Love Scenario 19

127 27 1
                                    


Bagaimana perasaan kalian saat semua yang kalian miliki sudah hilang dan tidak mungkin untuk kembali lagi?

Bagaimana perasaan kalian saat apa yang telah kalian jaga dengan jiwa dan raga kalian, direnggut paksa dan tak mungkin dikembalikan lagi?

Bagaimana perasaan kalian saat kalian seharusnya mampu bertahan lebih lama tapi malah dipaksa untuk berhenti begitu saja?

Apa yang kalian lakukan jika sudah tidak ada yang bisa kalian pertahankan dalam hidup ini?

Apa yang akan kalian lakukan jika semua yang kalian miliki sudah hilang dan tak mungkin kembali lagi?

Bertahankah?

Atau menyerah dan berhenti saja?

Well, pilihan memang ada pada diri masing-masing orang. Siapapun itu, setiap orang punya hak dan mampu memutuskan sendiri apa mereka harus bertahan atau menyerah dan berhenti.

Ada yang memilih bertahan karena saat semuanya sudah pergi, ada alasan lain yang membuatnya untuk tetap bertahan. Semuanya bisa saja sudah hilang dari hidupnya, tapi mungkin saja ada beberapa hal dari luar dirinya yang mampu membuatnya kuat dan bertahan lebih lama lagi.

Namun, beberapa orang memilih menyerah. Hidup ini keras, penuh perjuangan. Jika seseorang sudah kehilangan semuanya, kekuatan dan keinginan dalam dirinya cendrung menghilang juga. Lalu, di saat yang bersamaan tidak ada yang mendukungnya dari belakang. Habis sudah. Harapan telah hilang. Mati akan menjadi satu-satunya pilihan terbaik.









-love scenario-









Kim Sohyun masih diam di posisi yang sama sejak hampir satu jam lalu. Gadis Kim itu tidak melakukan apa-apa dan hanya diam dengan pandangan yang kosong ke depan. Tidak ada yang ia lakukan dan ia terus seperti itu entah sampai kapan.

Lalu, apa yang gadis Kim itu pikirkan?

Masih sama seperti kemarin, kemarin lagi, kemarinnya lagi dan kemarin lagi hingga satu minggu yang lalu.

Isinya masih sama.

Tentang hidupnya yang sudah hancur berantakan.

Orang tuanya—entah ke mana dan dengan alasan apa—pergi meninggalkannya dan sang kakak sendirian lima belas tahun yang lalu. Saat itu, usianya masih lima tahun dan kakaknya masih tujuh tahun. Mereka masih terlalu kecil untuk hidup sendiri sementara tidak ada tempat untuk mereka menggantungkan hidupnya.

Saat itu, Jeon Jungkook dan ibunya menjadi tempat mereka bergantung, tempat mereka pulang dan tempat mereka mendapatkan semua yang seharusnya mereka dapatkan dari orang tua mereka. Sohyun bersyukur dan sangat berterima kasih karena ia bisa bertemu dan mengenal orang sebaik Jungkook dan ibunya. Jika bukan karena mereka, ia dan kakaknya sudah pasti hidup tak jelas dan bisa saja sudah mati kelaparan di luar sana.

Sebelas tahun berlalu sejak orang tua mereka pergi, sang kakak juga memutuskan untuk meninggalkannya.

Malam itu, ia tidak tahu dari mana dan apa yang telah kakaknya lakukan. Pemuda itu hanya pulang dengan wajah kusut dan berantakan. Sohyun dapat melihat banyak bercak darah yang menghiasi baju putih yang dikenakan sang kakak. Kakaknya juga tak mengatakan apapun, ia hanya kembali untuk membersihkan diri lalu pergi lagi. Yang sayangnya, tak pernah kembali sampai sekarang.

Sebelas tahun sejak kepergian kedua orang tuanya, Sohyun sudah lebih dewasa saat itu. Ia sudah duduk di kelas dua sekolah menengah atas. Tapi, bukan berarti ia mampu hidup sendirian, apalagi dengan keadaan di mana kakaknya pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang