Setelah Yein kembali ke rumahnya sejak dua jam yang lalu, Hanbin memilih untuk diam di kamarnya. Pemuda itu membiarkan Sohyun beristirahat dan menikmati waktu di rumahnya sampai kapanpun gadis itu mau. Dan jika gadis itu bosan, gadis itu bisa menghubunginya agar ia bisa menemani gadis itu.
Tadi, ia memang mengatakan pada Sohyun bahwa ia harus mengurus beberapa persoalan perusahaan dan tak bisa diganggu, jadi ia memilih kamarnya sebagai tempat terbaik untuk melakukan pekerjaan itu. Ia hanya khawatir jika Yein atau Jaewon tiba-tiba datang dan mengganggunya seperti yang sering Yein lakukan tadi atau pada waktu lainnya.
Sudah dua jam berlalu. Dan manik Hanbin masih terpaku pada layar laptopnya. Ada sebuah kalimat tertulis di sana.
Hanya satu. Tidak lebih dan tidak kurang.
Hanya saja, butuh waktu berjam-jam bagi Hanbin untuk memikirkan kalimat itu.
“Dia jatuh cinta padaku.”
Ya!
Hanya kalimat itu yang tertulis di sana. Namun, entah sampai kapan Hanbin akan terpaku dan memikirkan kalimat itu. Karena sesungguhnya, ia tengah berada di jalan sulit. Antara memilih jalan pintas atau tetap pada jalan yang seharusnya ia lalui—sesuai dengan apa yang sudah ditulisnya.
Ia tentu akan memilih pilihan kedua. Hanya saja, sebuah kejadian mendadak membuatnya memilih jalan pintas.
Lalu sekarang?
Haruskah ia kembali dan mengikuti jalan yang sebelumnya sudah ia rencanakan?
Boleh saja. Tapi, bukankah itu akan memakan waktu yang lebih panjang?
Dan apakah ia tetap pada jalan pintas yang mana dari posisinya saat ini, ia dapat melihat tujuan yang sangat ingin ia capai selama ini? Tapi, rasanya tak akan semenyenangkan jika ia memilih jalan yang seharusnya?
Ddrrtt....
Getaran pendek yang berasal dari ponselnya sukses mengalihkan fokus pemuda Kim itu. Ia kini menatap ponselnya karena khawatir Sohyun yang mengiriminya pesan jika gadis itu sudah bosan sekarang.
Tapi sialnya, nama gadis Jung di sebelah rumahnya yang tertulis di layar ponselnya.
Hanbin kesal!
Itu jelas. Tapi, ia sedikit penasaran mengapa Yein tiba-tiba mengirimnya pesan. Biasanya gadis itu akan datang ke rumahnya, bertingkah menyebalkan, mengatakan keinginannya lalu mendapatkannya dan pulang tanpa mengucapkan terima kasih. Ya, Jung Yein memang sekurangajar itu.
Karena rasa penasaran itu, ia tetap membuka pesan yang Yein kirimkan untuknya.
Maaf, aku tidak sempat mengatakan ini padamu tadi. Aku hanya butuh sedikit saran dari Jaewon oppa, sehingga aku baru mengatakan ini padamu sekarang. Aku juga tidak bisa pergi untuk mengatakan ini langsung padamu. Rasanya tidak tepat jika aku ke rumahmu sekarang.
Tentang kau, tadi aku mendengar seorang temanku di kampus menyebut namamu dalam sebuah pembicaraan lewat telpon. Dia mengatakan bahwa seorang bersamamu sampai pagi. Aku tidak tahu siapa yang dia maksud. Tapi, saat melihat Kim Sohyun ada di rumahmu dan mendengar ceritamu tentangnya, kupikir ini memang berhubungan dengan apa yang temanku katakan itu. Mungkin, bukan tentang kau sepenuhnya. Tapi aku berharap kau lebih berhati-hati.“Jadi, memang ada orang lain di sini?” Hanbin bergumam, masih menatap layar ponselnya yang menampilkan pesan yang Yein kirimkan.
“Baiklah! Mari kita lihat! Akan jadi apa pendatang baru ini?”
-love scenario-
“Sohyun tidak ada di rumahnya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Scenario
Hayran KurguKim Sohyun membenci Kim Hanbin dengan sepenuh hatinya dan dengan segenap hidupnya. Apa yang pemuda itu lakukan padanya, membuat ia kehilangan segalanya dan merasa bahwa kematian adalah hal terbaik baginya. Tapi di sisi lain, ia merasa mati bukanlah...