Dunia itu kejam.
Ungkapan itu berlaku bagi siapapun yang hidup di dunia. Tanpa kecuali. Mungkin, sebagian orang mengatakan jika ungkapan itu tak berlaku bagi mereka. Tapi, yang sebenarnya terjadi adalah belum berlaku.
Ya. Karena semua akan tiba pada masanya. Akan merasakan betapa kejamnya dunia. Akan merasakan betapa dunia sedang mempermainkan mereka dengan kejadian yang menguras emosi.
Dalam kisah ini, dunia kejam untuk Jeon Jungkook. Bertahun-tahun ia menjaga, memastikan jika gadis itu selalu dalam keadaan baik-baik saja, memastikan jika gadis itu tidak akan terluka lagi. Namun yang terjadi saat ini? Hanya dengan kehadiran seseorang, gadis itu menghilang dari sisinya, menunjukan betapa kejam dunia padanya. Lalu, semakin kejam lagi saat ia sadar dunia mempermainkannya dengan membawa pergi gadis itu dengan hubungan di antara mereka yang tak baik.
Dunia juga kejam pada Jung Yein. Bertahun-tahun berlalu, ia tidak pernah merasakan bagaimana hidup bersama orang lain selain keluarganya dan sahabatnya. Ia bahkan tidak tahu, bagaimana rasanya dianggap sebagai teman yang baik oleh sekitarnya. Namun, ketika ia bisa merasakan bagaimana menyenangkannya hidup dengan orang lain yang hadir dalam kisahnya, dunia dengan begitu kejam mengatakan padanya bahwa ia masih sama seperti yang dulu. Masih tak ada orang lain dalam kisahnya. Ia masih sendirian.
Dunia kejam pada Kim Sohyun. Ia bahkan tidak mengerti apa yang tengah ia jalani dalam hidupnya. Semua berjalan tanpa alur yang ia inginkan. Dingin dan menyakitkan. Bahkan ia tak tahu pasti, kapan ia bisa tersenyum karena apa yang ia inginkan berjalan semestinya.
Dan yang ini....
Mungkin tak ada yang tahu, tapi dunia terlampau kejam pada Kim Hanbin.
Hidupnya, jauh dari kata bahagia. Sejak ia dilahirkan, dunia sudah menghempaskannya pada kenyataan-kenyataan yang menyakitkan. Lalu, ketika ia menghindarinya, berlari sebentar untuk merasakan yang lain, yang ia dapat malah jurang yang semakin dalam. Dunia kembali dengan kejamnya menghukumnya.
Lalu, ketika mereka berusaha mencari setitik saja keringanan atas apa yang telah dunia lakukan pada mereka, satu saja langkah kecil yang lebih menyenangkan....
Dunia kembali menghempaskan mereka pada kenyataan yang lebih menyakitkan...
Apa yang harus mereka lakukan?
-love scenario-
Kim Sohyun tidak tahu perasaan macam apa yang harus ia miliki saat ini, ketika maniknya beradu pandang dengan manik sendu milik Kim Hanbin yang sudah berdiri di depannya sekitar tiga menit yang lalu. Rasanya ia terlalu bahagia, sampai-sampai ia ingin menangis hanya karena pemuda itu sama sekali tak membuat gerakan apapun saat manik mereka bertemu.
Beberapa menit yang lalu, ada keributan di luar sana. Berlangsung sekitar lima belas menit sebelum pemuda itu datang dan menemuinya. Sendirian. Tanpa pengawalnya.
Awalnya, Sohyun ingin menjerit sambil melemparkan tubuhnya ke dalam pelukan pemuda itu. Namun, ia sadar keadaannya saat ini tak memungkinkannya untuk sekedar menjerit.
Lalu, kini...
Yang ingin ia lakukan adalah menangis sejadi-jadinya saat pemuda itu sama sekali tak melakukan apa-apa saat mereka bertatapan.
Kim Hanbin.
Pemuda itu masih di sana—berjarak satu meter dari kursi yang Sohyun tempati saat ini—berdiri kokoh dengan tatapan yang hanya tertuju pada diri Sohyun seorang. Namun tatapan sendu itu—yang entah apa artinya—juga tak ada keinginan yang sekedar ditunjukan pemuda itu seperti mendekatinya atau memeluknya, membuat Sohyun merasa tak ada artinya di mata Hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
FanfictionKim Sohyun membenci Kim Hanbin dengan sepenuh hatinya dan dengan segenap hidupnya. Apa yang pemuda itu lakukan padanya, membuat ia kehilangan segalanya dan merasa bahwa kematian adalah hal terbaik baginya. Tapi di sisi lain, ia merasa mati bukanlah...