CHAPTER 9

4.1K 561 383
                                    



Kejadian tadi, aku terpaksa dipulangkan ke distrik trost. Jika tidak karna komandan erwin, mungkin aku akan tetap keras kepala bertahan disana walau tubuhku hancur sekalipun.

Kepala, tangan dan kakiku sudah terlebih dahulu diperban. Sakit di sekujur tubuhku masih terasa, ditambah lagi akibat beturan dikepalaku.

"[Name]!!"

"Eh?"

Aku terpeleset karna tersandung dengan kakiku sendiri. Membuatku terjatuh kebelakang dari atas dinding

"AAAAAAAA....!!!"

"[NAME]!!!!" ucap semua prajurit

Sebelum aku benar-benar terjatuh hingga kebawah, aku merasakan ada sebuahh tangan yang memegang kaki kananku. Oh itu komandan erwin, dia berhasil menyelamatkanku.

Tapi tunggu..

apa dia mencoba mematahkan kaki kananku? Bukankah pegangan itu terlalu kuat, Padahal itu bekas cendera yang baru saja sembuh darri kaki kananku T_T

"AAAAAAAA!!!!"

Aku melihat ke arah luar jendela. hari semakin gelap, orang-orang yang beraktivitas diluar sana semakin sedikit. Mataku berahli memandangi langit sore, Sudah setengah hari ini aku hanya duduk dikasurku tanpa berbuat apa-apa. dan itu membuatku bosan.

BRUKKK!!

Aku mendengar seseorang membanting pintu cukup keras. Ada sebuah tatapan tajam yang menghujamku bertubui-tubi. Bahkan aura-aura kematian sudah memenuhi sekujur tubuhnya. Siapa lagi kalau bukan Levi.

"[Name]" panggilnya dengan suara menyeramkan

Aku komat-kamit membaca doa dalam hati, agar pria yang ada didepanku segera mengilang. Entah bagaimana caranya, Aku tidak perduli. Yang terpenting pria ini tidak ada disini. Tapi pria itu malah mendekatiku.

Greb

Dia menarik krah bajuku dengan kasar, membuatku sedikit terangkat dari tempat tidurku. Mata kami bertemu secara intens.

"SUDAH AKU KATAKAN KAU JANGAN IKUT!!"

"M-maafkan aku-"

"KAU!!"

"Oh tuhan, tolong aku" batinku

Aku terbayang hal-hal buruk yang akan terjadi kepadaku, seperti levi akan melemparku keluar dari jendela.

Aku mendengar decikkan kecil dari mulutnya. Perlahan cengkraman itu terlepas. dia menunduk dengan rambut yang menghalangi wajahnya. kenapa dia, apa dia tidak jadi memarahiku.

seketika levi memelukku. Tunggu?!

"bocah keras kepala" ucapnya berbisik ditelingaku

Levi menggelamkan wajahnya dileherku. Dapatku rasakan detak jantungnya berdetak didalam sana. Nafasnya berhembus pelan disela-sela leherku dan itu membuatku sedikit merinding.

seketika aliran darahku mengalir ke atas membuat wajahku memanas. Aku memberanikan diri ingin memeluknya. aku tidak tahu apa yang terjadi dengan levi, tapi tampaknya levi tidak menyadari itu semua.

"Komandan erwin dan pasukkan pengintai telah tiba!" ucap seseorang diluar sana

Belum sempat aku memeluknya, Levi segera mendorongku kasar hingga aku terduduk ditepi tempat tidurku.

"Aku akan menemui erwin" ucapnya dingin lalu pergi dari ruang rawatku.

***

#Levi POV

A story in a book ( Levi Ackerman x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang