Mencari sebuah pekerjaan demi selembar uang adalah hal yang cukup sulit untuk didapat, tapi ketika lembaran kertas bernominal itu didapat dengan rasa sakit jauh tak berarti apapun. Tidak ada rasa senang dalam menerimanya, kepuasan pun mungkin tidak ada karena dalam hati terus dibebani.
Berhenti bekerja di rumah sakit tidak berdampak buruk, tapi mampu melepas rasa takut. Sepeninggal nyonya pasien yang sempat dirawatnya kala dulu, Jisoo memilih untuk berpindah pencaharian. Ia terus teringat banyak hal yang sempat dirasakannya disana, tidak mau melihat banyak sosok lagi yang bisa meninggalkannya, Jisoo merasa cukup hanya ibu Christian yang pergi.
Melepas rindu kenangan yang pernah terjadi, Jisoo kini tengah duduk bersama wanita yang menjadikan dirinya menjadi manusia berarti. Jisoo banyak belajar atas bimbingannya, menjadi seseorang yang berarti bukanlah hal mudah, tapi ia senang mampu melakukannya dengan memberi banyak bantuan kepada orang-orang ketika di rumah sakit.
"Apa yang akan kau lakukan setelah ini?" perawat Kang kini menjadi sang lawan bicara.
Jisoo mengedikan bahu, "aku mendapat pekerjaan di salah satu tempat makan sebagai gantinya"
"Syukur lah kau sudah mendapat pekerjaan lagi"
"Ya, aku harus melakukannya" Jisoo menyeruput ice espresso digenggaman tangannya.
Keduanya bertemu karena Jisoo yang meminta perawat Kang untuk bertemu. Bisa dibilang ini pemaksaan, karena perawat Kang sendiri sedang menjalankan tugasnya di rumah sakit. Jisoo merengek seperti anak kecil alhasil karena ia juga ingin bertemu dan akhirnya melabuhkan diri di tempat ini.
"Oh?"
"Oh?" Perawat Kang ikut heran ketika Jisoo mengungkapkan rasa terkejutnya.
Jisoo terpaku pada seorang pria yang baru saja menginjakkan kaki ke dalam cafe.
Seorang pria yang kini tengah berjalan ke arah keduanya itu menunduk menyapa. Perawat Kang mendelik bingung melihat pria yang berada diantara dirinya dan Jisoo saat ini.
"Aku datang untung menjemput mu nona" Sam dia datang atas suruhan sang tuan.
"Aku akan pergi setelah urusan ku selesai. Kenapa dia seperti ini?"
"Tuan Christ?" perawat Kang bertanya karena merasa ada sesuatu yang ia tidak ketahui.
Jisoo tersenyum kaku, ia lupa belum memberitahu perawat Kang perihal hubungan dirinya dengan Christian yang sebelumnya menjadi wali dari pasien yang dia rawat.
"Aku bersamanya, maaf aku tidak mengatakannya"
Perawat Kang membulatkan matanya terkejut, "Ji kau misterius"
Tawa Jisoo keluar, ia pikir ini seperti kebetulan yang direncanakan.
" Aku baru mengetahui nyonya adalah ibunya Christian sejak hari itu. Dan kau tidak mau memberitahu ku"
"Okay ceritakan pada ku nanti, pergilah"
"Ini begitu singkat, sayang aku harus pergi. Sampai bertemu kembali" akhir perjumpaan, Jisoo melambaikan tangan dan melangkahkan kaki meninggalkannya sendiri disusul Sam dibelakang.
Bukan Jisoo tak tau diri, ia yang meminta untuk bertemu tapi ia sendiri yang meninggalkannya lebih dulu. Sebelumnya ia memang akan menemui Christian, tapi Jisoo tidak tau Sam akan datang menjemputnya disaat pertemuannya dengan perawat Kang belum selesai.
"Dimana Christian?"
"Tuan masih berada di kantor"
"Jika dia masih ada pekerjaan kenapa sampai harus menyuruh mu untuk menjemput ku?" ocehnya tak mengerti dengan maksud pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️
Fanfic"Terlepas dari banyak persoalan kelam, kau memang harus aku tepatkan karena dirimu yang selalu ada menemani. Aku selalu berharap dan menunggu agar waktu yang seterusnya, sisa itu ada untuk kita menjalin hidup bersama" Christian. By, rrb.