Dengan santainya wanita bermarga Kim ini mengetuk-ngetukan pulpen pada sebuah buku kecil yang berada digenggamannya. Jisoo kini tengah bersender pada tembok berlapis batu bata disamping jalan, terlihat sedang memikirkan sesuatu dengan keras, kini pulpen itu beralih diketuk-ketukan pada kening mulusnya.
Menjadi kurir pesan antar itu ternyata tidak mudah, ia harus mencari-cari alamat si pemesan dengan baik kala alamat yang diberikan tidak terlalu jelas. Jika tidak pelanggan akan mengomel atau meminta ongkos makanan kembali karena makanan yang diminta tak kunjung datang.
Rugi jika itu sampai terjadi, ia sendiri akan terkena dampratan majikan, sementara keringat terlanjur bercucuran demi mencari alamat seorang pelanggan. Jisoo akui ini mengerikan apalagi ketika dihadapi dengan pelanggan oknum yang memanfaatkan keadaan, dan pada akhirnya ia sendiri yang harus menanggungnya.
"Permisi"
Mengetuk salah satu pintu rumah di sudut kota, Jisoo berhasil menemukan alamat yang ingin dituju setelah beberapa kali memberanikan diri untuk bertanya pada orang-orang yang berlalu-lalang.
Knop pintu itu bergerak, tanda seseorang kini tengah menyahuti maksud kedatangannya. Setelah menunggu, tak lama muncul lah sang tuan rumah membukakan pintu.
"Aku datang untuk mengantar pesanan makanan, atas nama Park Jinyoung?"
"Ah ya benar"
Jisoo mengambil makanan yang dimaksud dan menyerahkan makanan itu pada sang pemilik.
"Maaf atas keterlambatannya"
"Tidak apa-apa, ini tidak terlalu lama" Pelanggan yang diketahui bernama Jinyoung itu segera memberikan konpensasi untuknya.
Jisoo senang mendengarnya.
"Sebentar, bukan kah kita pernah bertemu sebelumnya?" Jinyoung merasa tak asing dengan wajah Jisoo, "kau pernah mengatarkan bunga untuk ku?"
"Bunga? oh benar itu aku"
"Dan beralih jadi pengantar makanan?"
"Kerja sambilan lain?"
"Okay, kau pekerja keras nona" Jinyoung ikut senang.
"Terimakasih tuan Jinyoung?" Jisoo kembali memeriksa nama pelanggan yang saat ini ia datangi, "Jinyoung? belum lama aku mendengar nama ini" pikirnya.
"Kau mengenal ku?"
"Ya, kemarin kita bertemu"
"Benar kah? Aku tidak mengingatnya" Jinyoung mencoba mengingat hal apa saja yang dirinya lakukan kemarin.
"Di DPR corp, aku melihat mu keluar dari ruangan Christian"
Jinyoung terkejut, "kau mengenal direktur?"
"Dia teman ku, aku menemuinya kemarin"
Pernyataan yang begitu mengejutkan, Jinyoung kira ini yang dinamakan takdir.
"Masuk lah, kau harus memakan tacos ini bersama ku" ia dengan antusias menyeret lengan Jisoo untuk memasuki rumahnya.
Tersentak atas perlakuan Jinyoung yang tiba-tiba, Jisoo hampir terjungkal karenanya.
"Nona, kau yang menyelamatkan ku kemarin. Aku teramat sangat berterimakasih pada mu, kau adalah malaikat yang selama ini aku cari"
"Untuk apa berterima kasih pada ku?
Entah apa yang membuat pria ini berbinar, Jisoo begitu bingung dengan tingkahnya yang terlalu berlebihan.
"Kejadian yang sungguh menyebalkan. Aku yang kemarin dimarahi tuan Christ, kau pasti melihatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️
Fanfiction"Terlepas dari banyak persoalan kelam, kau memang harus aku tepatkan karena dirimu yang selalu ada menemani. Aku selalu berharap dan menunggu agar waktu yang seterusnya, sisa itu ada untuk kita menjalin hidup bersama" Christian. By, rrb.