Part 6 NONA MULLER

13K 1.9K 81
                                    


"Tugasmu adalah memasukkan semua data ini ke komputer."

Debbie Scott menunjuk komputer yang bagi Ethan terlihat sedikit kuno.

"Kenapa? Kau heran kenapa komputer ini masih bertahan di tempat ini? Well...karena hanya ada 'dia' sejak bertahun lalu, Daniel. Aku mendengarnya dari orang-orang sebelum diriku."

Ethan mengangguk-angguk. Dia menggeser kursinya dan menghadap ke arah komputer.

"Kau bisa? Kau harus cepat karena aku harus mencetaknya dan meminta tanda tangan Hazel setelah kau selesai."

"Ini adalah daftar barang-barang yang rusak dan pondok yang membutuhkan perbaikan." Ethan menoleh pada Debbie yang mengangguk-angguk.

"Benar."

"Banyak sekali..." Ethan mulai membuka jaringan komputer dengan beberapa arahan dari Debbie. Setelahnya, Debbie bahkan mengeryit dalam karena Ethan sangat cekatan memasukkan semua data. Dia terlihat profesional.

"Memang banyak dan harus di segerakan. Dan setelah itu, kita harus menunggu sangat lama."

"Menunggu sangat lama?" Ethan bertanya tanpa menoleh.

"Ya. Seperti menunggu jodoh yang tak kunjung datang. Itu...terasa lama. Sangat lama."

Debbie tergelak mendengar perkataannya sendiri. Ethan juga tertawa geli. Dia merasa Debbie sangat lucu.

"Bukankah jodoh tidak harus dicari? Tuhan sudah mempersiapkan masing-masing jodoh kita."

"Itu buatmu. Dan Hazel, mungkin? Kalian cantik dan tampan. Pasti sangat mudah menemukan jodoh kalian. Tapi aku? Oh...semua adalah tentang penilaian pada pandangan pertama."

"Jangan berpikir seperti itu. Tidak semua orang berpikiran seperti yang kau katakan tadi. Menilik seseorang dari tampilan dan rupa. Well, setidaknya aku tidak seperti itu, Deb."

"Jadi, apakah ada kemungkinan kita berjodoh."

"Tentu saja, siapa yang tahu jalan takdir bukan?"

Ethan menoleh pada Debbie dan mereka tertawa. Sungguh pembicaraan tak penting dan terdengar konyol.

Ethan mendongak saat melihat kelebat Nona Muller berjalan di depan meja yang dia tempati. Wanita itu melirik cepat ke arah Ethan dan sebuah senyum kecil terbit di bibirnya yang pagi itu dipoles dengan liptick berwarna nude. Wanita itu terlihat dewasa. Baju seragamnya yang sederhana tak mengurangi cantiknya.

Sebuah ballroom.

Dan Ethan yang mulai membayangkan Nona Muller dengan gaun merah. Menari. Berdansa dalam sebuah pesta.

"Kau mau kerja atau melamun?"

Lamunan Ethan terputus dengan bunyi berdecit yang riuh di kepalanya. Seketika Ethan menoleh ke arah Debbie yang bahkan tidak menghadap ke arahnya.

"Non Muller...dia tinggal di mana?"

"Oh...sedikit ke pinggiran. Dia tinggal dekat dengan lapangan berkemah di ujung barat area ini. Dalam sebuah trailer."

"Trailer?"

"Semacam itu. Kenapa? Kau heran? Dulu aku juga begitu sebelum tahu asal-usul Miss Muller."

"Memang dia darimana?"

"Kau tertarik padanya?" Debbie menjawab tak sesuai dengan pertanyaan Ethan.

"Hanya ingin tahu." Ethan menjawab singkat sambil meneruskan ketikannya.

"Dia lebih tua 3 tahun darimu, Daniel. Dan dia bukan tipe wanita yang menikah. Hazel sangat mandiri dan...menyukai dirinya menjadi seorang pendominasi. Dan itu membuat tempat ini sukses luar biasa. Kau akan tahu."

UNDERCOVER BOSS (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang