Sepulang dari acara itu Jisoo lelah karena terlalu banyak menangis, ia tertidur dalam pelukan Christian, tidak tau tempat singgah sang wanita jadi berakhirlah terlelap diatas hamparan kapuk yang dibaluti kain di rumah miliknya.
Sementara wanitanya tertidur, Christian berpindah tempat untuk mengurusi urusannya.
"Dimana Roseanne?"
Christian kini masih dalam mode serius, semua karena Jisoo. Orang-orang rumah sedari tadi hanya mampu menunduk kala Christian tetap melayangkan tatapan nyalangnya.
Satu orang sudah terkena ocehan kata dari mulutnya. Sang pengawal yang kala itu bertugas untuk mengawasi Jisoo, tidak berhasil membuat Christian puas dengan jawabannya. Acara itu terlalu dipenuhi oleh orang-orang, sulit hanya untuk melihat satu orang saja, tidak ada yang bisa melihat atau mengetahui Jisoo merasakan kepedihannya.
Roseanne tidak bisa dihubungi, Christian tau Roseanne sedang mengurusi beberapa hal untuk pekerjaan kantor karena ia sendiri yang menyuruhnya. Tapi rasa janggal terus mengusik, ia ingin tau penyebab kesedihan wanitanya, Roseanne adalah orang yang terakhir kali bersamanya.
"Maaf tuan, nona Jisoo sudah bangun"
Suasana tegang berhasil teralihkan saat seorang maid menghampiri dan berbicara.
Christian mengangguk seraya melangkahkan kaki meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya. Semua orang bernapas lega.
Pintu terbuka, mendapati sang wanita yang terduduk sembari memegangi kepalanya. Mengerjap merasa asing dengan keadaan sekeliling, Jisoo berangsur turun dari atas ranjang.
"Ini kamar ku, aku yang membawa mu kesini karena aku tidak tau dimana kau tinggal"
"Aku tertidur?"
"Kau kelelahan"
"Aku merepotkan mu" Jisoo menyesal.
"Tidak masalah" Christian menghampirinya, tangannya terulur memberikan usapan lembut pada salah satu pipi Jisoo "tidur lah kembali, anggap saja ini kamar mu"
Jisoo mengangkat kepalanya, melihat Christian dengan senyumannya.
"Lagi-lagi aku membebani mu"
"Tidak ada yang terbebani, kau kesulitan dan aku membantu mu. Aku bukan pria jika membiarkan mu begitu saja" balas Christian dengan sedikit candaan.
Jisoo kembali menarik kedua ujung bibirnya tersenyum.
"Aku tidak bisa menceritakannya kenapa kemarin aku seperti itu" Jisoo merasa tak enak hati.
Bukan maksud Christian yang ingin mengetahui segala hal tentang Jisoo, ia hanya takut ada yang menyakitinya.
"Kau butuh ketenangan, tinggal lah disini jika kau mau"
Jisoo menggeleng, "bukan kah aku akan menjadi benalu? jangan biarkan aku terlela dengan sikap baik mu"
Christian terkekeh,
Lihat lah jawabannya, baru kali ini ia mendengar jawaban seperti itu. Sangat jauh dengan mereka yang jelas ingin memiliki semua apa yang dimiliki Christian.
Dari setiap raut wajah yang ditunjukan, senyumannya yang menenangkan hati sudah mewakilkan seperti apa dia.
Terimakasih sudah mempertemukan keduanya.
"Jadi tidak mau tidur kembali? kau sudah merasa baik?"
Jisoo mengangguk sembari tersenyum, sedetik kemudian ia terkejut karena kelakuan Christian yang mengangkat tubuhnya untuk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️
Fanfic"Terlepas dari banyak persoalan kelam, kau memang harus aku tepatkan karena dirimu yang selalu ada menemani. Aku selalu berharap dan menunggu agar waktu yang seterusnya, sisa itu ada untuk kita menjalin hidup bersama" Christian. By, rrb.