Love Scenario 3

371 60 5
                                    


Gadis itu akan tersenyum. Ya, ia akan memastikan jika gadis itu akan tersenyum saat awal memasuki kisah itu.

Tidak peduli dengan luka apa yang nanti akan datang. Yang jelas, ia hanya ingin membuat gadis itu tersenyum.






...






“Dunia itu kejam, kau tahu?”

Hanbin melirik malas gadis cantik berambut coklat terang yang kini berjalan dengannya sambil mengerucutkan bibirnya. Sesekali, gadis bermarga Jung itu mendengus dengan ekspresi wajah kesalnya. Tapi, pemuda itu tak peduli. Masa bodoh dengan apa yang gadis itu lakukan. Semua tingkah menyebalkannya akan semakin menyebalkan jika diladeni.

Yein menghentikan langkahnya, membuat Hanbin turut melakukan hal yang sama sebelum mendengus malas.

“Apa lagi, Jung Yein?”

Hanbin lelah. Jelas! Sudah sejak sepuluh menit yang lalu—ketika ia pertama kali bertemu Yein hari ini di kampus—gadis itu terus menggerutu tak jelas. Dan rasanya terlalu melelahkan untuk segera menanyakan apa yang terjadi pada gadis itu. Bahkan mendengar gerutuan itu saja Hanbin sudah lelah.

“Kau tidak berniat menjawab pertanyaanku?”

Hanbin mendengus keras sebelum berbalik dan hendak melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda karena ulah Yein. “Sudah kubilang untuk berhenti bersikap menyebalkan, Yein!”

“Aku ingin curhat, kau tahu?!” sahut Yein tak nyambung sambil melangkahkan kakinya dan menyusul Hanbin yang sudah melangkah lebih dulu. Nada suaranya masih sama, membuat Hanbin yang mendengarnya lagi-lagi mendengus jengkel.

“Berhenti mengatakan ‘kau tahu?’ karena aku sama sekali tak tahu apa maumu!”

“Aku ingin curhat.”

Nada suara Yein merendah, membuat Hanbin diam-diam melirik gadis Jung yang berjalan di sampingnya itu. Tak ada lagi ekspresi kesal yang menjengkelkan seperti tadi. Kini, yang menghiasi wajah cantik itu hanyalah ekspresi sendu dan penuh beban.

“Hanbin-ah, apa aku teman yang buruk?”

Saat Hanbin masih menatapnya, Yein juga menoleh dan menatap pemuda Kim itu dengan tatapan sendu dengan bibir yang bergerak mengucapkan pertanyaan tadi dengan pelan. Lima detik kemudian, gadis itu kembali memandang ke depan dengan tangan yang bergerak menarik tali tasnya. Ia menghembuskan nafas pelan lalu merunduk kecil sebelum kembali membuka mulutnya dan bicara lagi. Ia benar-benar ingin curhat saat ini.

“Teman-temanku itu, aku rasa mereka memang menganggapku teman yang buruk. Mereka tidak pernah benar-benar ada untukku. Saat ada tugas, mereka datang padaku. Saat ada ujian, mereka menarikku untuk duduk bersama mereka. Saat mereka butuh sesuatu, mereka akan tersenyum dan memanggil namaku. Tapi saat mereka bersenang-senang, mereka seperti lupa jika ada aku.

Apa aku memang teman yang buruk? Atau aku terlalu tertutup sehingga tak ada yang mau berteman denganku? Bahkan setelah kupikirkan baik-baik, hingga saat ini tak ada yang benar-benar mendengarkanku dan tahu semua tentangku. Atau, apa itu terjadi karena tingkahku yang menyebalkan? Tapi, aku tak bertingkah seperti itu di depan semua orang. Jadi, menurutmu apa aku teman yang buruk?”

Hanbin kembali menatap Yein saat gadis itu selesai dengan ucapan panjangnya. Gadis itu juga sedang menatapnya, dengan tatapan yang menunggu. Gadis Jung itu sedang menunggu jawaban atas pertanyaan yang baru saja ia ajukan.

“Apa jawabanku penting bagimu?” tanya balik Hanbin.

“Tentu saja!” jawab Yein cepat. “Hanya kau yang bisa menjawab pertanyaan itu. Karena aku bahkan tak bisa mengajukannya pada siapapun.”

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang