Np: Justin bieber - Nothing like us.
Setibanya di rumah sakit, Jisoo benar-benar tak kenal lelah. Ia berlari menyusuri lorong dengan tas kecil yang ikut terobang-ambing karena gerakannya.
Ini bukan waktunya untuk bekerja, keadaan begitu mendadak. Jisoo pergi ke rumah sakit dengan perasaan yang tidak karuan, banyak hal yang mengemban dihati nya kini. Jisoo sama sekali tidak berpikir ini akan terjadi begitu cepat, Jisoo tidak mengharapkan situasi ini sebelumnya.
"Kenapa bisa perawat?! Tolong dia aku mohon" ucap Jisoo dengan penuh harap. Hatinya sakit setelah mendapati orang yang ia sayangi terbaring tak berdaya.
Pasien yang sempat ia jaga sebelumnya dikabarkan sudah tiada. Jisoo sangat sangat kehilangan, belum lama ia berbincang dan bermain bersama, tapi kenapa moment itu harus diakhiri secepat ini. Jisoo sudah menganggapnya sebagai keluarga yang selalu jadi tempat curahan hati tapi Tuhan mengambilnya, setelah ini tidak ada lagi sosok yang mampu membuatnya tersenyum.
"Dokter sudah melakukan semua yang ia bisa. Aku juga syok setelah melihat keadaan nyonya" perawat Kang juga tak mampu menahan kesedihannya.
Jisoo tertegun, air mata tak lagi dapat dibendung, menetes dengan penuh penyesalan. Ia belum sempat mengucap kata perpisahan, Jisoo ingin melihat senyumannya untuk terakhir kali tapi terlambat.
Sosok wanita yang tenang kini sudah lebih tenang dibawah kain putih yang menutupi seluruh tubuhnya.
Berakhir segala penderitaan yang dia terima selama hidupnya.Jisoo ingin berterimakasih karena telah menginjinkan untuk ikut menjaganya meski sebentar.
"Kenapa nyonya meninggalkan aku begitu cepat? apa kau membenci ku karena aku jarang melihat mu belakangan ini?" Jisoo terisak kala memposisikan diri disamping mendiang.
"Setelah ini siapa yang sudi mendengarkan isi hati ku? hanya kau yang mau mendengarkan. Masih banyak yang harus aku katakan pada mu" Jisoo menundukan kepalanya menangis.
Perawat Kang yang tak kuasa mendengar curahan Jisoo, ia menghampiri memberikan kehangatan untuknya.
"Ada sosok pria yang belum sempat aku ceritakan pada mu, aku ingin kau mendengarkan ku. Bisakah kau melakukannya?"
"Stop Ji, aku mohon"
Kedua wanita itu saling terisak satu sama lain.
Kenyataan memang begitu pahit, hidup dengan derita, tidak bisa menikmati kesenangan dunia seperti orang-orang, hanya lamunan kosong yang dirasakannya selama hidup. Tak ada kenyataan manis yang dirasakan, Tuhan tak mengijinkannya. Ini tidak adil.
Jisoo ingin memberikan itu, tapi ia tidak sempat untuk melakukannya.
Suara ketukan pintu, membuat keduanya tersadar. Masih dalam tangis mereka menyingkir setelah pintu terbuka dan menampakan seorang pria dengan dua orang yang berada dibelakangnya. Perawat Kang tau dia adalah keluarga dari mendiang.
Christian Yu ada disini, dia terlihat kacau dengan kondisinya sekarang.
Sedangkan Jisoo, ia tak peduli siapa pun yang datang, ia masih tak kuasa menahan pedih. Ia berada dalam dekapan perawat Kang.
Menopang tubuh dengan meletakkan kedua tangannya disisi ranjang, Christian terduduk lemas setelah melihat sang ibu sudah tak berdaya dihadapannya. Semakin merasa menjadi sosok anak yang buruk setelah semua berakhir seperti ini.
Maid rumah yang ikut andil di kehidupan keluarga Christian, juga Sam yang sudah menjadi orang kepercayaan sejak keluarga itu masih utuh ikut merasakan kesedihan yang teramat setelah melihat nyonya besar tiada.
![](https://img.wattpad.com/cover/175676238-288-k551361.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Champagne | Jisoo • Christian Yu ✔️
Fanfic"Terlepas dari banyak persoalan kelam, kau memang harus aku tepatkan karena dirimu yang selalu ada menemani. Aku selalu berharap dan menunggu agar waktu yang seterusnya, sisa itu ada untuk kita menjalin hidup bersama" Christian. By, rrb.