Love Scenario 16

154 28 4
                                    


“JAEWON OPPA!”

Jung Jaewon mengumpat, hampir saja ia melempar sumber keributan yang baru muncul di ambang pintu dapur dengan gelas yang ada di tangan kanannya. Sementara sumber keributan itu—Jung Yein—sama sekali tidak peduli jika kakaknya mungkin akan terkena serangan jantung karena apa yang baru saja ia lakukan. Karena nyatanya, gadis itu lebih memilih untuk melangkah maju dengan ekspresi khawatir yang menghiasi wajahnya.

“Antar aku ke Daegu sekarang!”

“Apa?”

Sungguh, Jaewon sekarang benar-benar akan melempar adiknya dengan gelas. Setelah keributan yang ia ciptakan tadi, apa lagi yang gadis Jung ini inginkan sekarang?

“Antar aku ke Daegu, oppa,” Yein menjawab dengan cepat, sukses membuat kakaknya berdecak tak senang, “Hanbin sekarang ada di sana. Antar aku ke sana!”

“Kau gila?”

Ya! Dalam otak Jaewon hanya ada satu pertanyaan itu. Apa adiknya sudah gila? Baiklah, ia paham dan bahkan sangat paham jika adiknya memang khawatir dengan pemuda Kim yang sudah menghilang tiga hari itu. Tapi, haruskah dengan pergi ke Daegu juga? Jaewon pikir, sudah cukup Yein tahu jika Hanbin ada di Daegu dan cukup menunggu pemuda Kim itu kembali ke Seoul. Kenapa Yein harus repot-repot menyusul pemuda Kim itu ke Daegu segala?

“Ck, ayolah oppa! Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Kita harus menyusul ke sana juga.”

“Kenapa kita harus melakukan itu? Oppa punya pekerjaan, Jung Yein,” Jaewon berucap cepat—tapi Yein menggeleng ribut sebagai jawabannya, “jika kau benar-benar khawatir, cukup kau telpon dia dan menanyakan kapan dia akan kembali. Selesai.”

“Tidak bisa, oppa! Jeon Jungkook marah besar padaku saat ia menanyakan alamat Hanbin di Daegu. Kau tahu itu artinya apa?”

Jaewon tidak menjawab pertanyaan di ujung ucapan sang adik. Ia hanya diam sambil menatap sang adik yang kini raut wajahnya sudah semakin khawatir. Dan ia juga tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika ia juga khawatir.

“Kim Sohyun ada bersama Hanbin dan sesuatu yang buruk telah terjadi.”









-love scenario-









Brak...

Plak...

“KAU MAU MATI?!”

Gadis itu menggeleng kuat. Sekalipun rasa sakit luar biasa mendera wajahnya, ia tetap menggeleng kuat. Membuat cengkraman pada pipinya semakin kuat dan sakit. Air matanya kembali mengalir dan isakan itu kembali terdengar.

“LALU, APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN?! YANG KEMARIN DAN KEMARIN LAGI, APA MASIH BELUM CUKUP?! KAU MAU AKU MEMBUNUHMU SEKARANG?!”

“IYA!!”

Sudah cukup. Gadis cantik yang keadaannya saat ini sudah luar biasa berantakan itu, sudah tidak tahan lagi. Sudah cukup sepuluh hari ia lalui dengan penyiksaan paling keji dan menjijikan ini. Ia tidak tahu apa kesalahan yang ia lakukan di masa lalu, tapi ia juga tidak mau terus-terusan menerima semua penyiksaan ini tanpa alasan. Jika ia tak diberi kesempatan untuk tahu apa kesalahannya, tidak peduli dengan apa yang telah dan akan terjadi, ia lebih memilih untuk mati saja saat ini.

“Mau mati, heh?”

Pemuda yang mencengkram kuat dagunya itu tersenyum menyeringai. Benar-benar menakutkan dan terlihat seperti monster. Sangat berbeda dengan apa yang ia lihat sepuluh hari yang lalu. Pemuda yang berdiri di depannya saat ini, bukan orang yang ia kenal sepuluh hari yang lalu.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang