Love Scenario 15

151 25 5
                                    


Kau mencintai Kim Hanbin?

“Ya. Aku mencintainya.”

Apa kau akan memberikan jawaban yang sama jika pertanyaan itu diajukan pada masa yang akan datang?

“Aku tidak tahu.”

Kenapa?

“Entahlah. Aku hanya benar-benar tidak tahu.”

Bisa kau katakan sesuatu tentang itu?

“Aku tidak yakin, tapi aku bisa melakukannya.”

“Aku serius saat aku mengatakan jika aku benar-benar tidak tahu apa aku akan tetap mencintainya di masa yang akan datang. Kim Hanbin yang bersamaku saat ini sangat berbeda dari pemuda Kim yang beberapa waktu lalu membawaku pada masa paling bahagia dalam hidupku. Aku seperti bersama orang lain yang tidak kukenal. Dia benar-benar terasa asing. Lebih dari kata asing itu, dia menyakitiku.

Ya, dia menyakitiku begitu dalam. Aku bahkan tidak tahu apa arti jantungku yang berdetak kencang saat bersama dengannya. Apa ini cinta atau benci karena hasratku yang besar untuk menghancurkannya juga.

Aku benar-benar tidak tahu.”

Jadi, perasaanmu pada Kim Hanbin bisa saja berubah?

“Sudah kubilang jika aku tidak tahu.”

Lalu, bagaimana dengan Jeon Jungkook?

“Dia sahabatku. Aku menyayanginya dan akan selalu seperti itu.”

Dari semua kesulitan yang kau alami, Jungkook selalu berada di sisimu. Apa dia juga bisa menjadi alasanmu untuk terus bertahan?

“Selama ini aku memang tidak punya alasan lain untuk bertahan selain dia dan ibunya.”

Jika pertanyaan yang sama diajukan di masa yang akan datang, apa jawabanmu akan tetap sama?

“Ya, jawabanku akan tetap sama.”

Jadi, alasanmu untuk tetap bertahan adalah selalu Jeon Jungkook?

“Ya.”

Hanya dia?

“Tentu saja.”

Bahkan, jika kau mencintai Kim Hanbin, alasanmu untuk tetap bertahan adalah Jeon Jungkook?










-love scenario-








“Masih tidak ada?”

Yein yang baru memasuki rumah jadi tersentak kecil begitu mendengar pertanyaan yang datang dari sang kakak. Ia lantas mengerjap beberapa kali sebelum mengangguk kecil sebagai jawaban atas pertanyaan yang baru saja kakaknya ajukan itu.

Sementara itu, di posisinya saat ini, Jaewon terlihat menghembuskan nafasnya. Raut wajahnya tak jauh berbeda dengan raut wajah adiknya saat ini.

Keduanya sama-sama memasang wajah khawatir karena jelas tengah mengkhawatirkan seseorang yang tinggal di rumah super mewah sebelah sana. Sudah tiga hari berlalu dan pemuda itu tak ada di rumahnya sama sekali. Beberapa orang yang bekerja di sana hanya mengatakan jika tuan mereka sedang ada urusan keluar. Hanya saja, yang menjadi sumber kekhawatiran itu adalah pemuda itu sama sekali tak mengatakan apapun pada mereka, apa urusannya, di mana ia mengurus urusan itu dan kapan akan selesai.

“Dia juga masih belum menjawab telponmu?”

Yein menggeleng lagi, “ini membuatku khawatir, oppa. Tidak biasanya dia seperti ini.”

“Kau benar,” Jaewon mengangguk dua kali, menyetujui apa yang adiknya katakan, “tapi, di mana kita bisa menanyakan tentang dirinya.”

Yein tak menjawab. Gadis Jung itu hanya merunduk kecil dengan kaki yang mulai melangkah masuk lebih dalam ke dalam rumah. Biasanya, Hanbin akan datang di jam seperti ini dan menonton keributan yang dibuatnya dengan sang kakak. Hanya saja, ini sudah hari ketiga pemuda Kim itu tak menampakan batang hidungnya. Sudah tiga hari juga Yein pergi ke rumah super mewah di sebelah sana untuk mencarinya. Tapi, hasilnya sama sekali tidak ada. Pemuda Kim itu juga tidak menjawab satu pesan atau panggilan yang Yein atau Jaewon tujukan untuknya. Lalu, setelah tiga hari pemuda itu tak datang ke rumahnya dan menghilang begitu saja, Yein jelas saja merasa khawatir tentang keadaan sahabatnya itu.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang