CHAPTER 7

4.6K 565 66
                                    


"Lakukan penyerangan pada annie, jangan biarkan dia lolos" ucap pimpinan

"Hei!!"

Kami mengejar titan wanita itu dari belakang. Kami menggoreskan pedang kami di sekujur tubuhnya bermaksud untuk melumpuhinya tapi serangan kami seakan-akan tidak terpengaruh padanya.

"[Name] Lakukan penyerangan dibagian kakinya" ucap prajut disampingku

"Baik!" aku melunjur kebagian kakinya. Aku menggoreskan pedangku ke kedua kakinya begitu cepat, secepat kilat. Ku lihat refleknya seperti tersandung batu saat berjalan.

"Apa-apaan itu? Apa dia mengejekku?"batinku

"apa seranganku tidak ada apa-apanya?" ucapku kesal

"Bahkan rencana hanji tidak mempan untuknya" ucap prajurit dibelakangku

"Jangan menyerah! Lakukan sesuai perintah!!" ucap prajurit senior

"Hai!!"

"Hey! Apa itu?" ucap prajurit dengan mata yang terbelalak

Kami yang mendengarnya lalu mengikuti arah pandangnya, ku lihat ada satu titan berlari menuju kami.

"Apa itu eren? Itukan wujud titan eren"batinku

"Menyingkir biarkan dia lewat!"

Kami mendarat di atap gedung. Kulihat eren mengejar annie yang hampir mencapai tembok. Kami hanya menyaksikan pertemuran eren melawan annie dari kejauhan. Tidak banyak yang kami perbuat, saat ini kami hanya mempercayai semuanya pada eren. Hingga semua berakhir.

.

"Annie!! Annie!!!" ucap jean sambil membenturkan pedangnya ke arah annie yang sudah mengkristal.

"bisa dibilang operasinya gagal ya?" ucap seseorang disampingku

"Kapten levi" sahutku setelah melihatnya

Ku lihat dia berjalan mendekat ke arah jean lalu menghentikannya. Aku mengarahkan pandanganku ke arah eren, ku lihat dia baik-baik saja. Mata kami sempat bertemu, aku melengkungkan bibirku beranggapan semua baik-baik saja.

Setelah itu kami diperintahkan kembali ke markas. Annie yang sudah mengkristal(?) di bawa oleh pasukkan pengintai untuk ditahan di ruangan bawah tanah. Lalu eren? Mungkin saat ini dia masih dibawah pimpinan pasukan pengintai. Meski keberadaan pasukkan pengintai masih bisa bertahan walaupun kesempatannya tipis sekali.

.

Aku melangkahkan kakiku di lorong markas menuju ruangan pimpinan hanji. Aku dipanggil olehnya, entah apa yang ingin ia bahas. Hingga saat aku ingin berbelok ke kanan, aku menabrak seseorang.

BRUKK

"Oi bocah, kau lagi"

"K-kapten levi! maafkan aku" ucapku bungkuk

"Lain kali kau harus berhati-hati" ucapnya berjalan melewatiku

"Baik, kapten levi!"

"Levi"

"eh?"

"panggil saja namaku" ucapnya tanpa melihatku lalu berjalan menjauh

"apa maksudnya itu?" gumamku

.

Aku berdiri di depan pintu yang dipastikan ruangan hanji, aku mengetuk pintu itu lalu beberapa saat aku mendengar sahutan seseorang menyuruhku masuk.

" Apa anda memanggilku pimpinan?" ucapku mendekat ke arahnya

Kulihat dia sedang meneliti sebuah batu berbentuk kristal dimejanya dengan raut wajah yang begitu serius.

A story in a book ( Levi Ackerman x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang