Champagne 16

2.3K 422 34
                                    

"Bibi"

Melihat seseorang yang kini tengah berjalan ke arahnya, Jisoo menyapa.

Wanita paruh baya itu mendelik bingung kala namanya dipanggil entah oleh siapa.


"Nona kau disini?" si bibi itu mendekat.

"Ah ya, aku baru saja tiba"

Bibi yang Jisoo kenal sebagai maid rumah Christian itu kini terlihat menenteng beberapa kantung di kedua tangannya.

"Apa itu berat? Aku akan membantu mu" Jisoo meraih kantung itu dari salah satu tangannya.

"Bibi merepotkan mu"

"Tak apa" senyumnya lembut.

"Nona datang untuk mengunjungi tuan?"

"Apakah dia baik-baik saja?"

Jisoo datang untuk melihat kondisi Christian setelah beberapa hari kemarin keduanya tidak bertemu, terlebih selepas hari duka waktu lalu, Jisoo benar-benar merasa khawatir padanya.


"Sejak hari itu tuan belum pernah terlihat keluar dari ruangannya. Bibi mengkhawatirkannya"

Jisoo tertegun, Christian sampai enggan untuk menampakan diri. Dia masih merasa kehilangan, terus apa yang akan ia lakukan kesini? Jisoo pikir dirinya hanya akan memperkeruh kondisi Christian.

"Nona, kau bisa membantu bibi untuk membujuk tuan" bibi dengan penuh harap.

Melihat tak ada raut wajah berarti yang di berikan Jisoo, bibi maid rumah pun merasakan ada sesuatu yang tengah terjadi.


"Nona sedang dalam keadaan yang tidak baik dengannya"

"Aku merasa bersalah akan hal itu"

"Sebuah hubungan tidak selalu berjalan dengan baik pasti selalu saja ada permasalahan sekecil apapun"

"Aku tidak tau sebelumnya, tapi aku malah membuatnya semakin runyam"

Wanita paruh baya itu tersenyum memahami.

"Nona adalah wanita yang tuan Christian jaga terlepas dari mendiang Nyonya. Sekecewa apapun tuan, dia akan tetap menjaga apa yang menjadi prioritasnya"

Jisoo terdiam.

"Bibi mohon nona ikut bibi masuk dan melihat kondisi tuan di dalam"

Christian tidak punya siapa-siapa, dia hidup sendiri dan kemarin satu-satunya orang yang ia punya telah pergi. Saat ini ia begitu terpukul.

Setelah mendengar bibi berkata itu, Jisoo semakin merasa bersalah padanya. Meski sebenarnya takut Christian tak mau menemuinya, Jisoo memberanikan diri.

Bibi merasa lega setelah Jisoo menyetujui sarannya dan ikut masuk ke dalam rumah milik Christian.



"Tuan hanya memiliki kenangan baik dengan nyonya, itulah mengapa tuan begitu kehilangan sekarang"

"Setelah mendengar ia berkata kemarin, aku pikir ada satu hal buruk yang terjadi dikehidupannya dulu"

Bibi mengangguk, menaruh beberapa kantung belanjaan diatas pantry dapur.


"Ruangan tuan diatas, saat nona tidur tuan bawa mu kesana"

Mengangguk menyahuti, "aku permisi sebentar"

"Aku harap tuan mendengarkan mu"

Jisoo berjalan melangkahkan kaki menaiki tangga yang menghubungkan lantai satu dengan ruangan Christian.



Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang