Part 10 MASA LALU YANG PEDIH

12.6K 2K 164
                                    


Hazel melongok dari pintu kamarnya dan berjalan setengah berlari menuruni tangga. Kenyataan bahwa Ethan menolak permintaannya untuk membuka pintu, membuatnya menyerah.

Tapi untuk sementara saja. Sambil dia memikirkan cara untuk bisa keluar.

Hazel berjalan ke arah dapur. Dia berjingkat dan berdiri di balik tembok.

"Mereka punya pemanggang pizza tradisional? Apa yang tidak mereka punya?" Hazel membatin kata-katanya saat sekilas melihat seorang koki mengeluarkan pizza dari tungku pemanggang pemanggang tradisional yang terbuat dari batu dan tanah liat. Tungku itu terletak di sebelah dapur utama. Aroma harum keju yang meleleh bercampur dengan bau sedikit gosong terasa begitu menggoda.

Hazel merapatkan tubuhnya saat mendengar dua orang berbicara. Lalu dia beringsut ke arah sebuah lemari. Dia bersembunyi di belakang lemari dan menahan napas. Dua orang pelayan melewatinya. Salah satu pelayan itu mendorong sebuah tempat sampah dan mereka berjalan keluar. Hazel menunggu hingga pelayan itu keluar dari pintu dapur dan melangkah ke halaman belakang. Berulangkali Hazel bersembunyi di balik rerumputan rapat, bahkan hingga berjongkok agar dua orang pelayan itu tidak memergokinya.


Hazel tersenyum senang ketika salah satu pelayan membuka pintu pagar belakang rumah. Hazel menatap aktifitas dua orang pelayan itu dan menunggu. Pintu kembali tertutup saat dua orang itu keluar. Dan Hazel berjingkat menuju pintu itu. Menarik gagang pintu berbentuk lingkaran besi dan...nihil!

Berulangkali dia mencoba menarik gagang pintu itu hingga kesal. Apa yang salah dengannya? Kenapa dia tidak bisa membuka pintu itu sementara salah seorang dari pelayan itu bisa? Hazel menendang pintu itu dan meringis kesakitan.

Suara deheman membuat Hazel menoleh.

Dan mendapati Ethan yang bersedekap menatapnya. Juga Nobel Heinz yang melongok dari balik tubuh Ethan dengan tatapan prihatin.

"Kau hanya harus menariknya..."

"Diam lah!" Hazel menjerit gemas dan berjalan cepat hingga menyenggol bahu Ethan dengan keras. Hazel melangkah panjang menyusuri halaman belakang dan kembali masuk ke rumah.

Hazel masih bisa mendengar Ethan tertawa.

Bayangkan saja! Ini sudah seminggu dan dia masih terjebak di rumah besar itu. Hazel lelah membujuk. Hazel mengatakan bahwa dia harus bekerja, tapi Ethan mengatakan bahwa dia sudah menandatangani surat cutinya. Lalu kapan Hazel mengajukan surat itu? Dia bahkan tidak pernah merasa mengajukannya. Dia benci cuti.

Lalu berhari-hari dia mencoba mencari celah. Memeriksa satu persatu pintu dan jendela di rumah itu dan hasilnya nihil. Semua memakai kode rahasia dan...kalaupun dia berhasil keluar, kemungkinan dia lolos dari gerbang utama rumah adalah nol persen. Bagaimana tidak? Penjaga bahkan mungkin tidak pernah tidur!

Semalam Hazel berpikir. Satu-satunya cara untuk keluar dari rumah tanpa melewati gerbang utama yang bertuliskan kemustahilan itu adalah dengan melewati pintu belakang yang langsung mengarah ke jalan di sepanjang bibir pantai. Dan Hazel merasa, dia menemukan jalan.

Dan dia salah besar. Bahkan untuk sebuah pintu belakang, Ethan memasang kode rahasia.

Hazel berjalan keluar lagi dan memilih untuk duduk di gazebo. Dia menghela napas panjang dan menghembuskan nya. Dia bingung harus bagaimana? Mengikuti permainan Ethan? Ethan memang melakukan banyak hal. Hampir selalu memanjakannya dengan kemudahan. Semua pelayan baik padanya dan selalu menanyakan apakah dia menginginkan sesuatu?

Hazel selalu melakukan hal yang sama ketika dia mendengar deru mobil Ethan keluar dari halaman. Dia menyibak tirai dan melihat pria itu pergi. Dadanya selalu berdesir saat mobil Ethan menjauh.

UNDERCOVER BOSS (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang