Part 41 ANOTHER STUPID THING

9.2K 2K 163
                                    

"Kopi anda Tuan Jefferson..."

Ethan menoleh. Dia tengah menumpukan kedua tangan di pembatas balkon.

"Terima kasih." Ethan menerima cangkir kopi yang diulurkan oleh Hazel.

Hazel ikut menatap kemana Ethan melayangkan pandangannya. Hanya sebuah tembok rumah tetangga Hazel yang kusam. Dengan balkon yang sama kusamnya.

"Kakakku, suaminya adalah tetangga kami. Mereka sering bercakap dari balkon masing-masing. Aku selalu tahu mereka berjodoh. Mereka nyaris selalu bertengkar."

"Suami Pita, Mason terlihat pendiam."

"Hidup mengajarinya banyak hal. Jalan yang mereka tempuh sebelum mereka bersatu seperti sekarang tidaklah mudah. Dan Mason menjadi pandai mengalah pada Pita. Pita agak...sulit mengalah."

"Pita terlihat memuja suaminya."

"Apa kau akan seperti itu? Memujaku?"

"..."

Ethan meletakkan cangkir kopinya dan memeluk Hazel dari belakang.

"Haz...aku lelah dengan hidupku. Bekerja dengan banyak tanggungjawab. Rasanya aku memiliki dendam tersendiri."

"Dendam?"

"Dendam yang membuatku ingin segera mempunyai anak darimu dan meletakkan semua tanggung jawabku, pada keturunanku."

"Kau bahkan masih 23 tahun. Tanggungjawabmu masih sangat lama."

"Aku 24 tahun hari ini Haz. Dan aku melamarmu."

"Oooh...selamat ulangtahun, Ethan. Wish you best of luck. Semoga kau sehat terus dan Tuhan menjagamu."

"Terima kasih. Mana kadoku?"

"Aku bahkan baru tahu sekarang. Aku belum punya kado untukmu." Hazel kembali berpikir bahwa dia sedang melakukan teleportasi. Dari hidupnya ke hidup Ethan dan banyak hal yang Hazel belum ketahui dari Ethan. Bahkan dia lupa tanggal lahir pria itu. Dia membaca di CV Ethan waktu itu dan tidak mmenyematkannya dalam hati. Mana dia tahu kalau dia akan dengan cepat dilamar oleh Ethan bukan?

"Bagaimana kalau kita..."

"Ooh...aku tahu apa yang ada di otak tidak beresmu itu, Tuan Jefferson. Kurasa dia hanya bekerja untuk satu hal ketika dekat denganku." Hazel mencebik kesal.

Ethan tertawa keras. Hanya Hazel yang sanggup mengatai otaknya tidak beres!

"Kau pintar sekali. Pelajaran membuka kaki sama sekali tidak berguna untukmu..."

"Dan aku bersyukur periode bulananku datang pagi ini saat aku akan membuat sarapan. Jadi Delilah tidak harus mempraktekkan teori yang sudah dia pelajari..."

"Oh...shit! Aku menggarap ladangku begitu ada kesempatan. Dan..."

"Bersabarlah wahai Tuan Samson. Aku sedang dalam kondisi tidak baik dan tertekan. Aku tidak sedang dalam kondisi siap untuk hamil."

Ethan memeluk Hazel erat.

"Berapa hari?"

"Apanya?"

"Periode..."

"Huuuh....haaaah...aku tidak percaya kau menanyakan hal itu."

"Aku anak laki-laki. Aku tidak mendapatkan pelajaran seperti itu dari ibuku..."

"Huum...kemarilah." Hazel menggandeng Ethan dan menariknya untuk masuk ke dalam kamar.

Hazel menyalakan pendingin ruangan tanpa melepaskan pegangan tangannya pada Ethan.

UNDERCOVER BOSS (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang