Jung Yein berjalan riang menuju gedung kuliahnya setelah ia pergi membeli seperangkat hiasan aquarium bersama kakaknya. Ia memang sengaja menguntit Jaewon sejak pagi agar kakaknya itu mau mengantarnya untuk pergi membeli apa yang ia butuhkan. Jaewon awalnya menolak dengan sangat, tapi bukan Yein namanya jika tak bisa membuat sang kakak mengikuti apa yang ia inginkan.Dan hasilnya, ia kini sudah membawa dua kantong belanjaan berisi hiasan aquarium itu. Satu miliknya dan satu lagi milik Jungkook.
Wah, benarkah itu milik Jungkook? Apakah hubungan mereka baik-baik saja setelah terakhir mereka bertemu, Jungkook sempat marah padanya?
Tapi pada kenyataannya mereka memang baik-baik saja. Dan hei! Apa yang harus dikhawatirkan dari ujaran yang Jungkook ungkapkan kala itu? Pemuda Jeon itu boleh marah dan memang berhak melakukannya. Tapi, bukankah hubungan mereka hanya sebatas teman biasa?
Ya!
Hubungan mereka memang hanya teman kelas biasa. Sampai kapanpun itu. Di mana siapa saja berhak marah jika privasinya sudah diganggu.
Yein mengerti jika Jungkook sempat marah padanya karena tingkahnya yang terkesan mencampuri urusan pemuda Jeon itu dan Kim Sohyun. Dan karena pengertian itu, ia memilih untuk mengambil jalan yang seharusnya ia lalui. Maka mundur dan kembali ke jalurnya adalah apa yang ia lakukan.
Hasilnya?
Semua kembali seperti semula.
Ia dan pemuda Jeon itu kembali beradu argumen dan sebagainya terkait pendidikan dan kehidupan kampus mereka.
Dan kembali ditempatkan pada kelompok kerja yang sama seperti sebelumnya.
Sialnya, kelompok kerja kali ini memaksanya harus melakukan sesuatu yang lebih untuk Jungkook, ia harus membeli hiasan aquarium untuk pemuda itu, dengan alasan pemuda itu tak dapat melakukannya sendiri karena sibuk. Entah sibuk apa, kali ini Yein tak mau ambil pusing. Itu urusannya.
Saat langkahnya sudah akan membawanya untuk menapaki tangga menuju lantai tiga di mana ruang praktikum mereka berada, gadis Jung itu tiba-tiba menghentikan langkahnya saat maniknya menangkap sosok teman kelasnya yang lain berjalan berlawanan arah dengannya. Pemuda yang ia ketahui bermarga Koo itu terlihat memasang wajah serius dengan ponsel yang menempel di telinga kanannya.
Entah apa yang salah, namun melihat pemandangan itu membuat Yein teringat lagi apa yang terjadi lebih dari seminggu yang lalu. Di mana ia tak sengaja mendengar pemuda itu berbicara melalui telepon dengan seseorang dan menyebut sebuah nama yang ia yakini sebagai nama sahabatnya.
Lalu, saat ia melihat hal yang serupa, bolehkah ia menaruh curiga bahwa itu memang berhubungan dengan sahabatnya?
Sudahlah! Jangan dipertanyakan!
Nyatanya, gadis Jung itu memang sudah semakin curiga dengan apa yang Koo Junhoe lakukan. Bahkan, belakangan ini, ia sering mengintai kegiatan pemuda Koo itu, yang kadang sering bersama seorang gadis Park dari Fakultas Teknik yang ia ketahui sebagai kekasih lelaki itu.
Oh, rupanya rasa curiga itu telah membawanya menjadi seorang detektif sekarang. Atau lebih kasarnya paparazi.
Koo Junhoe berhasil melaluinya. Dan sialnya, Yein ikut memutar langkahnya tanpa peduli jika Jungkook kini mungkin sedang menunggunya karena kenyataan jam praktikum mereka yang sudah dimulai sejak lima belas menit yang lalu. Tapi, ia tak peduli tentang pemuda Jeon itu saat telinganya menangkap sebuah nama yang terujar dari bibir pemuda Koo yang baru melaluinya sejauh dua anak tangga.
Sejujurnya, Yein tak mau melakukan dosa lagi karena mengikuti pemuda Koo itu dan mengorek informasi dengan tidak sopan. Tapi sayangnya, semua yang pemuda Koo itu lakukan membuatnya merasa bahwa ada orang yang harus ia lindungi di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
FanfictionKim Sohyun membenci Kim Hanbin dengan sepenuh hatinya dan dengan segenap hidupnya. Apa yang pemuda itu lakukan padanya, membuat ia kehilangan segalanya dan merasa bahwa kematian adalah hal terbaik baginya. Tapi di sisi lain, ia merasa mati bukanlah...