Love Scenario 18

146 28 3
                                    


Sudah seminggu berlalu sejak kejadian menyakitkan itu. Itu berarti sudah tujuh hari berlalu dalam keadaan yang sama dengan hari itu.

Kim Sohyun masih diam dan enggan untuk bicara. Ia hanya menjawab jika ibu Jungkook yang bertanya. Itupun hanya mengatakan ‘ya’, selebihnya ia hanya mengangguk atau menggeleng.

Kim Hanbin masih di rumah sakit. Dokter Han Sunhwa—seorang spesialis psikiatri—mengatakan jika kondisi pemuda itu belum baik-baik saja. Apa yang baru saja ia lakukan kembali mengganggu kesehatan mentalnya seperti lima belas tahun yang lalu dan empat tahun yang lalu. Dan membiarkan pemuda itu berkeliaran di luar sama sekali bukan pilihan yang tepat. Pemuda itu harus diawasi dengan ketat hingga ia bisa mengontrol dirinya sendiri baru bisa keluar dari rumah sakit. Untuk saat ini, ia sudah sedikit lebih baik. Tapi, sama halnya dengan Sohyun, pemuda Kim itu juga menolak untuk bicara dengan siapapun kecuali dengan dokternya dan Yein.

Sedangkan Jung Yein sudah jauh lebih baik. Gangguan stres pascatrauma miliknya yang sempat muncul seminggu yang lalu berhasil ia atasi dengan baik. Kini, gadis itu lebih banyak menghabiskan waktu dengan sahabatnya—untuk membantu memulihkan keadaan pemuda itu.

Hanya Jeon Jungkook yang tidak bisa mengatakan jika ia sudah baik-baik saja. Seminggu belakangan, ia masih merasakan perasaan yang sama. Setiap saatnya ia terus diliputi perasaan tak mengenakan dengan memikirkan Kim Sohyun. Apalagi jika ia mengingat sebuah kalimat yang sempat gadis itu gumamkan sesaat sebelum mereka keluar dari rumah Kim Hanbin di Daegu itu. Membuat rasa khawatir dan takut terus merundung dirinya. Ia takut gadis Kim itu akan nekat dan membahayakan diri gadis itu sendiri.

Lalu, hubungan pemuda Jeon itu dan Jung Yein berantakan. Sangat berantakan. Mereka bahkan tak saling menyapa di kampus. Seminggu belakangan keduanya seperti orang asing yang tak saling mengenal sama sekali. Beberapa tugas kelompok hampir tak pernah dikerjakan, membuat keduanya mendapat protes dari teman kelompok yang lain. Entah apa yang mereka rasakan, baik Jungkook maupun Yein, keduanya sadar jika mereka bisa saja terlibat konflik yang lebih besar jika mencoba untuk masuk lagi ke dalam hidup satu sama lain. Walau hubungan baik sebagai teman kelas harus mereka jaga dengan baik, untuk sesaat mereka memilih untuk membiarkan semuanya rusak dulu. Setidaknya sampai ada salah satu yang berniat meluruskan semua masalah di antara mereka—termasuk Hanbin dan Sohyun di dalamnya.









-love scenario-









Sore itu, ketika baru pulang dari kampus, Jungkook marah besar dan hampir mengamuk pada ibunya ketika ia tak menemukan Sohyun sama sekali di kamar yang ditempati gadis itu seminggu belakangan. Semalam, gadis Kim itu menangis keras dan akhirnya mau bicara dengannya. Namun, apa yang gadis itu katakan justru membuat rasa khawatir dan takutnya semakin besar. Gadis itu mengatakan jika orang yang pernah menerornya empat tahun lalu datang dan menerornya lagi. Jungkook jelas khawatir dan takut. Apalagi setelah mengatakan itu, Sohyun mengatakan jika ia lebih baik mati saja dari pada hidup dalam ketakutan dan keresahan semacam itu.

Jungkook? Frustasi. Mengingat seminggu belakangan, gadis Kim itu juga sudah berulang kali melakukan percobaan bunuh diri. Setelah mencoba mengiris pergelangan tangannya seminggu yang lalu, gadis itu beberapa kali mencoba minum sembarang obat dengan dosis tinggi atau racun pembunuh serangga. Beruntung Jungkook dan ibunya selalu cepat datang dan menyelamatkan gadis itu.

Lalu, ketika ia tak menemukan Sohyun sore ini di kamar yang ditempati gadis itu, Jungkook seperti orang kesetanan ketika mencarinya. Gadis itu tak ditemukan juga di rumahnya, membuat pemuda Jeon itu mulai berpikir yang tidak-tidak. Jika Sohyun tak ke mana-mana, maka pasti ada orang yang datang dan membawanya pergi. Seketika ia teringat tentang peneror yang kembali datang itu. Lalu, ketika ia mengingat tentang si peneror dan orang yang kemungkinan besar membawa kesayangannya, hanya ada satu nama yang terlintas di pikirannya.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang