CHAPTER 19

2.8K 397 23
                                    

#Levi POV

Malam-malam aku melangkahkan kakiku menuju ruangan erwin. ada beberapa informasi yang harus ku beri tahu tentang polisi militer.

situasi ini semakin sulit, aku bahkan tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Kemungkinan erwin akan segera berbicara dan memberi perintah.

semenjak pulang dari wall sina, aku masih terbayang-bayang perkataan bocah itu tentang kakaknya [Name]

"Bukankankah kakaknya [Name] temannya komandan erwin? apa kau tidak tahu itu??" ucap bocah itu diingatanku

"[Name] juga pernah bilang dia bergabung menjadi pasukkan pengintai bukan hanya karna minatnya tapi tujuan" batinku

"Tujuannya itu tidak lain keluarganya sendiri, yang terbunuh beberapa tahun lalu.Dan juga dia memiliki trik pembunuh yang berbeda sama sepertiku. Lalu dengan siapa dia belajar?" pikirku

Langkahku terhenti didepan pintu yang dipastikan ruangan erwin.

Tokk Tokkk

"erwin, ini aku" ucapku didepan pintu

"Masuklah" ucapnya

"erwin, aku ingin membahas tentang polisi militer" ucapku setelah masuk

"duduklah" ucap erwin menuangkan teh ke dalam cangkir.

"Ah tidak. Polisi militer akan datang menemuimu. Bagaimana ini? Apa mereka mencoba membawa eren?" Tanyaku. Erwin mendekat dan memberikan secangkir teh padaku

"Tidak hanya eren, mungkin mereka akan membawa historia" ucap erwin dengan pandangan sayu

"jadi kau sudah tahu tentang hal ini. Ini sudah disituasi sulit, kenapa kau tidak memberi perintah?" ucapku kasar

"mereka masih mencari tahu tentang apa yang kita sembunyikan. Situasi ini masih belum tepat untuk memberimu misi. Jika aku menyuruhmu membawa historia dan eren bersama [Name], mungkin sangat berbahaya jika hanya kalian berdua, ini akan mengancam keselamatan eren dan juga historia" jelas erwin

"Jadi menurutmu, apa aku harus menambah pasukkanku?" tanyaku

"[Name] sangat kuat, tapi melawan polisi militer seorang diri baginya akan sulit" ucap erwin

"Baiklah, aku akan meminta teman-teman bocah itu ikut sekalian. Tidak ada yang lebih kuat dari mereka" ucapku

"Sepertinya [Name] akan senang akan hal ini" ucap erwin sedikit tersenyum

"Tck, bocah itu." decik ku

"Ahh, ada satu hal lagi yang ingin aku tanyakan padamu" tanyaku menanapnya

"Apa itu?"

"Apa hubunganmu dengan kakak [Name]?" ucapku. Kulihat raut wajah erwin berubah. Dia menunduk dan memberi tatapan sedih.

"kau sudah mengetahuinya dari [Name]?" ucapnya berbalik dan duduk dikursi kebanggaannya

"Tidak, aku di beri tahu oleh adik sepupunya. Dia berkata jika kakak [Name] pernah ada dipasukkan pengintai, lalu dia berhenti. padahal dia adalah salah satu prajurit terkuat diregunya. Aku ingin tahu tentang hal itu?' ucapku

"Memang aku mengenal kakak [Name]. Aku, hanji,dan juga mike. Dia temanku yang berbeda regu." Ucapnya mulai menjelaskan

"Jadi kaca mata sialan itu juga tau?"

"Yaa, kau ingat pertama kali kita bertemu di kota bawah tanah? Saat itu aku memintamu bergabung menjadi prajurit pasukkan pengintai bersama teman-temanmu. itu adalah menit-menit terakhir kakak [Name] berhenti menjadi pasukkan pengintai" jelasnya

A story in a book ( Levi Ackerman x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang