Melbourne, 05.16.
Sinar mentari pagi menyapa menusuk penglihatan yang baru saja terbuka lemas. Kala diri terlelap diatas pembaringan tapi sang mentari menyuruh untuk bangun, merasa sedikit kesal dengan keadaan yang tak pernah memberinya kesempatan untuk hidup, dan Christian hanya bisa mengerang tak berarti. Karena ini adalah hidupnya, hidup sebagai manusia sibuk yang mengharuskan dirinya bekerja dan terus bekerja.
Waktu istirahat tidak pernah teratur dengan baik seperti orang lain, ia hanya bisa tertidur saat semua urusannya selesai, itu yang menjadi motto hidupnya.
Mata berkali-kali mengerjap menyesuaikan pandangan yang sebelumnya hitam tak berwarna. Seorang maid rumah selalu sigap datang memberi sinyal untuk ia terbangun dari tidur malamnya, meski ia selalu tertidur saat dini hari. Wanita yang berperan sebagai asisten rumah tangga itu membukakan tirai jendela memberi celah agar cahaya alam memasuki ruangan.
Christian tidak pernah marah ketika asisten rumahnya melakukan hal itu, karena itu adalah kewajibannya saat waktu bekerja. Christian sengaja menyuruhnya, Christian sendiri yang memerintahkan. Setelah urusannya membangunkan sang tuan rumah selesai, asisten pun permisi meninggalkan ruangan memberi waktu untuk Christian mempersiapkan diri.
Perlahan tangan kekarnya menyibakkan selimut tebal yang semalam sempat menutupi tubuh shirtless miliknya, berjalan memasuki salah satu ruangan yang berada didalam kamar, Christian mempersiapkan awal hari dengan membersihkan diri.
Sejak saat dirinya menjabat sebagai direktur, kehidupannya tidak pernah lekang dari pekerjaan. Dia hidup seorang diri di rumah yang tak terhitung ukurannya, tapi kadang di saat-saat begitu sepi ia akan pergi melihat perkembangan orang tuanya disana.
Sendiri dan kesepian, selalu rindu ketika seorang wanita paruh baya datang memeluknya merapihkan rambutnya yang berantakan, memberinya senyuman dan ciuman dipipi. Saat-saat itu terlalu haru untuk di ingat.
"Morning Chris.."
Wanita cantik dengan senyuman ia menyapa kala Christian baru saja menginjakan kaki dipijakan tangga menuju ke lantai bawah.
"Apa yang kau lakukan disini?" sahut Christian dengan langkah gontai menuruni anak tangga.
Memulai sebuah aktivitas memang tidak lengkap jika harus melewatkan asupan pagi. Wanita itu berdiri dari duduknya menyambut Christian dengan mencium pipinya silih berganti. Christian mengambil kursi diseberangnya, menyantap makan pagi dengan tenang.
"Ada apa?" tanya Christian disela kunyahannya.
"Nope, aku hanya ingin melihat bos ku dipagi hari" jawab wanita itu santai sembari tersenyum simpul ke arahnya.
Christian tidak lagi memperdulikan omong kosong wanita dihadapannya itu, ia melanjutkan sesi makannya kembali.
"Oh ya apakah project mu lancar?"
"Aku sedang mencoba mengembangkannya." Christian menghentikan sejenak aktivitas makannya.
Tidak ada yang spesial selain membahas sebuah pekerjaan. Dia Roseanne teman sekaligus sekretaris diperusahaannya, sudah sejak lima tahun lalu Roseanne dipercaya untuk memegang posisi sekretaris, sudah mengenal lama pula siapa Roseanne.
Keduanya sama-sama tinggal di Melbourne, usia mereka tidak terpaut jauh, keduanya sama-sama memiliki kenyamanan satu sama lain untuk saling berteman. Saat itu Roseanne datang untuk bekerja di perusahaan Christian, disaat Rosseanne sedang melakukan isirahatnya disebuah taman, Christian datang dengan sengaja hanya untuk sekedar menghirup napas. Mereka bertemu kala Christian melihat seorang karyawan baru dan menyapanya. Keduanya berbicang banyak saat itu dan dari sana Christian dapat melihat bagaimana Roseanne.
![](https://img.wattpad.com/cover/175676238-288-k551361.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️
Fanfic"Terlepas dari banyak persoalan kelam, kau memang harus aku tepatkan karena dirimu yang selalu ada menemani. Aku selalu berharap dan menunggu agar waktu yang seterusnya, sisa itu ada untuk kita menjalin hidup bersama" Christian. By, rrb.