Love Scenario 22

157 33 7
                                    


Kim Sohyun tidak pernah berpikir bahwa kenyataan sebenarnya yang terjadi lebih menyakitkan dari yang telah ia rasakan. Ia tidak tahu bahwa kenyataan itu akan menamparnya berkali-kali lebih sakit dari apa yang sudah ia dapatkan.

Waktu itu, ia bertanya apa kesalahannya.

Apa kesalahannya sampai pemuda Kim itu tega meninggalkan luka sedalam itu padanya?

Apa kesalahannya sampai pemuda Kim itu tega menyakitinya separah ini?

Apa kesalahannya sampai pemuda Kim itu tega membuatnya sehancur ini?

Apa kesalahannya?

Lalu sekarang, setelah ia tahu alasan di balik semua itu, rasanya semakin hancur. Tapi, bukan karena luka yang pemuda itu berikan lagi. Melainkan ia hancur karena tahu bahwa pemuda itu lebih hancur dari dirinya.

Sohyun menyesal. Sohyun menyesal mengajukan sebuah pertanyaan itu dulu. Ia menyesal terus mempertanyakan apa kesalahannya karena sampai kapanpun jawabannya tak akan pernah ia dapatkan.

Seharusnya, ia bahagia saat pemuda Kim itu menolak untuk menjawab alasan apa yang membuat pemuda itu ingin melukainya separah itu.

Namun, ia kekeh. Tetap ingin tahu alasannya.

Lalu, sekarang setelah ia tahu semuanya, luka itu semakin parah. Seharusnya, ia tak pernah menanyakan alasan di balik semua luka yang pemuda itu berikan untuknya.

“Sohyun-ah?”

Sohyun masih terisak, ia mengabaikan sepenuhnya panggilan Jeon Jungkook dari balik pintu rumahnya. Sementara dirinya masih duduk di depan pintu itu dengan tangisan yang entah kapan akan berakhir.

Tadi, setelah Kim Hanbin meracau tentang betapa kejamnya dunia pada pemuda Kim itu, bukan hanya dirinya yang membatu karena terkejut, tapi Jungkook juga. Jung Yein juga melakukan hal yang sama, bahkan sempat mengajukan pertanyaan mengenai keterkejutannya pada Hanbin.

Lalu, ketika pemuda Kim itu terus meracau—dalam keadaan yang ia sama sekali tak paham—ia dapat melihat jika gadis Jung itu berusaha menenangkan pemuda Kim itu sebelum menelpon ambulance untuk membawa Hanbin ke rumah sakit.

Ambulance datang, Hanbin dibawa ke rumah sakit. Dan ia mulai terisak begitu saja.

Isakannya semakin menjadi ketika Yein—yang memang tak ikut dengan ambulance tadi—berbalik dan menatap Jungkook dengan tatapan terluka. Gadis Jung itu meminta maaf padanya dan Jungkook dengan nada bersalah dan terluka, lalu berjanji bahwa ia akan memastikan Hanbin tidak akan muncul lagi di hadapan Sohyun.

Lalu, ketika gadis Jung itu berbalik dan pergi dari halaman rumahnya, ia langsung mengambil kunci rumah yang tergeletak begitu saja di lantai beranda untuk membuka pintu dan masuk ke sana. Segera setelah ia masuk, ia mengunci kembali pintu—mengabaikan Jungkook yang terus mengetuk pintu dan memanggil namanya—tubuhnya langsung merosot sebelum isakan itu semakin menjadi.

Jadi, sebenarnya bukan dirinya yang paling sakit?

Sebenarnya, bukan dirinya yang paling terluka?

Sebenarnya bukan dirinya yang paling hancur?

Ya!

Bukan dirinya yang paling sakit dan terluka dalam kisah ini. Bukan dirinya juga yang paling hancur karena apa yang telah terjadi.

Karena nyatanya, Kim Hanbin lebih sakit. Pemuda itu lebih terluka. Dan pemuda itulah yang paling hancur dalam kisah ini.

Sohyun tidak tahu pasti apa yang terjadi, tapi setelah ia tahu bahwa kakaknya yang membunuh adik Hanbin, ia kembali ditampar dengan kenyataan jika orang tuannyalah yang membunuh orang tua pemuda itu—di depan pemuda itu sendiri. Sohyun ingin menolak, menyangkal jika bukan orang tuanya yang melakukan itu. Tapi, mereka melakukan itu di depan Hanbin, bagaimana bisa ia menyangkal?

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang