Sudah dua minggu kejadian itu berlalu. Entah itu kebetulan atau takdir, jika pria yang sempat menolongku waktu itu adalah kopral levi. Ya kapten levi, yang dijuluki manusia terkuat dan banyak di takuti oleh orang-orang. Begitu juga dengaku.
Bahkan aku tidak melihatnya belakangan ini. Maksudku aku sempat bertemu dengannya tapi tidak dengan posisi yang berdekatan. Sesempat mungkin aku menjaga jarak dengannya agar dia tidak mengetahui itu dan memberikan tatapan yang mengerikan.
Aah~ sejujurnya aku menghindarinya.
Saat latihan, melakukan misi, makan malam, hingga menuju kamarku dimarkas. Aku selalu bertemu dengannya dan bersembunyi darinya. bahkan aku menghindari tatapan matanya dariku. Entahlah, mungkin kejadian itu membuatku tak percaya diri untuk bertemu dengannya.
10:30 PM
Kini aku berada didapur markas. Perutku benar-benar lapar, karna saat jam makan malam aku berada digudang persediaan untuk mengecek peralatan-peralatan. Pimpinan memang kejam, menyuruhku mengecek dan membersihkan semua peralatan sendirian, Untung saja ada dua prajurit yang kebetulan ke sana lalu membantuku, aku tertolong.
Sedari tadi aku mengobrak abrik dapur untuk menemukan makan. perutku memang tidak tau sabar, layaknya orang-orang berdemo dan melakukan tawuran besar-besaran. Untung saja dipanci ada tersisa sup kentang dan 2 roti. Aku mengambilnya lalu pergi ke ruang makan.
"itadakimasu" ucapku sebelum melahap
Saat ini ruangan makan yang biasa ramai kini terasa sepi, mungkin saat ini sebagian prajurit sudah tertidur atau sedang melakukan sesuatu. Aku memilih tempat duduk di pojok kanan, tempat biasa aku berkumpul dengan yang lain. Aku melahap makananku dengan tenang.
Di sela-sela aku mengisi perut, aku teringat dengan kopral levi. apa yang harus aku lakukan dengannya, aku belum cukup kuat untuk berhadapan dengannya langsung. Dia bisa saja memakanku hidup-hidup.
Bisa jadi dia membenciku atau melaporkanku ke komandan untuk memecatku dari pasukkan pengintai. Melihat tatapannya yang mengerikan lusa lalu, membuatku merinding.
Setelah asik berkutik dengan pikiran, tanpa sadar ada seseorang yang berdiri disampingku.
"Oi bocah, apa kau tuli?" ucap levi . Seketika aku menyemburkan seisi didalam mulutku.
"k-kapten?!" ucapku syok
"aku dari tadi memanggilmu, apa yang kau lakukan disini? " ucapnya
"oh, maafkan aku le- maksudku kapten levi" ucapku berdiri lalu membungkuk . Dia terdiam beberapa saat setelah melihat nampanku
"Apa yang kau lakukan saat jam makan malam?" tanyanya
"hm, aku tadi mengerjakan sesuatu jadi aku melewatkan makan malamku" jelasku
Aku melihatnya duduk didepanku lalu aku mengikutinya. Keheningan melanda kami, kini ruangan makan yang tadinya biasa-biasa saja seketika terasa mengerikan.
"Hm anu, kapten. apa yang anda lakukan malam-malam begin-i?" tanyaku memberanikan diri
"Jangan formal" ucapnya seperti berbisik
"huh?"
"tadinya aku ingin buat kopi, tapi-"
"Hei!! Akan aku siapkan" aku berlari kedapur lalu membuatkan kopi untuknya
"kenapa dia? Padahal aku tidak menyuruhnya" gumam levi
Sekitar 10 menit aku menghabiskan waktuku untuk membuatkannya kopi. Setelah selesai, Ku letakkan kopi itu didepannya. Ku lihat Levi mengambilnya lalu menyedu kopi itu dengan cara yang dibilang sedikit 'unik'.
KAMU SEDANG MEMBACA
A story in a book ( Levi Ackerman x Reader)
Fantasi"kami seperti ini bukan kewajiban atau paksaan dari pihak lain. Kami seperti ini adalah pilihan yang kami ambil dalam hidup" . Dipublikasikan 1 Januari 2019🚫 🚫Mohon tidak mencopy🚫