Part 20 DESTROYER

11.3K 2K 265
                                    


"Aku harus kembali ke Iowa, Ethan."

"Tapi kenapa? Apakah ada masalah dengan orangtuamu?"

"Tidak. Aku harus menyelesaikan sesuatu. Mengertilah."

"Bisakah kau menungguku? Besok pagi-pagi sekali aku akan terbang ke New York."

"Ethan..."

"Paling tidak...biarkan aku menyusulmu ke Iowa."

"Aku akan terbang tengah malam nanti."

"Baiklah. Dad sudah menelponku tadi. Kau bisa memakai fasilitas..."

"Kalian sudah terlalu baik."

"Aku mencintaimu, Haz."

"Aku tahu. Karenanya percayalah padaku. Ijinkan aku pergi ke Iowa. Aku berjanji akan kembali."

"Baiklah. Hubungi aku kalau kau sudah sampai."

"Sampai jumpa."

Hazel buru-buru menutup ponselnya. Dia tidak akan sanggup menolak bujukan Ethan bila sedikit saja lebih lama berbicara dengan Ethan. Baru saja dia berbicara dengan Nyonya Jefferson dan walaupun tidak banyak bicara, Ibu Ethan mengijinkan Hazel untuk pergi. Wanita itu terdiam cukup lama dan menatap Hazel lembut. Lalu mengangguk. Dan dengan tulus, Tuan Jefferson bahkan menawarkan bantuan untuk Hazel agar menggunakan pesawat pribadi keluarga. Dan Hazel menggeleng.

Mengingat tujuannya ke Iowa adalah untuk sesuatu yang tidak baik, dia menggeleng untuk apapun bentuk bantuan yang kedua orangtua Ethan tawarkan. Namun Hazel tidak sanggup menolak ketika Dave memerintahkan seorang supir untuk mengantarnya ke bandara.

Dan pada akhirnya Hazel terdiam di dalam mobil keluarga Jefferson. Dia tidak membawa apapun kecuali baju yang melekat di tubuhnya. Dan sebuah tas. Supir mengantarkanya hingga masuk ruang tunggu bandara sebelum akhirnya, Hazel memintanya untuk pulang dan beristirahat.

Hazel berulang kali menghela napas demi menenangkan gejolak hatinya. Darahnya kembali mendidih ketika di kepalanya kembali hadir bayangan Darius Knoxwell dan Gideon Riina. Kebejatan mereka mungkin saja tidak akan sanggup ditanggung oleh siapapun.

Tangan Hazel mengepal. Kakinya bergerak-gerak gelisah dan dia berulangkali menatap jam di pergelangan tangannya. Sebentar lagi.

Dan Hazel beranjak secepat dia sanggup saat mendengar bahwa pesawatnya akan segera berangkat. Hazel melangkah dengan emosi penuh. Bahkan dia pada akhirnya sama sekali tidak bisa memejamkan matanya hingga dia tiba di Des Moines, ibukota Iowa. Hazel memutuskan untuk menginap di hotel kecil di dekat bandara dan akan pergi ke suatu tempat pada pagi harinya.

Hazel masih berjalan mondar-mandir di kamarnya. Dia memegang ponselnya dan memutuskan untuk mematikannya. Dia tidak ingin Ethan mengetahui apapun yang akan dilakukannya. Dia bertaruh nyawa untuk apa yang akan dilakukannya esok hari. Hazel terhempas ke ranjang dan dia terengah kelelahan lalu terlelap sesaat kemudian.

---------------------------------------------------

"Apakah Hazel tidak menelpon kalian?"

"Sama sekali tidak Tuan Jefferson..."

"Ethan, Sir."

"Kau boss anakku. Bagaimana bisa aku memanggilmu seperti itu?"

"Karena aku mencintai putrimu."

Tuan dan Nyonya Muller saling pandang. Lalu tatapan mereka jatuh pada sosok tampan yang kini tengah memperlihatkan raut wajah teramat khawatir.

"Kita akan membicarakan hal itu nanti, Sir. Sekarang fokusku adalah mencari Hazel. Aku sangat khawatir. Dia bilang akan ke Iowa dan aku berpikir bahwa dia akan pulang kemari."

UNDERCOVER BOSS (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang