Hampir dua minggu berlalu setelah Koo Junhoe memberikan semua informasi secera cuma-cuma pada polisi terkiat semua yang ia ketahui tentang Kim Dohyun, apa saja yang telah ia berikan pada pemuda Kim itu dan ada di mana pemuda itu sekarang juga apa yang akan pemuda itu lakukan, polisi akhirnya bisa menangkapnya.Kim Dohyun sama sekali tidak berpikir jika ia akan ditangkap. Pemuda itu terlalu sibuk dengan semua rencana jahatnya sampai ia lupa bertanya di mana Junhoe berada dan apa pemuda Koo itu sudah berhasil membunuh Hanbin atau belum. Ia terlalu sibuk menyusun rencana untuk menghancurkan Hanjung sehabis-habisnya sampai tidak tahu bahwa kini ada banyak orang yang juga siap menghancurkannya.
Lalu, ketika ia berhasil ditangkap sesaat sebelum ia meletakan bom waktu ke gedung Hanjung, pemuda itu lebih gila lagi. Ia terlihat sangat santai dan seperti orang yang tidak bersalah sama sekali. Seakan-akan ia memang tidak pernah melakukan kesalahan apapun di dunia ini.
Berita ditangkapnya Dohyun, membuat Jung Jaewon dan Jung Yein beserta kedua orang tua mereka—yang merupakan saksi mirisnya hidup Kim Hanbin selama ini—bisa bernapas lega dan tersenyum tenang. Dalam lima belas tahun terakhir, tidak ada berita yang lebih baik yang telah mereka terima selain berita itu. Hidup Hanbin akan lebih baik setelah ini.
Lalu, bagaimana dengan Kim Sohyun?
Gadis Kim itu seperti orang kesetanan saat mendengar bahwa kakaknya berhasil ditangkap. Ia bahkan berlari begitu saja ke rumah Jeon Jungkook dan memaksa pemuda Jeon itu untuk mengantarnya ke kantor polisi saat itu juga. Ia harus melihat sendiri bagaimana keadaan kakaknya setelah semua yang terjadi.
“Sohyun-ah, pelan-pelan!”
Jungkook mengejar Sohyun saat gadis itu langsung melompat turun dari motornya ketika ia menghentikan laju benda itu di depan kantor polisi. Mesin motornya bahkan belum dimatikan, tapi Sohyun sudah lebih dulu meleset masuk ke dalam kantor polisi. Jungkook sama sekali tidak tahu apa motivasi Sohyun untuk cepat-cepat menemui kakaknya sesaat setelah berita tertangkapnya pemuda Kim itu.
Lalu, ketika Jungkook berhasil menyusul gadis Kim itu ke dalam kantor polisi, ia dapat melihat jika gadis itu kini sudah berdiri di hadapan sang kakak yang masih diurus oleh seorang petugas polisi.
“Hai adikku sayang, bagaimana kabarmu?”
Sohyun berdecak kecil ketika ia dan Dohyun berhadapan lalu pemuda itu mengajukan pertanyaan tadi padanya dengan nada riang. Demi apapun, ia sama sekali tidak pernah berharap akan disapa dan ditanyai kabarnya seperti itu oleh sang kakak. Tidak sama sekali. Bahkan, setelah pemuda Kim itu pergi empat tahun yang lalu, Sohyun lebih berharap ia menghilang selamanya setelah ia tahu perbuatan keji macam apa yang telah pemuda itu lakukan.
“Aku tidak pernah bermimpi untuk dipanggil adik olehmu,” gadis itu menjawab beberapa saat kemudian—tepat setelah Jungkook sudah berdiri di sampingnya, “kau iblis.”
“Oh, benarkah?”
Dohyun mengajukan pertanyaan itu, masih dengan senyumannya. Membuat Sohyun rasanya ingin meminta polisi yang ada di situ menembak mati pemuda itu saat ini juga. Sungguh, ia tak pernah berpikir jika selama ini dirinya adalah adik dari iblis yang menjelma menjadi manusia.
“Kau tidak pantas hidup, bajingan!”
Dohyun terkekeh kecil ketika mendengar apa yang adiknya ucapkan. Pemuda itu lalu mendongak, menatap sang adik yang kini menatapnya tajam dengan manik yang sudah berkaca-kaca, “lalu, siapa yang pantas hidup, adikku sayang? Kim Hanbin sialan itu?” pemuda Kim itu lalu mengajukan sebuah pertanyaan dengan nada dingin, “dia lebih tidak pantas hidup setelah apa yang telah mereka lakukan pada keluarga kita, sayang.”

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
FanfictionKim Sohyun membenci Kim Hanbin dengan sepenuh hatinya dan dengan segenap hidupnya. Apa yang pemuda itu lakukan padanya, membuat ia kehilangan segalanya dan merasa bahwa kematian adalah hal terbaik baginya. Tapi di sisi lain, ia merasa mati bukanlah...