Champagne 47

1.3K 187 8
                                    

Mentari begitu terik menerangi celah jendela yang tak terhalang gorden, menusuk kepejaman mata Christian yang masih terkulai pulas diatas sofa. Tubuh yang ditutupi selimut itu kini menggeliat kuat ketika bunyi percikan masakan dari atas wajan terdengar begitu keras. Mengusik mata layaknya seseorang yang baru bangun dari tidurnya, Christian mengedarkan pandangan ke sekeliling seakan beradaptasi mengingat keberadaannya yang terasa asing.

Sejak tadi malam dirinya memilih untuk bermalam di rumah milik Jisoo, Christian tak kuasa menahan kantuk yang melanda ketika sebelumnya ia bertamu menemui kekasihnya itu. Terlelap di sofa pun sudah terjadi sejak beberapa jam lalu saat ia merasakan kantuk dan berhasil terbangun di keesokan harinya. Terasa pegal karena tidak biasa tidur di sofa tapi kepuasan tidurnya tidak mampu dirasakan Christian selama beberapa hari kemarin karena sibuk dengan kantor.

"Sepertinya nyenyak sekali sampe sulit untuk pindah ke kamar" Jisoo yang tengah memasak di dapur kini berujar sesaat setelah melihat Christian yang terbangun.

Christian menyutujui, "sangat nyenyak" dan beranjak untuk lebih dulu merapikan bekas tempat tidurnya.

"Mandi lah"

"Tapi pakaianku tidak ada disini?"

"Pakai kembali baju itu sementara, setelah sarapan kau bisa segera pulang"

Menggeleng tidak mau menuruti sarannya, Christian masih dalam keadaan berantakan kini pergi menghampiri Jisoo yang berada didapur.

"Jangan mengajariku hal jorok, aku tidak suka memakai kembali pakaian kotor saat tubuh ku sudah bersih"

"Lalu kau mau memakai pakaianku? Jangan konyol, daripada tidak mandi itu lebih menjijikan"

Betapa menyebalkan paginya ketika harus berdebat disaat ia dengan senang hati memasak makanan untuk sarapan berdua pertama kali agar bisa memberikan kesan baik pada Christian, tapi apalah daya sepertinya sifat masing-masing sulit dihindari.

"Kenapa semakin kesini kau semakin menakutkan? Atau ini tanggal datang bulan mu?" Christian mengamati perubahan raut wajah Jisoo sembari mencicipi makanan yang sudah jadi diatas pantry.

"Itu karena kau yang menyebalkan. Kenapa juga aku harus mengajarimu hal jorok bukan karena untuk dirimu sendiri"

Christian tersenyum malu, wajahnya memerah tanda bahwa dirinya senang merasa tak menyangka Jisoo kini sedang memperhatikannya.

"Aku mau mandi keringat, kau mau membantu ku?"

Seketika Jisoo berbalik melayangkan tatapan kesalnya seolah ingin menghancurkan mulut dan pikiran Christian sesaat. "Sekali lagi kau mengatakan hal menjijikan jangan salahkan aku jika spatula yang ku pengang ini menampar wajah mu"

"Oh my god scary scary!". Pergi bergegas menuju kamar mandi sembari bergidik membayangkan seperti apa wajahnya jika ditampar dengan spatula panas.

Biarkanlah suasana pagi yang membuat darah mengalir tinggi segera berlalu, Jisoo tidak tau jika Christian memiliki sifat yang menjengkelkan seperti itu. Jisoo pikir jika ia tau sebelumnya pasti ia akan mempertimbangkan keputusannya untuk menerima lamaran Christian beberapa kali.

Tapi bersama Christian itu adalah satu-satunya sumber kebahagian untuknya. Jadi walalupun dengan sikapnya yang diluar ekspektasi biarkan menjadi pewarna dihidupnya.

Menuju langit siang hari yang terik, Jisoo segera mempersiapkan hidangan sarapan pagi yang berhasil ia masak diatas meja makan, menatanya dengan baik dan penuh kesabaran. Celemek yang tersampir ditubuh guna menghindari noda kotor makanan itu pun ia lepas, digantungnya kembali pada gantungan didekat kulkas yang tersedia. Membiarkan keadaan dapur rapih seperti sedia kala.

Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang