Tangan Jisoo dengan cekatan memotong-motong berbagai macam sayuran yang telah ia siapkan sebelumnya, silih berganti potongan sayur itu ia masak, dan bau sedap pun seperkian menit sudah menyeruak memenuhi ruangan dapur. Bersama bibi pelayan rumah, Jisoo mempersiapkan makanan untuk dihidangkan di atas meja makan.
Memberi kabar perihal akan kedatangannya ke rumah sang pria, Jisoo hanya ingin Christian menerimanya tanpa paksa. Tak peduli meski ia dibiarkan sendiri bersama pelayan rumah, karena pria itu masih sibuk dengan urusannya di kantor. Begitu Christian menginjikan, Jisoo senang karena dengan itu ia diberi kesempatan untuk menunjukkan seperti apa dirinya pada Christian.
Sudah beberapa jam lalu Jisoo tiba di kediaman Christian, selama itu juga ia mempersiapkan diri untuk membuat Christian senang dengan apa yang ia usahakan. Memasak bukanlah sesuatu yang ia kuasai selama ini, ia termasuk buruk dalam hal memasak. Tapi bersyukurlah bibi pelayan sudi untuk membantunya memberi masukkan.
"Bagaimana apakah itu enak?" tanya Jisoo kala bibi maid tengah menyicipi salah satu makanan yang ia persiapkan.
"Ini sangat lezat nona. Bibi belum pernah merasakan makanan seenak ini" ucapnya bangga.
"Bukan kah bibi melebih-lebihkannya? aku tidak yakin"
"Sungguh, tuan pasti menyukainya"
Jisoo menggeleng enggan, "aku tau bibi berbohong" ia ikut mencoba menyicipi makanannya sendiri.
"Benarkan?"
Sedikit cukup memuaskan, Jisoo tersenyum. "Berdoalah"
Terdengar suara deruan mobil berhenti tepat didepan rumah, raut wajah Jisoo berubah senang kala mendengarnya. Sedetik kemudian suara bel pintu rumah berbunyi.
Alih-alih membuka pintu rumah, Jisoo terlihat heran ketika melihat mobil yang terpatri berbeda dengan mobil milik Christian, semua berwarna merah bukan berwarna hitam.
"Halo"
Dan benar, bukan Christian Yu yang diharapkan melainkan seorang wanita yang muncul di depan pintu rumah. Berpenampilan jauh lebih mencolok darinya, Jisoo merasa sedikit malu jika dibandingkan dengan penampilannya kini.
"Apakah Chris berada di rumah?"
"Christian belum pulang, ada yang perlu kau lakukan atau?" tanya Jisoo menyelidik, ia merasa janggal atas kehadirannya.
"Aku kira Christian sudah sampai, dia mengatakan bahwa sedang berada diperjalanan pulang tadi. Oh ya, ada yang harus aku sampaikan padanya, dan Christian menyuruhku untuk menunggunya di rumah" jelas wanita berambut panjang itu.
Dia mengabarinya tapi tidak mengabari ku.
Jisoo mengutuknya dalam hati. Terlalu mengesalkan mengingat Christian tak berkabar selama ia sampai di rumahnya.
"Masuk lah"
"Terimakasih"
Bukan haknya untuk melarang wanita itu masuk, walaupun merasa janggal tapi Christian sendiri yang mengijinkannya.
Beralih untuk kembali ke dapur dan bertanya perihal sosok wanita yang mendatangi rumah Christian pada bibi maid, tapi niatnya ia batalkan karena si bibi sudah tidak berada di tempatnya entah kemana. Mau tak mau rasa penasarannya ia simpan hingga pria yang di tunggu datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️
Fiksi Penggemar"Terlepas dari banyak persoalan kelam, kau memang harus aku tepatkan karena dirimu yang selalu ada menemani. Aku selalu berharap dan menunggu agar waktu yang seterusnya, sisa itu ada untuk kita menjalin hidup bersama" Christian. By, rrb.