Love Scenario 13

154 30 8
                                    


Ayo buat yang dah lupa bisa baca part sebelumnya lagi... hehehe....






-love scenario-







Sudah lima hari berlalu sejak Kim Dohyun menunjukan lagi rupanya setelah menghilang selama empat tahun. Itu berarti sudah lima berlalu sejak Yein tidak melihat sosok Kim Sohyun berkeliaran di rumah sahabatnya.

Bagaimana Yein tahu?

Jawabannya cukup sederhana. Sudah lima hari ini, gadis Jung itu bolak-balik rumah mewah milik Hanbin untuk sekedar melihat keadaan lelaki itu.

Seharusnya itu bukan hal baru. Sejak dulu, jika bukan dirinya, maka Jaewon lah yang akan pergi dan menengok Hanbin. Atau jika bukan keduanya yang ke sana, Hanbin pasti ke rumah mereka. Ingat bukan, jika pemuda Kim itu selalu punya sedikit waktu untuk ke rumah keluarga Jung?

Namun, beberapa waktu belakangan ini, Yein tak ke rumah pemuda Kim itu karena kehadiran Sohyun di sana. Jaewon pun tak sempat pergi untuk melihat pemuda itu karena sibuk dengan pekerjaannya.

Dan Hanbin?

Pemuda Kim itu tetap pergi ke rumah keluarga Jung. Hanya saja, setiap kali dia ke sana, Yein selalu tak ada di rumah—entah dia menghilang ke mana.

Tapi, sudah lima hari belakangan, Yein kembali pada aktivitas mulanya—mengunjungi Hanbin.

Sama seperti hari ini.

Yein kembali menyambangi rumah Hanbin setelah ia berkutat dengan tugas-tugasnya. Sekarang sudah pukul lima sore. Sejak pulang kampus, ia berdiam diri di kamar bersama tugasnya. Sekitar pukul satu, ia sempat mendengar suara Hanbin, namun tak dipedulikannya karena banyaknya tugas yang tengah berdemo agar segera dikerjakan. Lalu, semua tugas itu baru selesai sekitar setengah jam yang lalu. Dan setelah ia membersihkan dirinya, ia pergi ke rumah pemuda Kim itu.

“KIM HANBIN!”

Yein berbelok ke dapur, walau ia yakin sekali jika sahabatnya itu tak ada di sana. Niatnya tentu saja mencari sesuatu yang bisa dimakan. Dan dirinya menjalankan aksi itu sambil meneriaki nama sang pemilik rumah.

“Astaga Hanbin-ah, apa kau akan terus hidup seperti ini?” gadis itu berdecak kecil sambil mendumel ketika ia membuka kulkas besar dan hanya menemukan botol-botol air mineral di sana, “kau orang kaya raya, lalu apa yang kau simpan di kulkasmu?”

“Aku mendengar itu, kawan!”

Sebuah suara terdengar dari belakangnya. Dan Yein tak mau sibuk untuk sekedar menoleh dan melihat siapa pemilik suara itu, “ya, itu memang yang kuharapkan,” sahutnya kemudian dengan santai, sambil tetap sibuk membongkar semua laci yang ada di dapur mewah itu.

“Jadi, apa yang kau cari di sana?”

“Kehidupan!”

Hanbin memutar bola matanya malas ketika jawaban yang Yein berikan sampai ke telinganya. Gadis Jung ini! Bagaimanapun, Hanbin sepertinya tak akan pernah bisa memahami jalan pikirannya.

“Di sini benar-benar tak ada makanan?” Yein menoleh cepat, menatap si pemuda Kim yang baru saja membuka kulkas dan mengambil sebotol air dalam sana.

Sementara pemuda itu terlihat menggeleng malas, “memangnya kau mau makan apa? Pesan antar saja,” ucap Hanbin tanpa peduli apa yang terjadi pada sahabatnya itu.

“Kau yang bayar?”

“Akan sangat menyebalkan jika kau yang membayarnya!”

“Bagus! Memang itu yang aku inginkan!” Yein melompat senang dengan mata yang berbinar bahagia. Terlihat sekali jika gadis itu sangat senang dengan tingkat kepakaan sahabatnya yang meningkat itu. Karena biasanya, pemuda itu tak akan melakukan itu. Ia biasanya hanya akan memberi Yein uang ketika gadis itu memintanya dan mengusirnya pulang.

Love ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang