Koo Junhoe mengulurkan tangannya untuk mendorong sebuah pintu cafe yang tidak jauh dari kawasan rumah Kim Sohyun dan Jeon Jungkook. Pemuda itu lalu melangkah pelan menuju di sudut cafe di mana seseorang sudah menunggunya. Ia mununduk sopan saat sudah tiba di depan orang itu dan baru duduk ketika sudah dipersilahkan.“Maaf membuatmu menunggu, tuan,” pemuda Koo itu berucap lirih, tapi orang di depannya justru merekahkah senyumnya dengan lebar.
“Tidak masalah,” orang itu menjawab dengan santai, “aku sedang bersukacita karena kau bilang ada kabar dari Kim Hanbin. Terlepas dari apakah berita itu baik atau tidak, aku cukup senang saat ada berita dari pemuda itu. Setidaknya, uangku tidak keluar sia-sia untuk membayarmu memata-matai anak-anak bodoh itu.”
Junhoe tidak menjawab. Pemuda itu hanya diam dengan raut wajah datar yang terkesan dingin. Bibirnya juga tidak bergerak untuk membalas senyum merekah yang orang itu tampilkan.
“Jadi?”
Lalu, ketika orang di depannya mengajukan pertanyaan tadi, ia langsung membuka mulut untuk menjawab. Sedikit banyak, ia tak terlalu senang berhadapan dengan orang itu.
“Kemarin Kim Hanbin keluar dari rumahnya.”
“Oh ya? Dia ke mana?”
“Rumah Kim Sohyun,” Junhoe menjawab sama cepatnya dengan pertanyaan yang orang itu berikan, “ia pergi ke sana untuk meminta maaf atas semua yang telah ia lakukan pada Kim Sohyun. Tapi, Kim Sohyun tidak menerimanya. Ia terlihat kaget dan ketakutan saat bertemu dengan Hanbin. Ia bahkan memukul Hanbin dengan pot bunga.”
“Benarkan dia melakukan itu?”
Junhoe mengangguk saja sebegai jawaban, “kemudian Jeon Jungkook datang dan hendak menghajar Hanbin. Tapi, pukulannya meleset dan mengenai Jung Yein—yang sepertinya ke sana untuk mencari Hanbin. Hanbin lalu meracau tidak jelas tentang hidupnya. Ia bilang pada Yein bahwa orang tuanya dibunuh oleh orang tua Sohyun dan adiknya dibunuh oleh kakak Sohyun. Yein lalu menelpon ambulance untuk membawa Hanbin ke rumah sakit sebelum ia sendiri ke rumah sakit dengan mobil Hanbin.”
“Wah, kasihan sekali gadis Jung itu,” orang itu bergumam samar. Ia lalu menangkupkan tangannya di depan wajahnya dan memasang ekspresi seakan ia benar-benar peduli dan merasa iba. Beberapa saat kemudian ia kembali menatap Junhoe, “dia tidak bersalah apa-apa dan tidak seharusnya ikut dalam kisah bodoh ini. Aku merasa sedikit bersalah membuatnya terluka,” orang itu berucap lagi. Kini dengan nada yang terdengar sangat menyebalkan. Tapi Junhoe tetap diam pada posisinya.
“Lalu bagaimana?”
“Kim Hanbin dibawa ke rumah sakit. Ternyata, mentalnya terganggu.”
“Dia gila?” orang itu terlihat kegat dengan apa yang baru saja didengarnya. Tapi, beberapa detik kemudian, ia tertawa senang karena hal itu.
Junhoe sendiri tidak menjawab pertanyaan itu dengan pasti. Ia hanya mengendik sebelum melanjutkan laporannya untuk orang itu, “dia sudah mengalami gangguan itu sejak kematian orang tuanya.”
“Waah, ini lebih mudah dari yang kubayangkan.”
“Sekarang ia masih dirawat di rumah sakit. Dokter akan melihat perkembangannya sebelum memutuskan apa ia perlu direhabilitasi atau tidak.”
Orang itu terlihat mengangguk sambil tersenyum. Tiga detik kemudian, ia kembali menatap Junhoe dengan tatapan penasaran, “lalu bagaimana dengan adikku?”
“Bagaimana?” tapi, Junhoe terlihat bingung dengan pertanyaan yang baru saja orang itu berikan.
“Bagaimana dengan adikku? Bagaimana reaksinya saat tahu siapa yang membunuh orang tua dan adik Hanbin? Lalu, apa adikku tahu jika Hanbin gila?”

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
FanfictionKim Sohyun membenci Kim Hanbin dengan sepenuh hatinya dan dengan segenap hidupnya. Apa yang pemuda itu lakukan padanya, membuat ia kehilangan segalanya dan merasa bahwa kematian adalah hal terbaik baginya. Tapi di sisi lain, ia merasa mati bukanlah...