Champagne 42

1.1K 184 10
                                    

Drrtt.. Drrtt..

Gentaran ponsel berbunyi tak jauh dari pendengaran Sam saat ini.

Berada di salah satu bangsal rumah sakit, Sam tengah duduk dan menunggu perkembangan sang tuan yang terbaring lemah tak sadarkan diri.  Mengusik rasa ketenangan, Sam mengalihkan pandangan pada ponsel bercahaya yang tergeletak di samping tempat tidur perawatan.

Nama yang tak asing dan sempat dilupakan disaat kekhawatiran tengah melanda karena kondisi Christian yang tiba tiba jatuh sakit.
Meski sikapnya sedikit terdengar kurang sopan dan gegabah karena telah membuka privasi atasannya, Sam memberanikan diri untuk mengambil dan menerima panggilan masuk di ponsel Christian.

"Halo"

"Halo nona, ini Sam"

"Sam? Christian ada bersama mu?"

"Tuan sedang dalam penanganan dokter, beberapa jam lalu tuan dibawa ke rumah sakit karena jatuh pingsan saat bekerja"

"Lalu bagaimana kondisinya sekarang? Kenapa baru memberitahuku?"

"Maafkan saya nona, situasi begitu genting sebelumnya— tuan sudah mendapatkan pengobatan dokter, tapi ia belum sadarkan diri sampai sekarang"

"Dimana lokasi rumah sakitnya? Aku akan kesana"

"Dream perfect medical center, biarkan saya pergi menjemput mu"

"Tidak, tetap temani dia. Aku sedang berada tidak jauh dari sana"

"Baiklah, hati hati"

Panggilan berakhir, Sam kembali menaruh ponsel Christian di meja dekat pembaringan.

Mengingat waktu, rutinitas memang sudah sepantasnya terus menerus mengekang dan dijadikan prioritas. Kesekian kali tubuh terkulai dengan balutan semacam selang yang menusuk  tubuh, seperti sebuah kebiasaan tapi kebiasaan buruk yang sebenarnya jauh tidak diinginkan.

Oksigen silih berganti berhembus memasuki kerongkongan sehingga tak mampu memberi ruang untuk bicara. Sangat mengkhawatirkan ketika udara buatan itu berhasil menancap parunya demi bertahan untuk bernapas.

Christian melalui kehidupan yang begitu miris, seorang diri dengan segala macam kegiatan yang memuakkan sampai waktu pun lupa akan hidup bebas untuknya.

"Apa yang terjadi?" Jisoo bersama blazer yang membaluti tubuhnya, ia tergesa khawatir menghampiri Christian.

Akses vvip yang tersemat dijarinya berhasil membuat Jisoo mampu menerobos pintu ruangan yang  mengurung kekasihnya saat ini.

"Tuan Jinyoung yang menemukan tuan tergeletak di kantor dengan hidung yang mengeluarkan banyak darah. Tapi dokter mengatakan tuan hanya stress dan kelelahan"

"Tapi apakah separah itu sampai harus memakai oksigen?" emosi yang membuat Jisoo sedikit menekan perkataannya.

"Aku kurang mengerti"

Jisoo membuat retinanya memandangi lekat wajah Christian yang masih terlihat pucat lemah. Tak ada ekspresi, Jisoo berharap ada kehendak baik yang berpihak padanya.
Ini pertama kali melihat Christian sakit sejak keduanya bersama dan membuat Jisoo cukup shock tak mampu berbuat banyak hal.

Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang