Champagne 7

2.7K 455 21
                                    

Disebuah kedai kecil disamping jalanan, menikmati secangkir kopi dan ditemani seseorang memanglah menyenangkan. Beralih dari kehidupan dunia yang sebenarnya, Christian hanya ingin sekedar bernapas sejenak terlepas dari pekerjaan yang selalu menanti.

Kali ketiga? ya ini ketiga kalinya Christian beradu mulut dengan wanita yang mencuri perhatiannya kala itu.



"Apa kau tidak sibuk?" Jisoo melirik pria disampingnya kini sembari memainkan secangkir Thai tea ditangannya.

"Jika aku sibuk aku tidak akan bersama mu disini" Christian melepas jas yang membaluti tubuhnya.

Setelah sesi urusan rantai sepeda selesai, Jisoo tidak mau begitu saja pergi tanpa berterima kasih pada Christian yang telah banyak membantunya. Dengan menuntun sepeda, keduanya memilih untuk singgah sebentar disebuah kedai pinggir jalan.

Sembari bertukar pikiran dan menambah teman, Jisoo menyempatkan waktu luangnya dan Christian tidak keberatan untuk itu.

"Sebenarnya aku tidak enak mengajak orang seperti mu mampir ke tempat seperti ini"

"Memangnya apa yang kau pikirkan tentang ku?"

"Tahta? Kau pasti terpandang dikalangan mu"

"Sekali lagi, aku tidak memiliki itu"

Christian dengan tenang menyesap kopi yang berada digenggamannya.

Jisoo mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Jisoo sendiri akui, dia baru pertama kali bertemu dengan orang seperti Christian. Seseorang yang bisa dibilang tak mudah ditemui banyak orang karena kesibukannya dalam mengurusi perusahaan, tapi Christian sempat-sempatnya pergi kejalanan untuk membantu membenarkan sepedanya.

Memang, pertama kali mereka bertemu ketika berada disebuah tempat berkelas, dan hanya orang-orang yang memiliki reputasi tinggi yang mampu mengunjungi tempat itu.
Beruntung Jisoo bisa menapakan kaki di tempat itu jika bukan untuk mengantar pesanan bunga.

Dari sana Jisoo tau Christian bukan orang berdebu sepertinya.



"Berapa lagi bunga-bunga yang harus kau jual?"

Jisoo mengarahkan pandangannya pada keranjang sepeda yang terpatri didepan kedai, "tuh, baru beberapa tangkai yang aku jual dan masih banyak sisa"

"Disaat cuaca seperti ini kau harus berkeliling menjualnya?"

Jisoo mengangguk menjawab pertanyaan Christian.

Cuaca saat ini terlihat tak begitu menentu, kadang terasa panas, kadang terlihat redup.

"Tidak ada yang istimewa dari yang aku kerjakan, siang hari aku bekerja disebuah toko bunga dan sore hari yang aku katakan padamu waktu itu, aku bekerja paruh waktu di rumah sakit"

"Sama halnya dengan ku, hari-hari yang aku lakukan tidak ada bedanya dengan mu. Semuanya membosankan."

Jisoo mengernyitkan kening bertanya,

"Yeah, aku tau kau berpikir menjadi seorang direktur itu menyenangkan? Semua yang kau kira itu bohong"

Bertemu dengan orang-orang hanya untuk membicarakan bisnis, bisnis, dan bisnis. Terlalu muak harus berpapasan dengan para kolega yang gemar mencari muka demi sebuah kepentingan, Christian sudah hapal dengan maksud mereka berbicara.

Terlebih dengan para pria paruh baya yang mencoba menawarkan putrinya agar menjadi pedamping Christian dengan bualan mereka yang menjijikan tetapi punya maksud lain untuk itu.




Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang