CHAPTER 38

2.2K 266 13
                                    

 "a-apa yang sebenarnya terjadi? ini tidak mungkin!" ucap hanji berteriak sambil memegang jeruji besi. Kulihat komandan erwin sangat tenang dalam situasi ini.

"apa yang kau lakukan disini? Apa yang terjadi padamu, samuel?" ucap hanji sambil menatap seorang pria yang didalam tahanan, terduduk dengan tangan terikat tak sadarkan diri tak lain adalah samuel.

"Samuel, kau masih hidup—ack!" ucap hanji memegang bahunya

"Kapten regu, kau tidak apa-apa? Lukamu sangat parah jangan banyak bergerak" ucap moblit

"Kita akan kembali setelah dia sadar" ucap komandan erwin

"Kita perlu membuat rencana untuk menghentikan rod reiss, ayo semua" ucap levi memerintah

Mikasa dan yang lain sudah beranjak keluar, Levi menghentikan langkahnya setelah melihatku tertinggal yang masih melihat ke dalam jeruji besi.

"Oi, bocah. Sedang apa kau disana?" ucap levi

"Hem, tidak apa-apa" ucapku

.

"komandan erwin, dalam situasi ini apa rencanamu? Bagaimana caramu mengevaluasi penduduk disana? " ucap salah satu prajurit penjaga

"Kita tidak akan mengevaluasi mereka" ucap komandan erwin santai

"apa?"

"Kita biarkan warga di orvud tetap disana" ucap komandan erwin

"apa maksudmu? Apa kau sudah gila! Dalam situasi ini, membiarkan penduduk tanpa dievaluasi" ucapnya tak terima

"Raksasa itu tipe abnormal. Targetnya adalah sekumpulan orang-orang dengan jumlah besar. Jika kita mengevaluasi penduduk menuju dinding sina, maka raksasa itu akan mengubah targetnya dan menerobos dinding. Maka penduduk di dekat dinding akan binasa, jika kita melakukannya" jelas hanji

"sepertinya tidak ada cara lain.." ucap prajurit itu ragu

"kami akan mengarahkan semua pasukan pengintai, dengan adanya eren dia bisa mengubah dirinya menjadi raksasa dan menghadapinya" jelas komandan erwin

"Kita perlu artileri dan peledak untuk menyerangnya, persiapan sudah harus selesai sebelum matahari terbit" lanjutnya.

Setelah membuat rencana selesai, kami beranjak pergi untuk mempersiapkan sebagaian alat-alat untuk digunakan nanti. Kami membantu para prajurit Kulihat raksasa itu semakin dekat.

"komandan erwin dan yang lain tidak ada" ucap mikasa mengahlikan pandanganku ke sekitar

"sepertinya mereka pergi ke samuel" ucap armin.

"[Name], apa sebaiknya kau menyusul?" tanya mikasa. Aku terdiam beberapa saat.

"[Name], apa yang terjadi saat kita berada dibawah tanah? Kenapa kau bisa bertemu dengan samuel?" tanya armin dengan raut wajah khawatir. Aku menatap mikasa dan armin yang juga menatapku.

Aku mulai menjelaskan saat pertama kali eren dan historia diculik. Kulihat teman-teman yang lain mulai mengerumuni kami untuk mendengarkan penjelasanku. Mikasa dan armin tampak terkejut, jika salah satu pasukkan yang menculik eren dan historia tak lain adalah samuel kakak ku sendiri. Penyerangan di bawah tanah juga samuel ikut terlibat bertarung melawan pasukkan pengintai dan juga memalsukan identitas aslinya.

"Samuel, melakukan penculikan terhadap eren dan historia? apa samuel orang yang akan melakukan itu" ucap mikasa tak percaya.

"Bagaimana bisa samuel ni-san bertemu dengan kenny dan masuk ke prajurit anti personal control?" ucap armin penasaran.

"[Name]" ucap prajurit di belakangku

"pimpinan hanji memanggilmu" ucapnya.

.

Aku , mikasa, armin dan yang lain pergi ke tempat hanji berada. Kulihat hanji bersender di dinding ruangan komandan sambil membaca dokumen ditangannya.

"yo [Name], minna!" serunya setelah menyadari kedatangi kami.

"Apa persiapan sudah siap?" tanyanya

"kami baru saja menyelesaikan persiapan, rod reiss semakin dekat" ucapku menjelaskan.

"Sebaiknya, aku akan membicarakan ini kepada erwin" ucapnya memegang dagu.

"[Name], tentang kakak mu.." ucapnya

"aku pikir ini akan membebanimu. Tapi kami tidak punya pilihan lain" ucap hanji mulai menjelaskan

"Kami akan menahan kakakmu sementara waktu .Ini perintah dari komandan erwin. Kami belum memutuskan apakah kakakmu akan dibawa oleh pasukkan pengintai atau tidak. Kemungkinan dia akan ditahan selamanya dan diserahkan kepada Dallis zacklay. Jika tidak ada pilihan, kemungkinan dia akan.. dihukum mati." Ucap hanji dengan nada yang sangat pelan diakhir kalimat.

"dia melakukan pemberontakkan atas nama prajurit Anti Personal Control dengan kenny ackerman dan juga terlibat dalam pemberontakkan tersebut mengambil ahli salah satu rumah warga tanpa izin atau surat-surat yang sah dan banyak khasus pembantaian di ibu kota yang melibatkan prajurit anti personal control" jelas hanji

"seperti yang kau tahu, jika beberapa bulan yang lalu pamanmu baru saja pindah dari rumah lamanya" ucap hanji membuatku tersadar.

"Ya, sepertinya mereka yang telah mengambil rumah pamanmu dengan paksa. Aku mendapat informasi jika kakakmu terlibat dalam pemberontakkan dirumah pamanmu dan melakukan pembantaian" ucap hanji

"tidak mungkin, dia tidak akan melakukannya" ucapku tak percaya.

"Kami akan berbicara dengan pamanmu. Jadi untuk sementara waktu kau tidak diizinkan bertemu dengannya, ini perintah dari komandan erwin" ucap hanji. Tidak ada yang bisa ku lakukan, Aku hanya bisa terdiam dan mengepalkan tanganku.

"Baiklah, kita perlu menyiapkan peralatan. Fokus dengan misi kalian. Kita akan menghentikan rod reiss" ucap hanji

Tidak lama komandan erwin dan levi keluar dari ruangan tidak jauh dari kami berada. Mereka melihat kami sekilas, lalu berbelok ke arah berlawanan dengan kami.

"Levi" panggil komandan erwin

"Kita ubah rencananya" lanjut komandan erwin

"Hah? Apa maksudmu?" tanya levi

"Kita Gunakan Eren sebagai penyerang" ucap komandan erwin

A story in a book ( Levi Ackerman x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang