Love Scenario 24

170 31 5
                                    


Jung Yein melongohkan kepalanya, menatap ke arah lorong di depan ruang rawat Hanbin. Gadis itu baru saja bisa keluar dari rumah sakit dan hendak pergi melihat keadaan sahabatnya. Tapi, ia masih mencari keberadaan sang kakak atau dokter Sunhwa untuk sekedar bertanya pada mereka bagaimana keadaan pemuda Kim itu.

Kakinya lalu bergerak untuk melangkah, ketika maniknya menangkap sosok Jaewon yang baru saja muncul dari belokan. Gerakannya semakin cepat ketika melihat sang kakak berhenti di depan ruang rawat Hanbin.

Oppa?”

Jaewon terlihat cukup kaget saat Yein memanggilnya. Ia tahu bahwa hari ini adiknya sudah boleh keluar dari rumah sakit. Hanya saja, ia tak berpikir jika adiknya itu akan datang ke sini. Lagi pula, adiknya tak memegang ponsel selama beberapa waktu belakangan sehingga mereka tak bisa saling menghubungi untuk sekedar memberi tahu perihal gadis itu yang akan datang.

“Kau ke sini?”

Yein mengangguk pasti ketika ia sudah tiba di depan Jaewon, “aku ingin melihat keadaan Hanbin.”

Jaewon tak langsung menjawab ucapan Yein. Pemuda itu diam sebentar sebelum melirik pada pintu yang menjadi penghalang untuk menemui Hanbin yang ada di balik pintu itu. Tiga detik kemudian, ia kembali menoleh dan menatap sang adik yang tengah menatapnya sambil menunggu apa yang akan ia katakan.

“Dua jam yang lalu, dia mengamuk hendak menemui Kim Sohyun. Dokter Sunhwa sempat memberinya obat penenang.”

Yein cukup kaget dengan apa yang didengarnya. Gadis itu bahkan tak menyahut ucapan sang kakak dan langsung melemparkan tatapannya pada pintu ruang rawat sang sahabat.

“Dia sudah cukup tenang, tapi dia tidak bicara pada siapapun.”

“Boleh aku menemuinya?”

Jaewon tersenyum kecil. Sudah dapat menebak jika adiknya akan mengajukan pertanyaan itu. Selama ini, adiknya yang lebih banyak mengurus Hanbin jika pemuda Kim itu masuk rumah sakit dan selalu menjadi satu-satunya orang yang dipercaya Hanbin untuk mendengarkan semuanya. Baru kali ini sang adik tak bisa mengurus pemuda Kim itu karena kondisinya yang tak jauh berbeda dari pemuda itu. Lalu, ketika adiknya itu sudah lebih baik, Jaewon tahu bahwa Yein pasti akan menemui Hanbin.

Anggukan kecil yang Jaewon berikan lantas membuat Yein tersenyum kecil. Gadis Jung itu lalu memutar tubuhnya dan melangkah pelan menuju pintu di depan sana. Tangannya terulur, meraih gagang pintu sebelum menekannya dan mendorong pelan pintu itu.

Pintu itu tidak terbuka lebar, hanya sebuah celah yang bisa membuat Yein menjulurkan kepalanya untuk melihat apa yang ada di dalam sana. Gadis itu lalu tersenyum pahit ketika mendapati pemuda Kim itu tengah terduduk diam di atas brankar dengan tatapan kosong yang mengarah ke luar jendela.

“Hanbin-ah?”

Yein lalu berucap pelan, memanggil nama pemuda itu dengan tangan yang bergerak membuka pintu lebih lebar. Lalu, setelah ia masuk sepenuhnya ke dalam ruangan itu, ia menutup pintu sebelum melangkah pelan menghampiri pemuda itu.

Sementara itu, Kim Hanbin diam pada posisinya. Ia sama sekali tidak merespon panggilan Yein seakan ia memang tidak mendengar apapun. Tatapannya masih mengarah ke luar jendela dan benar-benar kosong.

Yein mengulum bibirnya saat sudah ada di sisi ranjang pemuda itu. Maniknya mengerjap sekali sebelum ia menatap pemuda itu seksama. Tidak ada emosi di wajahnya. Semuanya datar dan terkesan tidak berarti. Tatapannya benar-benar kosong seakan ia tak memikirkan apa-apa.

Yein menghela napasnya pelan. Gadis Jung itu maju lebih dekat dan mendudukan dirinya di atas ranjang Hanbin—berhadapan dengan pemuda itu walau pemuda itu tak menatapnya sama sekali. Tangan kanannya lantas bergerak, meraih puncak kepala pemuda itu dan ditepuknya pelan beberapa kali.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang