Prologue

8.8K 729 18
                                    

Pria bertubuh kekar dengan sentuhan seni indah ditubuhnya, pria itu menaruh buliran demi buliran cairan merah ke dalam gelas. Merah menggoda, cairan beralkohol itu kini mulai memasuki sela-sela tenggorokannya dengan tenang, sembulan asap rokok tak berhenti keluar dari mulutnya setelah benda kecil panjang itu ia hirup pelahan-lahan.


Satu sisi kehidupannya yang lain selain berkutat dengan dokumen-dokumen kantor memang lah menyenangkan. Champagne dengan berbagai jenis tersedia lengkap diatas meja, tidak ada yang harus dipusingkan selain efek alkohol yang akan menyerangnya nanti. Berserakkan tak tertata rapi, semua benda kaca itu silih berganti bergulir kesana kemari setelah sang tuan menyeruput habis cairannya.

Bukanlah hal menyenangkan ketika harus berhadapan dengan kertas-kertas dokumen dan kolega. Tidak ada champagne atau rokok, hanya sebuah pemikiran lah yang harus ia konsumsi selama melabuhkan diri sebagai pimpinan.

Mimpinya sedang ia jalani sekarang.

Menjadi seorang pimpinan utama diperusahaan miliknya adalah mimpi terbesar. Ya, Christian membangun mimpinya sendiri hingga ia menjadi besar sekarang. Dari serpihan pasir kini bergulir menjadi sebuah perusahaan besar yang memiliki peran sangat penting di negaranya.

Pekerjaan tidak pernah berhenti merecoki pikirannya, masalah dan solusi sepertinya bukanlah hal asing yang harus dilakoni. Mereka adalah makanan sehari-hari yang wajib ia makan selama menjadi orang yang memiliki tanggung jawab besar untuk perusahaannya.

Masalah datang silih berganti membuat dirinya tertimpa beban yang cukup berat. Sebuah tanggung jawab? Itu adalah tameng kokoh yang harus di jaga. Meniti kehidupan memang tidak mudah, banyak hal yang harus dilalui. Depresi menjadi tantangan terberatnya kala pekerjaan terus menerus menyerang tak memberi celah untuk sekedar menghirup napas.

Tapi disisi lain, terlepas dari itu champagne lah yang bisa menenangkan diri dari kelelahan. Terlalu candu dengan cairan berperasa anggur itu. Sepertinya kolektor kurang tepat jika harus disematkan pada dirinya, karena dia terlalu hapal dengan berbagai jenis champagne yang ada di dunia ini. Entah itu dari yang berkualitas tinggi atau rendah, limited atau terjangkau, mahal atau murah Christian telah mencobanya.

Seperti halnya saat ini ia telah menghabiskan Armand de Brignac Midas yang dikirim langsung dari pembuatnya di America. Christian sudah seperti orang pertama yang harus di sambangi ketika perusahaan champagne meliris seri minuman terbarunya, Christian harus merasakannya lebih dulu.


"Tuan kau ingin yang lain?" tawar seorang pramusaji padanya setelah melihat gelas dan botol-botol yang dihadapan tuan nya sudah tak terisi.

Christian yang kini terlihat sudah kehilangan akal hanya terdiam sembari mengamati gelas kecil yang berada di genggamannya.



"Tuan?" lagi pramusaji itu bertanya ketika pertanyaannya tadi sama sekali tak dihiraukan.


Christian saat ini tengah berada disebuah ruang privasi rumahnya, dimana satu ruangan yang di khususkan untuk sang tuan menikmati candunya. Disana sudah disewa seorang pramusaji hanya untuk meracik champagne kesukaan Christian.

Hanya ditempat ini lah ia mengadu melampiaskan segala perasaan yang sedang ia alami. Kala emosi menguasai champagne yang menjadi hal utama yang disambangi.


Tak lama situasi diam Christian buyar setelah mendengar suara langkah kaki menggema memenuhi ruangan. Begitu melihat wanita datang menghampiri, sang pramusaji menunduk hormat menyapa kedatangannya.




"Kau membiarkannya lagi Sam?" wanita itu bertanya sambil melangkahkan kaki mendekati keduanya.

Tak harus dijawab, pramusaji yang bernama Sam itu perlahan mengundurkan diri meninggalkan ruangan, membiarkan sang tuan dan wanitanya berbicara satu sama lain.

Christian mendelik melihat wanita yang kini sudah berada disebelahnya.
Ber dress pastel dengan setuhan collages yang menyeruak penciuman, wanita itu menggeleng setelah mendapati Christian yang sudah mabuk diracuni alkohol.



"Kau tidak mendengarkan ku lagi Chris.." ucap wanita itu datar.

Christian masih menatapnya dalam, kilatan matanya kini berbinar melihat wanitanya setelah sekian waktu tak menampakkan diri. Rindu ditambah dengan beban pekerjaan bukanlah hal yang bagus, ini akan memperburuk psikis.


Matanya mengerjap, "Miss you.." sahutnya pelan.


Bukan hanya sekedar cantik, wanita ini sungguh luar biasa. Rambut hitam di gerai rapi dengan make up tipis yang memperindah wajah cantiknya membuat siapa pun yang melihatnya pasti akan merasa lemah.

Terlalu dalam menjatuhkan hati padanya meski berbagai hal menjengkelkan menghambat keduanya, tapi tetap wanita ini lah yang membuatnya kehilangan akal sama halnya dengan champagne. Munafik jika dirinya mencoba menghalau wanita ini dari kehidupannya, Christian tidak akan pernah bisa melepaskannya.





🍃🍃🍃

Christian Yu ada yang tau atau tidak, dia memang seorang musisi sutradara yang mendirikan grup bernama DPR. Dia pernah bekerjasama dengan Mino kalo gasalah.

Dan ini cerita baru dengan cast Christian Yu, pria kelahiran Sydney Australia. Bisa dibilang ini chrackship karena Jisoo jarang dipasangkan sama Christian, dan kebanyakkan ga terlalu tau siapa Christian Yu.

Aku hadir dengan cerita baru ini, semoga kalian suka.

Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang