana dan enggan untuk keluar. Pemuda Kim itu masih asyik menatap layar ponsel pintar yang ada di tangannya—entah untuk apa.Matanya hanya terfokus pada benda itu hingga beberapa saat kemudian, sebuah senyum tipis—lebih mirip seringaian yang mengerikan—menghiasi wajah tampannya. Dua detik kemudian, ie mengucapkan sebuah kalimat dalam diam, membuka pintu mobilnya dan....
“KYAAAAAA!!”
Wajah Hanbin berubah panik begitu ia menyadari jika suara teriakan itu adalah milik gadis Kim yang memiliki rumah di hadapannya saat ini. dengan gerakan cepat, pemuda itu lantas menatap ke arah rumah itu dan sepersekian detik kemudian, pintu rumah itu terbuka dan menampilkan sosok Kim Sohyun yang tengah berlari ketakutan dari sana.
Pemuda itu lantas membuat gerakan, berjalan menghampiri gadis itu saat gadis itu akan melaluinya.
“Kau tak apa-apa?”
“Kyaa!”
Tapi, gadis Kim itu masih kaget sehingga ia sempat tersentak kecil saat melihat kehadiran Hanbin di depan wajahnya.
Begitu juga dengan pemuda Kim itu. Ia juga sempat kaget saat Sohyun tiba-tiba berteriak kaget—bercampur ketakutan di depan wajahnya. Namun, ia segera menguasai diri dan mendekat pada gadis itu.
Sohyun terlihat kacau. Tatapannya tak tenang dan ia terus melirik ke sekeliling seperti orang ketakutan—atau lebih tepatnya dia memang ketakutan. Nafasnya juga tak beraturan. Ia bahkan hampir lari lagi jika Hanbin tak menahan kedua pundaknya.
“Kau tak apa-apa?” Sohyun belum menjawab, matanya masih bergerak liar hingga Hanbin harus sedikit memaksa gadis itu untuk menatapnya. Kedua tangannya bahkan sudah menangkup kedua pipi Sohyun dan mengarahkan tatapan gadis itu padanya. “Kim Sohyun?”
Sohyun belum juga menjawab. Entah apa yang terjadi pada gadis itu—yang jelas saat ini ia terlihat seperti orang linglung—membuat Hanbin juga bingung harus melakukan apa pada gadis itu.
“Kau baik-baik saja? Hei, ini aku!”
Sohyun mengerjab sekali, menatap Hanbin dengan tatapan yang perlahan melunak hingga tubuhnya yang tadi sempat bergetar ketakutan perlahan tenang. Raut wajahnya berubah semakin tak karuan, seperti akan menangis—membuat Hanbin dengan perlahan menurunkan tangannya dari pipi gadis itu dan menarik gadis itu ke dekapannya.
“Orang itu datang lagi,” Sohyun mulai mencicit kecil ketika Hanbin dengan perlahan mengelus kepalanya. Air mata sudah menetes dan membasahi wajah cantiknya. “Dia, d-dia mau m-membunuhku.”
Hanbin merunduk kecil, menatap puncak kepala Sohyun dengan tangan yang masih mengelus suarai hitam panjang milik gadis Kim itu. Sebuah senyum kecil lantas menghiasi wajahnya sebelum ia mengatakan sesuatu yang ia pikir cukup untuk menenangkan gadis itu.
“Dia tidak akan membunuhmu!”
Namun Sohyun dengan cepat mendongak. Tatapan tak terima ia layangkan pada pemuda Kim itu—menunjukan jika ia tak setuju dengan apa yang Hanbin katakan. Jelas! Ia yang mengalami hal tak menyenangkan itu. Dan Hanbin tak akan mengerti.
“Tapi dia ada di dalam sana. Aku melihatnya sendiri. Dia, dia mau membunuhku!”
Sohyun masih belum tenang. Apa yang ia katakan itu benar! Ia benar-benar melihat seseorang berusaha masuk ke dalam rumahnya. Itu mengingatkannya pada kejadian yang sama yang sering terjadi dulu. Sejak orang tuanya dan kakaknya meninggalkannya, ia sering dihantui orang itu—yang selalu datang dan mengancam akan membunuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/160973750-288-k933916.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
FanfictionKim Sohyun membenci Kim Hanbin dengan sepenuh hatinya dan dengan segenap hidupnya. Apa yang pemuda itu lakukan padanya, membuat ia kehilangan segalanya dan merasa bahwa kematian adalah hal terbaik baginya. Tapi di sisi lain, ia merasa mati bukanlah...