Part 39 IN THE CORNER OF IOWA

9.3K 1.7K 95
                                    

"Oh...bodohnya."

Hazel memukul kepalanya sendiri. Dia bahkan juga membenturkan kepalanya ke tembok dan meringis kesakitan setelahnya.

Kalau ada wanita di dunia yang tidak mensyukuri takdir baik yang menghampirinya, mungkin itu adalah dirinya. Itu yang Hazel rasakan sekarang. Beribu tapi dan tapi hinggap di kepalanya sesaat setelah dia menerima telepon dari Ethan. Dan itu berlangsung hingga sekarang.

Mungkin saja dia sudah menyakiti Ethan dengan perkataannya.

Tapi...

Itu adalah sebuah spontanitas dari rasa cemburu yang tiba-tiba menyergapnya.

Mungkin saja dia akan membuat semua berakhir.

Tapi...

Semua apa yang dia katakan adalah karena dia mulai didera perasaan takut kehilangan yang amat besar.

Hazel terbatuk dan menutup balkon di kamarnya. Menjelang malam dan senja bahkan meninggalkan semburat jingga yang sebentar lagi akan tertutup selimut hitam sang malam.

Hazel menghela napas. Seharian tadi adalah pembicaraan yang hanya menemui jalan buntu karena Ayah dan Ibunya seakan tidak berniat sedikitpun mengubah keputusan mereka. Dan Hazel berpikir, oh...betapa sang iblis menguasai pikiran mereka. Hazel pernah dalam posisi seperti itu. Ketika iblis dan malaikat berlomba untuk mengatakan sesuatu pada dirinya.

Tentang...bahwa semua adalah takdir dan hanya harus dijalani. Dan tentang sebuah kenyataan yang menempatkan Ethan pada posisi bahwa pria itu adalah penyebab semuanya menjadi runyam.

Dan iblis sepertinya menempatkan dirinya sebagai pemenang.

Hazel lelah berdebat. Dan kenyataan membawanya dalam situasi, terpenjara di rumahnya sendiri. Dan Ethan adalah salah satu pria dengan label larangan mendekat di dahinya.

Hazel merebahkan dirinya dengan debuman yang sedikit keras. Dia menarik selimut dan memejamkan matanya. Apapun situasinya sekarang, tak lebih buruk dari apa yang sudah dia alami di masa lalu. Dan melewatkan makan malam dengan mengunci pintu rapat-rapat adalah bentuk rasa menyerahnya pada keadaan. Dia lelah berpikir.

Malam turun dengan cepat. Ketukan dipintu kamar Hazel pada pukul 8 yang membentur sunyi, membuat Olivia Muller beranjak turun dan berdiam diri di lantai bawah. Sekali lagi berbicara pada suaminya dan mereka memutuskan, bahwa Hazel membutuhkan ruang untuk sendiri. Semua terasa berat. Mereka tahu Hazel berada dalam kebingungan. Tapi sebagai orangtua, mereka adalah pihak yang lebih bingung.

Ancaman Giuseppe Riina tentu saja tidak bisa dianggap main-main. Kalau saja Tuan Jefferson itu melihat bagaimana langit-langit ruangan dimana mereka disekap penuh dengan lubang peluru...tentunya dia akan mengerti. Bahwa Giuseppe Riina sekarang adalah pria di dunia ini yang tidak ingin mereka temui sekalipun hanya dalam mimpi.

Karena, nyata-nyata pria itu sanggup menodongkan pistol ke arah mereka dan melesakkannya ke atas langit-langit ruangan!

Suatu hari, bisa jadi situasi akan berubah. Peluru itu tidak akan lagi melesak kemanapun. Tapi ke kepala mereka!

------------------------------------------------

Hazel meyakini satu hal.

Bahwa dia akan mendapatkan sebuah mimpi tentang kebersamaan dengan Ethan. Sejak hari itu. Ketika Ayahnya menyeretnya dengan paksa meninggalkan kediaman Ethan. Karena pada kenyataannya, dia menyukai...bercinta dengan pria itu. Sesuatu yang baru. Sesuatu yang tidak dia rasakan di masa remajanya. Sesuatu yang sudah mengubah mimpi buruknya dan menghapus semua ketakutannya, menjadi sebuah kesenangan dan pengharapan. Sesuatu yang sangat eksklusif. Perasaan istimewa yang terlewat karena peristiwa pedih yang seharusnya tak terjadi di masa lalu.

UNDERCOVER BOSS (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang