Love Scenario 2

579 73 15
                                    


Rencananya, hanya akan ada mereka di sana. Tapi entah mengapa, orang-orang di sekeliling mereka itu terlihat bisa membuat kisah itu lebih menarik.

Jangan sebut ia keji, jika ia tak bisa menambah mereka sebagai pemeran pendukung dalam skenario itu. Karena yakinnya mengatakan, luka itu semakin indah jika ada orang lain dalam kisah itu.

.
.
.
.
.
.
.

Jeon Jungkook dan Jung Yein.

Keduanya akan bercerita tentang kehidupan kampus pada umumnya. Karena hubungan mereka hanya sebatas itu.

Bertemu pertama kali pada saat menjadi mahasiswa baru, mereka nyatanya ada di fakultas yang sama, jurusan yang sama dan kelas yang sama. Karena persamaan itulah keduanya memiliki hubungan yang cukup dekat sebagai teman kelas. Apalagi dengan kenyataan jika nama mereka berurutan berdasarkan abjad maupun nomor induk yang menyebabkan keduanya sering terlibat dalam kelompok tugas yang sama.

Namun, selayaknya teman sekelas, apa yang mereka lalui juga selayaknya teman kelas pada umumnya. Semuanya biasa-biasa saja dan akan terasa biasa-biasa saja.

Jungkook dan Yein, mereka hanya mahasiswa sekelas pada umumnya. Mereka biasa membagi tugas satu dengan yang lain. Mereka biasa mengerjakan tugas dan laporan praktikum bersama. Ke kafetaria untuk makan siang bersama adalah hal biasa. Pergi ke luar kampus untuk mengambil sampel praktikum sama biasanya. Membolos dan berbagi contekan saat ujian juga sudah biasa. Bertukar pendapat tentang materi yang baru dipelajari apalagi.

Semuanya memang biasa. Yang luar biasa adalah mereka mengatakan jika apa yang mereka lalui sama sekali tak menimbulkan efek lain pada hati mereka. Katakan saja baper. Luar biasa kan jika mereka mengatakan jika mereka sama-sama tidak baper dengan apa yang mereka lakukan selama ini?! Kedekatan mereka itu. Paling tidak salah satunya pasti pernah baper. Namun memilih menyembunyikannya untuk menjaga apa yang sudah ada.

Ya, itu memang benar. Salah satu dari mereka memang mengalami itu. Namun ia menyembunyikannya agar semuanya tetap seperti biasanya.

Layaknya saat ini.

Jungkook memutar kursi Yein yang duduk di depannya, membuat gadis itu sedikit memekik kaget sebelum melempar tatapan malasnya pada pemuda Jeon itu.

"Apa?" tanya Yein malas.

"Setelah ini kita akan kuliah apa?"

Yein mendengus malas ketika pertanyaan tak bermutu yang Jungkook ajukan sampai ke telinganya. Gadis itu bahkan memutar bola matanya dengan gaya berlebihan yang menurut Jungkook sangat menyebalkan.

"Kita sudah melewatkan tengah semester dan sebentar lagi akan akhir semester. Kenapa kau begitu bodoh sehingga tidak juga menghafal rosternya?"

Jungkook mendelik kecil usai gadis Jung itu selesai dengan ucapannya yang memang selalu menyebalkan. Entah apa yang ada di ujung lidah gadis itu, yang jelas bagi Jungkook ucapan gadis itu selalu pedas dan tajam, sering menyakiti siapa saja yang mendengarnya. Beruntung dirinya sudah kebal dengan ucapan kurang ajar gadis itu.

"Siapa yang peduli tentang hal itu?!" balas Jungkook malas. "Katakan saja apa mata kuliah kita selanjutnya!"

"Rekayasa akuakultur," Yein akhirnya menjawab pertanyaan Jungkook. "Tapi dosen Im tidak masuk, ia sudah megirimkan tugas lewat e-mail yang harus dikumpulkan dua hari lagi. Jadi dosen Jo mengatakan jika setengah jam lagi kita harus pergi mengambil sampel airnya."

Entah apa yang salah dari lanjutan kalimat Yein, yang jelas Jungkook langsung mendengus malas. Tadinya ia sempat tersenyum saat gadis Jung itu menyebut jika dosen Im tak masuk. Tapi adanya tugas yang wajib dikumpul dua hari lagi dan majunya waktu pengambilan sampel air yang harusnya dua jam lagi membuatnya malas sekaligus kesal. Kenapa tugas kuliah selalu banyak dan selalu datang setiap saat?

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang