Champagne 2

3.9K 502 1
                                    

Semilir angin menyeruak menerpa rambut hitam yang terdiam. Tangan satu memegangi ponsel yang menempel ditelinga, dan tangan lain ia angkat bermaksud untuk merapihkan rambutnya yang berantakan karena deruan angin.

Disebuah teras dengan berbagai jenis tanaman hias, wanita ini menyibukan diri dengan menelepon seseorang ditengah taman. Lampu taman terlihat sangat indah, menerangi luasnya kegelapan seorang diri, tak ada siapapun yang ikut menemani kecuali suara cicitan hewan malam.


"Dimana dirimu?"

"Aku sedang bekerja, ada apa?" ucapnya pada seseorang diseberang sana.

"Kau bekerja malam? Astaga Jisoo dimana akal sehat mu?! Kau sudah bekerja ditempat ku, jika kau kekurangan uang jangan mencari bekerja sambilan seperti itu Jisoo.. kau bisa meminta pekerjaan lebih pada ku"

Tak ada jeda, lawan bicaranya terus menerus berbicara layaknya komentator bola yang sedang menghadapi pertandingan.

"Jaga mulut mu atau ku sumpal kau dengan duri mawar—" balasnya tak kalah sarkastik, "aku belum menceritakannya padamu soal ini, sekarang aku bekerja sambilan disebuah rumah sakit swasta dan hari ini aku mempunyai jadwal di malam hari"


Bekerja paruh waktu adalah hal tabu yang dilakukan para pencari kerja tetap. Alih bekerja ini itu bukannya tumpukan lembar uang yang didapat tapi sakit badan yang selalu menjadi akibatnya.

Disini berada ditaman yang berada disamping rumah sakit kini wanita ini berada. Jisoo, wanita berparas cantik dengan senyuman manis yang dimilikinya saat ini tengah mengadukan diri ditempat ini.

Sebuah pekerjaan pasti jaman sekarang memanglah sangat sulit sekali untuk didapatkan. Pendidikan tinggi sama sekali tidak menjamin akan keberhasilan hidupnya. Berlari ke tempat lain, tempat dimana saat ini ia berada untuk menghidupi diri sendiri. Sangat sulit ketika harus membagi waktu kesana kesini hanya demi selembar uang.

Dua puluh enam tahu ia hidup didunia, baru kali ini ia merasa layaknya buliran debu yang ditimpa batangan emas. Berat, tapi itulah yang ia butuhkan dihidupnya kini yang penuh dengan segala kebutuhan dan kepentingan, mungkin berbeda dengan beberapa tahun lalu. Menjelma menjadi seorang wanita asing yang berimigrasi di kehidupannya yang baru, Jisoo benar-benar merasakan perihnya bertahan hidup tanpa campur tangan orang lain.

Tak ada yang tau ia datang dengan ilmu tinggi setelah selama bertahun-tahun belajar susah payah tapi pada akhirnya ia hanya menjadi pengantar pesanan bunga di siang hari dan pekerja paruh waktu dirumah sakit saat malam hari.

Ini hidupnya saat ini dengan berbagai tuntutan pekerjaan yang selalu menghantui.



"Jisoo is that you?" Panggil seorang wanita yang berada diambang pintu.

Yang dipanggil mendelik mencari keberadaan sang sumber suara.

"Ya ini aku" balasnya sesaat setelah melihat wanita yang berpakaian sama dengannya disana.

"Bisakah kau kesini sebentar?"

Tak langsung dijawab Jisoo mengalihkan atensinya pada ponselnya yang terus menerus mengeluarkan suara. Ia lupa ponselnya masih tersambung dengan temannya itu.

"Aku harus bekerja bye" ucapnya sembari berlari menuju sang wanita yang memanggilnya tadi.

Perawat Kang, Jisoo menghampirinya dengan tergesa-gesa. Ia adalah seniornya dirumah sakit, sudah seperti layaknya kakak kandung, perawat Kang sangat baik hati.


Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang